Social Media

Image Slider

24 Maret 2018, Earth Hour di Bandung Bertema #Connect2Earth

22 March 2018
24 Maret sebentar lagi. Yup besok! Artinya Earth Hour sudah di depan mata. 

Sejak tahun 2009, negara kita ikut meramaikan peringatan Earth Hour. Di tahun 2007, Earth Hour untuk pertama kalinya hanya berlangsung di Sydney, Australia. Karena semangat sadar-lingkungan yang patut ditularkan, berbagai negara ikut berkontribusi mengikuti ritual Earth Hour ini. 

Akan ada 180 negara di dunia yang meramaikan Earth Hour 2018. Indonesia juga dong. Bukan hanya Indonesia pada umumnya, secara khusus kota-kota secara mandiri juga ikutan Earth Hour. Tercatat 60 kota akan melaksanakan Earth Hour. Termasuk Bandung. 

Bukan hanya di tingkat kota, tingkat provinsi juga gak mau kalah. Makin banyak yang terlibat dalam penyelenggaraan Earth Hour justru makin bagus. Negara dan kota (pemerintah), sektor swasta, masyarakat, dan organisasi. 

Berhubung Bandung Diary mengikuti konferensi pers dari penyelenggaraan Earth Hour ini di The 18th Restaurant & Lounge Trans Luxury Hotel Bandung (20/3/2018), saya kasih tahu nih rincian acara peringatan Earth Hour 2018. 



Sejak tahun 2011, penyelenggaraan Earth Hour di Bandung diorganisir oleh Earth Hour Bandung (@EHbdg) dan Jaringan Komunikasi Bandung Bijak Energi (JKBBE). Merangkul banyak pihak, Earth Hour juga didukung penuh oleh Kawasan Trans Studio Bandung, Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat dan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Bandung.

Acara seremoni Earth Hour berlangsung di dua tempat di Bandung. Untuk tingkat provinsi Jawa Barat diselenggarakan di halaman Gedung Sate. Sementara di tingkat kota acara digelar di halaman plaza Trans Studio Mall. 

Earth Hour 2018 mengusung tema #Connect2Earth. Puncak acara, yaitu pemadaman listrik sama dengan tahun-tahun sebelumnya, yakni jam 20.30-21.30. Sementara untuk meramaikan peringatan Earth Hour, acara akan berlangsung dari pukul 10.00 - 22.00. 

Kawasan Trans Studio ambil bagian dan mendukung penuh penyelenggaraan Earth Hour karena selama empat tahun ini mereka sudah mengaplikasi konsep ramah-lingkungan pada sistem penerangan, elektronik, dan air di kawasan tersebut. Green Living, demikian Kawasan Trans Studio menamakannya. 

Green Living adalah teknologi yang diterapkan untuk menghemat energi di Kawasan Trans Studio (Trans Luxury Hotel, Trans Studio Bandung, Trans Studio Mall, dan Ibis Trans Studio). Teknologi tersebut Building Technology System dan Smart Chiller System, pengatur otomatis suhu ruangan yang disesuaikan dengan suhu di luar ruangan. Penggunaan lampu LED di 70% area hotel. Pemanfaatan sumur resapan. Program daur ulang limbah cair. Program daur ulang air hujan. Air hasil daur ulang digunakan untuk laundry. Tenang saja, kualitas air sudah teruji baik oleh Dinas Kesehatan Kota Bandung. 

Fakta mengejutkan lainnya: empat tahun menerapkan Green Living, mereka menghemat sekitar empat milyar rupiah! Epik! 

Leo Palayukan selaku Director of Engineering The Trans Luxury Hotel berjanji akan terus mengembangkan program green living lain di Kawasan Trans Studio. 

Bukan hanya The Trans Luxury Hotel, Ibis Bandung Trans Studio turun tangan memeriahkan kampanye Green Living dengan pemutaran video. Video tersebut memperlihatkan kondisi bumi selama satu jam. Tujuan pemutaran video tersebut adalah meningkatkan perhatian tamu tentang pentingnya kesadaran lingkungan. 

Kembali ke Earth Hour di Bandung. Pada penyelenggaraannya nanti, akan digelar kegiatan seru seperti pameran komunitas, pameran fotografi, lomba cerdas cermat tingkat SMP/sederajat, pameran kuliner dari foodtruck, hingga uji emisi gratis dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung. Menambah seru suasana, pada pemadaman listrik selama satu jam nanti akan dibagikan 100 kue tart cuma-cuma dari Hokkaido Baked Cheese. 

Sementara itu seremoni Earth Hour di tingkat provinsi akan dimeriahkan dengan lomba Eksperimen Sederhana tingkat SMA/SMK/sederajat se-Jawa Barat, pameran efisiensi energi dari berbagai instansi, pameran foto, stand kuliner berupa foodtruck, dan macam-macam hiburan lainnya. 

Belum tahu mau jalan-jalan ke mana tanggal 24 Maret besok? Nah ajak teman-teman atau sanak saudara ke Plaza Trans Studio atau Halaman Gedung Sate. Ramai-ramai kita dukung aksi Earth Hour dan ikut memadamkan listrik selama satu jam. Satu jam saja, kawan-kawan. Sungguh gak sepadan dengan kerusakan yang manusia lakukan untuk bumi ini, jadi satu jam saja untuk #Connect2Earth dan ''mengademkan bumi' gak terlalu masalah, bukan? 

Follow @EHbdg untuk cek kegiatan rutin dan seremoni Earth Hour. Cari tahu apa yang bisa kawan-kawan lakukan di sana untuk ikut menghemat energi dan #Connect2Earth. 





Selamat Datang Kembali, Padi

07 March 2018
Hari yang saya tunggu-tunggu di bulan Februari cuma satu: Sabtu tanggal 24. 

Di malam minggu itu saya bisa ngomong: selamat datang kembali, Padi! 

Fadly, Piyu, Ari, Rindra, dan Yoyo konser di Bandung. Penampilan mereka kemarin itu yang ke dua di kota kembang sejak Padi comeback ke industri musik lagi. 

Suara Fadly masih melengking gak kedengeran fals. Wew gila. Saya sih lebih senengnya lagi karena bisa langsung menyaksikan Yoyo uhuuhuhu. Duh kenapa ya drummer teh (yang jago ngedrumnya tentu aja) bikin saya jatuh cinta wae :D Yoyo drummer idolakuuuuu! 

Lagu-lagunya Padi masih terasa dalem aja yah. Justru makin-makin sih seiring bertambahnya umur saya aheuheuheu. 

Kenapa bisa gitu ya...

Semua lagu hitsnya keluar. 
Sobat
Rapuh
Semua Tak Sama
Menanti Jawaban
Harmoni
Kasih Tak Sampai
Begitu Indah
Hitam
Sesuatu yang Indah
Seperti Kekasihku
Mahadewi
Ternyata Cinta
Sudahlah
Tempat Terakhir
Sang Penghibur
Bayangkanlah

Apa lagi yah... Kayaknya itu aja deh lagu-lagu yang bikin penonton bergelinjang dimabuk kenangan hahahaha. 

Termasuk saya lah tentu aja. 

Paling heboh sih waktu Kasih Tak Sampai, Rapuh, dan Seperti Kekasihku dinyanyikan. Kayaknya penonton pada keingat mantan berjamaah gitu heuheuheu :D 

Baper, kalo kata orang-orang mah. 

Sepanjang denger Padi, saya gak ingat siapa-siapa hahaha. Secara zaman SMA dulu saya gak pernah pacaran heuheu. Naksir sih ke satu orang, selama tiga tahun dari kelas 1 sampe lulus. Gak kesampaian ahahahah. Tapi ya gak ada ikatan batin dalam hal percintaan sama Padi mah. 

Kalo dengar Padi, kenangan yang nempel di kepala adalah nostalgia selama sekolah aja.  
Berada di umur hari ini dan sudah mengalami perjalanan hidup yang 'ajaib', denger Padi tuh jadi berasa masuk mesin waktu. 

Teringat-ingat:
perjalanan sekolah 32km Karangampel-Cirebon naik bis sekolah punya Pertamina.

Toko penyewaan buku di Jalan Tuparev yang suka saya datengin abis pulang sekolah.

Nongkrong di Grage Mall. Makan es campur mang ade depan rumah. 

Buku-buku sekolah bersampul cokelat. 

Tas ransel warna kuning dan sepatu hitam dengan tulisan kecil 'milenium' (norak :D). 

Majalah Gadis yang saya beli sebulan sekali dan para pemenang gadis sampul yang saya idolakan.

Majalah Annida yang saya sukai cerpen-cerpennya. 

Kaos kaki hadiah ulang tahun dari Fery, teman sebangku. 

Kelas yang jendelanya besar-besar. Lorong sekolah yang tegelnya warna abu-abu ukuran 20x20cm. 

Pfiiuuhh. Mengenang masa lalu tuh campur rasa banget. Ya sedih, ya seneng, ya lucu :)

Saya gak catat Padi memainkan berapa lagu di konser malam itu. Dibuka dengan Sang Penghibur dan ditutup dengan lagu yang saya gak tahu judulnya ahahahaha. Lagu baru mereka kali ya. Kalo baca-baca di resensi konser Padi, mestinya lagu penutup adalah Bayangkanlah. 

Tapi di Trans Studio waktu itu, penontonnya kompak minta lagu lagi. Jadilah Fadly ngasi bonus satu lagu. Eheeee. 

Kalo ada yang terasa kurang dari penampilan mereka, maka itu adalah tempatnya. Trans Studio bukan tempat bagus buat konser musik. 

Lain kali Padi ke Bandung lagi, boleh lirik dong Sabuga atau teater tertutupnya Dago Tea House. Ruang akustik di Bandung buat konser yang paling epik, menurut saya, di dua tempat tersebut. 

Ditambah posisi kursi penontonnya juga kayak tribun. Di Trans Studio mah rata. Penonton yang postur tubuh pendek ya mati aja udah heuheuheu :D 

Kemaren saya ambil kelas festival. 250K harga tiketnya. Open gate jam 17.00 dan saya baru tiba jam tujuh malamnya. 

Di jadwal sih jam 7 itu udah mulai konsernya. Molor 45 menit. 

Dan saya ga nonton sendiri. Ada Tisa, Brata, dan sepupunya Brata. Mereka teman SMA saya di Cirebon dulu. Hahaha bodor juga gak janjian reuni, tau-tau dalam hitungan 1x24 jam nonton Padi barengan. 

Sampe detik ini saya masih nyanyi lagu-lagunya Padi. Indra udah eneg aja :D 

Sepenuhnya akuuuuuuu
Ingin memelukmuuuuuu
Mendekap penuh harapan
Tuk mencintaimuuuuu