Sebelum
masuk ke inti tulisan tentang proses kreatif blogging, saya mau cerita dulu.
Bentar doang, lima detik baca cerita curhat ini. Hihi.
Belum
lama ini dalam sebuah whatsapp group, seorang teman meminta saya bertugas jadi
panitia reuni SMP. Merasa
gak punya kapasitas, saya menolak.
Tahu gak jawaban dia apa? "Cieee gak mau
bantuin, enakan ngerjain blog ya soalnya tinggal nulis."
Waduh
tersinggung saya dibuatnya. Hahaha. 'Cuma nulis aja' katanya. Walo bete tapi
thanks to him! Karena saya jadi kepikiran buat bikin postingan ini. Bete tapi
produktif lah hahaha.
Mari
saya bedah formula ‘cuma nulis di blog’ itu gimana.
Pilih Tema Blog dan Taro Ciri Khas dalam Tulisan-tulisannya
Traveling
adalah tema besar Bandung Diary. Walau daya jelajah blog ini banyaknya Bandung,
saya gak ragu menyebut blog saya temanya traveling.
Traveling
kan tema yang luas. Untuk mengerucutkannya, saya membuat kategori dari tema
traveling.
1. Kuliner
Bahas
traveling pasti nyerempet tema kuliner. Saya usahakan bahas kulinernya gak
banyak-banyak karena saya bukan food blogger. Di dunia nyata juga saya jarang
jajan. Kalaupun jajan, tempatnya itu-itu aja.
2. Cool Places
- Tempat wisata yang banyak dicari di google
- Sebuah tempat yang 'saya banget, masa bodo ada yang baca atau enggak'
Lah ini mah di dalam blog tema traveling kudu ada lah. Gak usah dibahas lagi ya hihi.
Tulisan tentang playlist pendek-pendek aja. Lha isinya cuma daftar lagu. Ini mah kategori suka-suka. Iseng tapi menambah rona warna blog. Seenggak-enggaknya sih buat saya ngilangin jenuh nulis aja.
Tema Blog adalah Koentji
Menentukan
tema besar sebuah blog membantu saya merumuskan mau nulis apa. Saya jadi lebih
fokus, lebih terjadwal nulisnya, dan tahu ingin mendatangkan pembaca yang kayak
gimana.
Sering gak kamu ngeblog terus bingung dan bertanya: ugh nulis apa ya di
blog.
Selama ini saya gak mengalami momen kayak gitu. Belagu amat ya. Enggak sih, ini
cuma the perks of living in big city kayak Bandung.
Banyak cerita yang bisa saya angkat jadi tulisan, banyak kegiatan di kota ini. Jadi saya emang diuntungkan dengan kotanya sih :D
Banyak cerita yang bisa saya angkat jadi tulisan, banyak kegiatan di kota ini. Jadi saya emang diuntungkan dengan kotanya sih :D
Contoh Membuat Konten Kreatif untuk Blog Bandung Diary
Teorinya
gampang, bagaimana prakteknya? Oh ya lebih susah lagi. Hahaha.
Gini deh, saya kasih dua contoh kasus. Saya jembrengin proses kreatifnya dari
cari ide sampai tulisannya jadi dan dibaca banyak orang ya.
Traveling
Kategori Kuliner
Tahun 2015 gaya menulis ala listcycle (dibuat tersusun, daftar) ngetren banget.
Bahkan sampai sekarang masih banyak yang nulisnya pake gaya ini. Saya termasuk
yang jarang nulis ala listcycle.
Ceritanya saya lagi mentok karena stok foto habis. Gak bisa jalan-jalan karena
kesibukan.
Jadi
saya scrolling daftar tulisan sendiri di blog. Hey tiba-tiba kepikiran
gimana kalau saya daur ulang tulisan kuliner jalanan di Bandung yang ada di
blog.
Saya buat satu tulisan yang menggabungkan beberapa review kuliner saya dalam satu daftar panduan. Dan jadilah tulisan berjudul Street Food Around Bandung.
Saya buat satu tulisan yang menggabungkan beberapa review kuliner saya dalam satu daftar panduan. Dan jadilah tulisan berjudul Street Food Around Bandung.
Saya bikin tulisan ulang, ceritain satu per satu kuliner jalanan di Bandung
secara umum dan dikasih keterangan umum. Tidak lupa foto juga mesti saya
sertakan sebagai pelengkap tulisan. Satu kuliner, satu foto.
Kalau
dibuat proses kreatifnya secara detail, kira-kira begini bentuknya:
1. Ide :
Pengen
bahas kuliner jalanan di Bandung, ada 10 macam kuliner.
2. Eksekusi ide:
- Scrolling tulisan sendiri di blog
- Lihat stok tulisan sendiri di blog
- Cek tulisan di kategori Kuliner
- Bikin tulisan baru
- Sertakan foto sebagai pelengkap
3. Upload ke blog
Traveling Kategori Resensi Hotel
Meski
didominasi tulisan tentang Bandung, 20% blog Bandung Diary juga membahas
traveling di kota lain. Salah satu yang akan saya bahas proses kreatifnya
adalah tulisan tentang penginapan di Yogyakarta.
1. Ide :
Meliput
hotel hits di Yogyakarta. Sebelum berangkat ke Yogyakarta, saya cari tahu di
mesin pencari. Hotel apa sih yang lagi seru-serunya di sana.
Browsing sebentar langsung ketahuan. Saya cek di situs booking online, harganya
sesuai anggaran, langsung book.
Pergi ke Yogyakarta menghadiri acara wisudanya si adek. Tapi kan bisa disambi
meliput hotel juga, mana sekalian pula saya nginep di hotelnya kan.
2. Eksekusi ide:
- Book hotelnya
- Bawa kamera
- Tanya hotelnya boleh motret enggak
- Merasakan pengalaman nginep di hotelnya
- Foto tiap sudutnya
- Mencatat, jangan diinget karena diinget-inget mah suka kelupaan
3. Upload ke Blog:
Sejak
awal 2016, saya bikin format tulisan untuk resensi hotel. Semacam panduan gitu
lah buat saya sendiri. Panduan ini yang jadi pedoman foto-foto tempatnya dan
buat ngumpulin data biar gak menclok-menclok terus lupa ditulis.
Begini format tulisan kategori penginapan yang saya buat sendiri:
- Kalimat pengantar
- Room
- Location
- Food
- Service
- Note/Tips
Foto untuk Konten Blog Bandung Diary
Urusan
pajang memajang foto saya pikirin juga sih. Gak cuma upload doang.
Abis moto banyak-banyak, di rumah saya sortir lagi fotonya. Edit bila perlu.
Format kelengkapan foto untuk blog Bandung Diary begini:
Abis moto banyak-banyak, di rumah saya sortir lagi fotonya. Edit bila perlu.
Format kelengkapan foto untuk blog Bandung Diary begini:
- Perbanyak foto format landscape karena tidak memakan banyak ruang panjang gawai kita
- Size seragam, yaitu 500px
- Resolusi foto di bawah 200kb (di bawah 100kb lebih bagus sih, tapi menurut saya warna fotonya jadi gak tajam)
- Pasang fotonya satu atau dua buah saja di awal atau tengah tulisan. Saya mencantumkan banyak foto di bagian akhir tulisan
- Foto harus bagus, ya paling enggak komposisi rapi, ada ceritanya, cerah, dan terang
Saya
sengaja suka naro foto banyak, lebih dari tujuh foto di satu tulisan.
Alasannya?
Pertama
: gak sedikit kan orang yang malas baca, pengennya lihat fotonya aja.
Kedua
: signature style. Cuma buat identitas aja, branding gitu heuheuheu.
Sering sih saya ngerasa lebay kalo motret. Kayaknya kok tiap moto banyaaak
banget frame yang diambil.
Ah mari berpegang teguh pada prinsip: if it looks good, shoot it. If it looks better, shoot it again.
Ah mari berpegang teguh pada prinsip: if it looks good, shoot it. If it looks better, shoot it again.
Terus Blognya Pake Platform Blogging Gratis atau Berbayar, Pake Hosting atau Enggak?
Nah
ini. Bandung Diary resmi berganti domain sejak tahun 2016. Waktu itu sih
mikirnya kayaknya udah saatnya deh gak pake nama dengan embel-embel platform
gratisan lagi (e.g bandungdiary.blogspot.id).
Namun saya belum pake hosting sih. Saya masih pake platform gratisan. Ganti domain aja.
Namun saya belum pake hosting sih. Saya masih pake platform gratisan. Ganti domain aja.
Ohiya
kamu tahu gak apa itu hosting dan apa itu domain?
Domain
adalah nama dari web/blog. Kayak Bandung Diary nih nama domainnya
bandungdiary.id.
Sementara
hosting artinya layanan untuk naro data yang bisa diakses dengan internet.
Pendek
kata, hosting ini rumahnya domain. Sama kayak rumah dalam dunia nyata, hosting
ini ada ukurannya juga. Karena ukurannya beda-beda, paket pembelian hosting
juga harganya beda. Tinggal pilih aja yang sesuai anggaran yang mana.
Ada sih temen yang bilang, mendingan beli hosting lah. Foto banyak, tulisan udah bejibun juga. Kalo platform Blogspot tiba-tiba dishutdown kayak Multiply gimana...
Berbekal kekhawatiran itu, saya cari-cari lah kalo mau beli hosting baiknya yang kayak gimana.
Kalo cari hosting, kira-kira begini yang saya cari:
Berbekal kekhawatiran itu, saya cari-cari lah kalo mau beli hosting baiknya yang kayak gimana.
Kalo cari hosting, kira-kira begini yang saya cari:
24-hours Services alias Full Support
Kita
semua tahu betapa menyenangkannya kalau kita pake jasa layanan dan pada waktu kita menemukan kesulitan, kita hubungi mereka, dan merekanya siaga menjawab. Jam berapa
pun.
Full
Suport di sini juga maksudnya si web hosting ini punya performa server dan
konektivitas maksimal. Perhatiin nilai uptime web hostingnya, disarankan yang
nilainya 95,5% atau lebih.
Perhatiin Term Pembayaran dan Berapa Besar Biayanya di Tahun Kedua
Udah
cek nih performa web hosting gimana, sekarang perhatiin paket hostingnya. Berapa harganya, termasuk apa aja sih harganya. Gak lupa juga perhatikan pembayaran di tahun kedua, jangan kecele dengan pembayaran hosting
di tahun pertama aja.
Paket Hosting Indonesia di Niagahoster.co.id |
Cari layanan web hosting yang gak ribet
Nah
ini. Carilah web hosting yang toolsnya ramah alias gak nyusahin :D
Saya
bantuin aja cari web hostingnya gimana, biar langsung to the point. Langsung diklik aja itu linknya ya, yang teks berwarna merah :D
Cek
Niagahoster deh. Akses websitenya cepat dan servernya ada lebih dari 500 di
seluruh dunia. Layanan hosting murah unlimited dan toolsnya juga gak
nyusahin. Sekarang udah ada 132ribu user, seenggak-enggaknya itu bisa jadi patokan kalo pelayanannya menarik, penawarannya oke.
Saya
udah sebutin juga belum kalau Niagahoster ini server uptimenya mencapai angka
99,98%. Wegh mantap jiwa! Artinya apa: servernya nyala terus, tiap transaksi
bisa jalan terus. Jam berapa pun. Ini nyambungnya ke full support yang saya
bahas tadi.
Tapi
bagian ini yang bisa jadi kalian suka: ada garansi 30 hari uang kembali :D
Bukan
hanya menyediakan paket hosting, Niagahoster juga punya domain yang harganya
terjangkau: internasional dan lokal. Terus server VPS murah, ada garansi
keamanan SSL/HTTPS, ada email hosting. Wegh ada semua sampai Google Adwords
juga!
Coba
dibaca dulu profilnya di web Niagahoster. Abis itu cek paket hosting dan
domainnya. Abis itu cek reviewnya. Dan terakhir cek promonya apa aja :D
Yak udah begitu aja.
Mudah-mudahan tulisan tentang proses kreatif blogging yang saya buat ini bermanfaat ya.
Buat teman-teman yang baru mulai blogging, boleh pake cara saya. Saya juga pengen tahu proses kreatif dalam membuat konten blog ala teman-teman bagaimana, siapa tahu bisa saya tiru hehehe.
Buat teman-teman yang baru mulai blogging, boleh pake cara saya. Saya juga pengen tahu proses kreatif dalam membuat konten blog ala teman-teman bagaimana, siapa tahu bisa saya tiru hehehe.