Social Media

Waktu Hujan Sore-Sore di Kota Tasikmalaya

14 February 2020
Sore-sore waktu itu. Hujan kecil-kecil. Kami berjalan kaki sepanjang jalan HZ. Mustofa. Di kota Tasikmalaya.

Payung cuma bawa satu. Kecil pula. Untuk kami bertiga mana muat. Akhirnya payung disimpan saja di tas. Kena gerimis bersama-sama lebih menyenangkan.

Hari minggu sore, sebelum kami pulang ke Bandung, kusempatkan berjalan kaki karena...ya ingin saja. Sepanjang jalan ini sibuk betul. Toko-toko tutup. Trotoar bebas PKL. Lengangnya seperti kota Bandung di hari pertama bulan puasa. Benar-benar kota yang sibuk ini Tasik. Hehe. 




Kami bebas berjalan kaki di trotoar. Sayangnya di sini trotoarnya licin amat! Kami berjalan lamban khawatir tiseureuleu.

Baik, rencana pertama: beli oleh-oleh. Eh toko oleh-olehnya tutup.

Ya sudah. Intip-intip cengkih saja di pertokoan barang hasil bumi. Lah tokonya tutup juga. Ada empat toko hasil bumi, semuanya tutup.

Bagaimana bila nongkrong sambil menyesap segelas teh anget? Kami melihat ada warung yang kelihatannya nyaman ditongkrongi. Tapi dipunten-punten, gak ada orang yang muncul dari warungnya. Kosong gak ada orang. Ya sudah kami jalan terus.

Haha bagaimana ini? Gak ada satu rencana pun terwujud. 

Nah akhirnya ada kerumunan. Keramaian. Di mall. Gak heran :D

Di mall Asia kami makan sebanyak-banyaknya. Kehujanan bikin perut ekstra lapar. Obat kehujanan adalah makan, minum, dan istirahat. 

Kuminum antangin. Indra makan, dia akan sehat-sehat saja selama perutnya terisi makanan. Kubil kekenyangan, satu-satunya yang berganti pakaian karena basah hanya dia. 

Kami ibu bapanya kuatlah baju rada basah, seoama ada antangin dan perut sudah makan. Hehe.

Kulirik jam di pergelangan tangan. "Jam 5, cabut yuk?"

Menuju stasiun kereta api, kami memesan taksi online saja. Jalan kaki lagi gak mungkin, sebab kaki-kaki ini macam dirantai: berat dan pegal.

Seringkali kuingin punya banyak waktu bila sedang berkunjung ke kota lain. Supaya bisa jalan kaki lebih jauh. Melihat lebih banyak. Namun saya harus belajar puas hati bahwa yang kutengok dari dekat hanya secuilnya Tasikmalaya, gak apa-apa. 

Liburan ala orang asia yang hidupnya rusuh yang begini. Libur sehari dua hari tiga hari. Abis itu rusuh pulang. 

Gak apa-apa. Besok mungkin kembali lagi ke sini, ke Tasikmalaya. Bertemu kue Puli dan makan Kembang Gedang di Lapangan Dadaha. Terus beli oleh-oleh Tasikmalaya di Toko Rahma. Juga toko hasil bumi itu, saya penasaran toko macam apa itu.





Post Comment
Post a Comment