Social Media

Image Slider

Berkunjung Ke Museum Rumah Peranakan di Jalan Gambiran Parakan

24 March 2023

Ada seorang arsitek, seniman, kolektor, sekaligus pebisnis tembakau yang kebon tembakaunya berada di Parakan. Chris Darmawan namanya. Ia membeli rumah tua di Parakan dan mengkonservasinya. Tahun 2022 rumah tersebut menjadi rumah percontohan museum peranakan dan menjuarai Ikatan Arsitek Indonesia Heritage Awards. 

 

 

museum rumah peranakan parakan


Ini rumah dengan kondisi paling segar dari empat rumah yang saya kunjungi di Parakan. Bersih dan sangat terawat. Rumah ini sebetulnya adalah rumah lama yang sudah melalui proses konservasi. Oleh Pak Chris rumah ini dijadikan museum dan galeri rumah peranakan. Beliau sendiri kini bermukim di Semarang, tapi semasa kecilnya hingga bangku SMP ia tinggal di Parakan.


Peranakan tionghoa adalah budaya percampuran yang terjadi karena pernikahan antara orang tionghoa dengan orang indonesia.


Di kota Parakan ini percampuran budaya terjadi  dengan etnis Jawa. Dalam proses akuturasi budaya tersebut, pengaruh budaya kolonialnya ikut bercampur mengingat saat itu pemerintah kolonial yang berkuasa.
 

Museum inilah yang memperlihatkan campuran budaya tersebut. Terdiri dari dua bangunan, ada gaya tionghoa dan eropa di sini. Di antara kedua bangunan tersebut ada taman kecil tanpa atap.


Bangunan di depan bergaya peranakan tionghoa. Lengkap dengan altar sembahyang dan berbagai perabotan khasnya. Bangunan kedua bergaya kolonial, lebih kelihatan western karena ada dekorasi melengkung yang katanya Mas Bayu, pamandu saya, itu khas eropa.

Museum ini berpagar pendek, ada dua daun pintunya. Meski ada teras sempit, dari pagar kita langsung ketemu pintu rumah dan dua pintu jendela di sisi kanan kiri. 


Rumah-rumah tua yang saya saksikan di Parakan penampakan luarnya sederhana dan tidak terlalu mencolok kecuali ukuran tembok bangunan yang tinggi. Namun tunggu sampai kamu lewati pintu masuknya. Barulah terlihat kemegahannya yang memukau. 

 

Di museum ini sebelum masuk lewati pintu, Mas Bayu si pemandu meminta kami mendongakkan kepala. Di atas kami ada Thawkong, penyangga kuda-kuda yang menonjol ke luar. Wah indah sekali peyangganya, craftmanship tukang-tukang zaman dulu memanglah rumit dan penuh detail. Ukirannya mengagumkan dan njelimet.

 

museum rumah peranakan parakan 

museum rumah peranakan parakan


Dalam buku Living Heritage Parakan disebut “kuda-kuda itu bukan sekadar bagian dari struktur bangunan, melainkan dibuat untuk menyenangkan mata yang memandangnya. Indah tanpa mengurangi kegaharannya sebagai penyangga kuda-kuda”. Dekorasi zaman dulu memperhatikan sekali kerinciannya sampai-sampai hal yang luput dari mata biasa saja tetap dibuatnya penuh dedikasi dan cantik sekali. 

Masuk ke dalam bangunan kita akan bertemu altar sembahyang. "Rumah peranakan pasti ada altarnya," kata Mas Bayu. Semua rumah peranakan yang saya kunjungi altarnya berada tepat di hadapan pintu masuk rumah. Ada juga yang agak menyamping sedikit seperti di Omah Tjandie tempat saya melihat pembuatan Bolu Cukil Cap Tomat.

Di sisi kiri dan kanan ada ruangan tanpa pintu, ada kursi-kursi jati khas tionghoa di sana. Alas duduknya batu marmer. Enak betul saat kududuki terasa sejuk dan adem ke bokong. 


Dekorasi guci tersimpan di berbagai pojok ruangan. Saya khawatir salah gerak sehingga menyenggol gucinya. Guci-guci kuno berusia ratusan tahun soalnya. Bila membawa anak kecil sebagai peserta tur baiknya diaping betul-betul di sini.

Pak Chris menjaga ruh rumahnya seperti dahulu kala. Lantai dalam museum berupa tegel berwarna hitam pola kembang. Meski pola tegelnya terlihat antik, tapi cetakannya baru. 

 

Bukan hanya arsitekturnya yang diperhatikan tapi juga sampai ke perabotannya: foto, lukisan, meja marmer dan kayu, kursi berukir yang kayu swancinya didatangkan dari Tiongkok, guci-guci kuno, lampion,  ranjang, sampai tempat menggantung sandal dan kain, juga wadah untuk mencuci wajah lengkap dengan cerminnya.


Saat membeli rumah tua ini, Pak Chris memang bertujuan mengembalikan rumah ke kondisi kejayaannya. Konservasinya dilakukan dengan riset agar rumah tersebut lahir kembali dan semirip mungkin dengan kondisinya dahulu saat dihuni pemilik pertama rumah, keluarga Siek Kiem Tan. 


Kepemilikan rumah ini berpindah-pindah tangan. Mulanya milik Siek Kiem Tan, juragan gambir yang bisnisnya moncer sampai-sampai gambirnya diekspor. Siek Kiem Tan wafat tahun 1935.


Mas Bayu pemandu dari PIPPA cerita bahwa gambir digunakan sebagai pewarna pakaian. Selain tembakau, Parakan ini surganya gambir. 

Saking kesohornya keluarga Siek dan bisnis gambir, juga rumah-rumah tinggal lainnya yang berbisnis sama, lokasi rumah mereka bernama Gambiran. Kini nama jalannya menjadi Tejo Sunaryo. Namun warga Parakan masih menyebutnya jalan gambiran.

 

museum rumah peranakan parakan

museum rumah peranakan parakan

 museum rumah peranakan parakan

 

Selain mongkonservasi bangunan tua, Pak Chris juga berinisiatif membuat buku mengenai rumah-rumah tua di Parakan. Judulnya Living Heritage Parakan. Penulisnya Lily Wibisono dan fotografernya Feri Latief. 

 

Saya membaca bukunya di perpustakaan Telkom University di Bojongsoang. Setelah membacanya, terasa betul penyusunan buku ini sangat istimewa. 

 

Bukan saja ia mengarsip proses konservasi rumahnya sendiri, tapi juga meriset rumah-rumah kuno yang berada di Parakan. Ada wawancara dengan pemilik rumah. Riset dan pengumpulan datanya pasti gak mudah. Saya merasa beruntung sudah membaca bukunya dan akhirnya bisa juga berkunjung ke Parakan.


Kuharap kota-kota lainnya di Indonesia juga mendapatkan anugerah seseorang dengan privilege seperti Pak Chris. Harusnya ini tugas pemerintah sih tapi ya sudahlah bisa ngarep apa dari pemerintah


Di youtube ada arsip diskusi #ObrolanHeritage 54 bertema Parakan: Living Heritage, diskusi ini berlangsung saat pandemi tahun 2020. Saya mengakses videonya karena penasaran saja apakah yang diobrolkan ada rumah yang saya datangi. Ternyata iya. 

 

Dalam diskusi tersebut Chris Darmawan cerita bahwa rumah yang jadi museum peranakan itu tidak menggunakan semen dalam pembangunannya. Sebab itulah di proses konservasi dia juga melakukan hal yang sama.


Jadi Pak Chris menggunakan campuran bata merah yang ditumbuk, batu kapur, dan pasir. Komposisinya 2:1:1.  Ia juga mengatakan rumah tersebut tidak menggunakan bata merah tapi bata mentah yang terbuat dari campuran tanah dan air. "Tebal batanya 50 cm," katanya lagi. Bahan bakunya memang tidak ada lagi sehingga Pak Chris menyiasatinya dengan teknik yang kira-kira mirip. Mungkin begitu. 


Ini wujud rumah lama yang baru. Saya melihat foto-foto lama rumah ini sebelum ‘dibersihkan dan diperbaiki’ dan berada di dalamnya hari itu rasanya seperti melihat sesuatu bangkit dari kuburnya, dalam makna yang baik.


Mengunjungi museum peranakan ini sepertinya harus by appointment dulu. Kontak PIPPA untuk mendapatkan izin dan panduannya.

 

Saya beruntung bisa menyaksikan rumah peranakan yang kini jadi museum tersebut. Makasih, Alon Mlampah yang ajak saya berkunjung ke Parakan.

museum rumah peranakan parakan

Omah Tangsi, Penginapan di Parakan

22 March 2023

Rumah-rumah tua di Parakan ada namanya. Omah Tangsi rumah pertama yang saya lihat di Parakan. Lokasinya di Jl. Brigjen Katamso no. 11. Warga Parakan menyebutnya Jalan Ngadirejo. Rumah antik ini pernah jadi asrama polisi. Dari sanalah kata Tangsi berasal.  


omah tangsi parakan


Tercium hawa pegunungan saat turun dari mobil yang saya tumpangi pada minggu 12/03/2023. Kami tiba di Omah Tangsi. 


Gunung merapi baru mengeluarkan abu vulkaniknya hari kemarin. Abunya masih berjatuhan ke Parakan. Seperti salju tapi membahayakan paru-paru. Karenanya cuaca di sini panas menyengat dan saya harus bermasker. Temperatur pukul 12 siang 28 derajat celcius. 

Halaman depan Omah Tangsi berupa taman. Cukup luas ukuran tamannya. Terdapat ornamen tionghoa patung-patung kilin di taman dan mulut teras.

Dalam buku Parakan The Living Heritage karya Chris Darmawan, rumah ini disebutkan berlanggam American Queen Anne Style. Ciri-cirinya pola bangunan tidak simetris, sisi kiri dan kanan bangunan tidak sama. 


Dalam buku tertulis “selalu terdapat sepasang atau satu menara dekat pintu masuk, di depan pintu masuk terdapat teras kecil, seringkali beratap terpisah. Atap bersudut, tidak pernah rata. Bahan bangunan dan warna bata dominan. Langgam ini tidak sedikit ditiru di kota-kota di Jawa pada perempat pertama abad ke-20.”

Betul-betul rumah yang cantik. 

 

omah tangsi parakan

omah tangsi parakan

 omah tangsi parakan

 

Bangunan ini sekarang berfungsi sebagai penginapan. Di kamar-kamarnya kulihat ada ranjang tiga berjejer dengan selimut warna biru. Ada AC di kamarnya. Dengan jendela besar-besar di situ kupikir si AC baru terpakai saat malam hari saja.

Tidak saya ketahui rumah dibangun tahun berapa. Pemilik rumah pertama adalah Pek Tong An. Mula-mulanya ia datang ke Parakan berbekal ilmu surat-menyurat dan kaligrafi. Lantas di kota pegunungan ini ia membangun bisnis tembakau. Bisnis tersebut diteruskan anaknya, Bah Kimpul  (Han Tjiauw) dan Bah Kukuh (Han Tjiang).

Dalam buku Parakan The Living Heritage diceritakan selama bermukim di Parakan Pek Tong An membuka praktek pengobatan gratis , berderma, dan membuka dapur umum bagi orang miskin. 

Keluarga Pek pindah ke Jakarta sejak terjadinya Agresi Militer Belanda. Rumah kosong dan digunakan oleh TNI. Kemudian tahun 1960an lembaga kepolisian yang menggunakan rumah tersebut. 


omah tangsi parakan

 omah tangsi parakan

 

Pendek cerita rumah kembali berpindah tangan kepada pihak keluarga. Di tahun 2018 dia sempat menjadi kafe. Pandemi datang, kafe tutup.

Oktober 2022 Omah Tangsi berubah fungsi jadi penginapan. Saya tidak tahu ongkos menginapnya berapa dan bagaimana. Namun kamu bisa mengontak PIPPA (Pusat Informasi Wisata Parakan) di instagram, @pippa.id namanya. Klik di sini untuk mengakses linknya.

Saya sendiri penasaran, ada berapa banyak penginapan di Parakan dan untuk apa orang-orang datang menginap di kota ini? Apa keperluannya mereka di kota kecil seperti Parakan, apakah keperluan perkebunan tembakau? 

Tulisan tentang Parakan lainnya di blog Bandungdiary bisa dibaca di sini.


omah tangsi parakan
saya di salah satu jendela Omah Tangsi, difoto oleh Teh Gadis. Nuhun, Teh!

Berkunjung ke Dapur Bolu Cukil Cap Tomat di Parakan

18 March 2023

Bolu cukil kering bentuknya imut seperti tomat cheryy. Terbuatnya dari gula, telur, dan terigu. Tambahan rasanya vanila atau gula aren. Bolu Cukil Cap Tomat asalnya dari kota Parakan, Jawa Tengah, 373 km dari Bandung dan saya beruntung sekali bisa melongok dapurnya si bolu cukil the OG.


 

bolu cukil cap tomat parakan

Iya saya berkunjung ke Parakan mengikuti turnya Alon Mlampah. Di kota tersebut saya diboyong ke sebuah rumah antik di Jalan Demangan 16. Rumah di sini ada nama-namanya. Yang kudatangi namanya Omah Tjandie atau Omah Gotong Royong.

Masuk ke rumahnya saya akan melewati sebuah pintu gerbang beratap genting. Lalu dari pintu tersebut menuju rumah ada halaman luas berumput hijau dan ada beberapa pohon. Sebuah jalan setapak cantik mengarah ke teras rumah. Masyallah cantik sekali rumahnya.

Usia rumahnya 173 tahun. Cat rumah dominan putih. Ada dua pilar besar bulat ala Yunani di terasnya yang super luas itu. Beberapa lukisan terpajang di sana, di terasnya. Bila duduk di kursi-kursi teras kita akan menghadap Gunung Sumbing. 

 

bolu cukil cap tomat parakan


Sayangnya di seberang Omah Tjandie ada rumah tingkat dua yang menghalangi pandangan. Kubayangkan betapa nikmatnya nongkrong di teras Omah Tjandie, entah pagi atau sore, memandangi Gunung Sumbing. Gunungnya dekat sekali!

Dapur bolu cukil berada di bagian belakang rumah. Sebelum menuju dapurnya kami bertemu Dani, pemilik rumah tersebut. Dani adalah generasi keenam Omah Tjandie.

Rumah ini juga dikenal dengan nama Rumah Kungfu atau Rumah Pendekar. Maklum saja dahulunya di sini tinggal seorang ahli kungfu Lauw Djeng Tie. Ia mendirikan perguruan bernama Garuda Mas. Di sinilah ia mengajarkan ilmu bela diri, tenaga dalam, dan merintis usaha pengobatan obat gosok dan parem. Racikannya berhenti di tahun 2015.  

Garuda Mas sudah tutup. Dani sendiri menguasai kungfu tapi ia tidak melanjutkan perguruan tersebut. Produk pengobatan yang ada di sini hanya 8 ml minyak gosok untuk mengobati memar dan pegal linu. Saya membelinya satu botol, harganya Rp15.000 saja.

Beberapa peninggalan guru kungfu Lauw Djeng Tie dapat kulihat. Ada tombak, golok, dan benda-benda alat bela diri dan senjata lainnya. Mereka terpajang di rumah bagian depan sebagai dekorasi. Kurasa rumah ini jadi museum kecilnya Garuda Mas.

Di dapurnya ada enam orang sibuk mengurus bolu cukil. Empat orang di depan kompor dan oven, dua lainnya di bagian pengemasan. Satu dari mereka adalah laki-laki. 

 

bolu cukil cap tomat parakan


Saya meminta izin rekam video. Mereka memperbolehkannya. Saya juga permisi mencicipi satu potong bolu cukil kering, mereka memberiku izin.

Rasanya manis. Varian rasa gula aren tidak lebih manis dari vanila. Sedap semua kuenya. Namun bagiku ini bukan kue baru, maksudku di Bandung maupun kota lainnya ada kue-kue yang rasanya seperti ini. Namun saya sedang berada di Parakan dan kupikir istimewa sekali bisa membeli langsung di dapurnya begini. Semacam bolu cukil The OG alias mbahnya, yang orisinil, yang legendaris.

Saat bolu matang ia dicukil dari wajan pemanggangnya. Karenanya bernama Bolu Cukil. Dan menurutku menyematkan nama Cap Tomat sangatlah menggemaskan.

Bolunya ada dua, varian basah yang tahan satu minggu dan kering yang ketahanannya hingga enam bulan. Rasanya manis dan cocok disantap sebagai camilan. Teman minumnya kopi pahit atau teh hangat yang tawar. Beuh nikmatnya!

Tersedia dalam kemasan 250 gram. Harga perbungkusnya kira-kira dua puluh ribuan. 

bolu cukil cap tomat parakan


Distribusi bolu cukil sampai ke kota Semarang, Magelang, dan Jogjakarta. Mereka tidak melayani pembelian online, saat kutanyakan mereka menjawab demikian. Namun bila kamu ingin membelinya mungkin bisa mengontak instagram PIPPA (Pusat Informasi Pariwisata Parakan).

Bagiku melongok dapur Bolu Cukil Cap Tomat adalah highlight pejalanan tur ini. Ny. Go Kiem Tong pendiri dan perintis bolu cukil wafat tahun 2015. Anak-anaknya yang meneruskan usaha tersebut.

Mereka bekerja hampir tiap hari pukul 07.30 hingga 4 sore. Mengetahui isi rumahnya masih produktif adalah hal yang membuatku lega dan senang. Biasanya rumah kuno isinya muram dan sepi, tapi Omah Tjandie milik keluarga Hoo Djien ini agak ramai dan ada kegiatan usaha yang berjalan terus-menerus. Hamdalah.


bolu cukil cap tomat parakan




jendela toko kue Orion yang menjual bolu cukil cap tomat

I Left My Heart in Parakan

15 March 2023

November 2022 saya ikutan tur berkunjung ke pabrik cerutu Taru Martani di Jogjakarta. Penyelenggaranya Alon Mlampah yang dimotori Munadi dan Tikya. Di sana mereka memberitahuku rencana trip berikutnya ke Parakan. “Hah Parakan?” tanyaku retoris. Nah saat itulah saya aktifkan notifikasi instagram Alon Mlampah. Parakan sebabnya! 

 

rumah tangsi parakan


Kota kecil yang berada di lereng Gunung Sumbing dan Sindoro ini sudah saya tandai sejak membaca tulisannya Halim Santoso dan artikelnya jurnalis Silvia Galikano. Gak ambisius merasa harus ke sana, tapi keinginan dalam hatiku sih ada terus. Syukurlah berjodoh di bulan Maret 2023. 


Alon Mlampah membuat program BerKunjung ke Parakan. Biasanya tur-tur mereka selalu full booked, syukurlah saya masih kebagian. 


Selama pandemi saya pikir hidup berhenti dan semua keinginan gak akan terkabul. Namun saya masih hidup, pandemi usai, dan semua kemungkinan itu bisa kembali terwujud.

Sesampainya saya di Parakan memanglah terlihat bangunan tuanya cantik dari tepi jalan. Namun pemandangan klasik yang kulihat di balik pintu mungil dan di balik tembok-tembok tinggi lebih mengagumkan dan membuatku terpukau. Pintu masuknya kecil, di dalam pintunya astaga rumahnya bukan hanya besar, tapi yang elbih menarik bagiku adalah rumah-rumah itu antik kuno klasik!


Di sini saya melongok rumah-rumah yang dibangun dari uang tembakau, uang opium, uang vanili, uang gambir!

Beruntungnya saya bergabung dalam perjalanan bersama Alon Mlampah ini. Bila berjalan sendiri pasti akan kesulitan terhadap akses masuk bangunan-bangunan tua yang tertutup itu. 

 

rumah-rumah tua di parakan
rumah-rumah tua parakan
rumah-rumah tua parakan


Kulihat beberapa rumah tionghoa peranakan yang kuno dan klenteng, berkunjung ke bekas stasiun kereta api dan bekas bioskop tua. Lalu kami menengok pembuatan kue bolu cukil kering penganan khasnya Parakan.

Saya bahkan membeli obat gosok buat mengobati memar dari Mas Dani yang menguasai bela diri kungfu dan menghuni rumah tua bernama Omah Tjandie. Ramuannya homemade dan harganya Rp15.000 saja!

Berada dalam perjalanan ini saya sejujurnya kalap bukan main. Dalam waktu setengah hari, apa yang saya harus lakukan: moto? menyimak pemandunya? bengong memandang semua sudut antiknya? atau bagaimana?

Mengingat jarak Parakan dari Bandung yang tidak dekat, saya seperti orang bodoh yang takut kehilangan banyak momen waktu berada di sana. Takutnya itu pengalaman pertama dan terakhir saya ke Parakan. Betapa bodohnya. Padahal saya sedang berada di sana dan seharusnya menikmati saja waktu yang sedang kujalani. Ketololanku ini memanglah! Nanti kan bisa balik lagi kapan-kapan iya gak?

 

bekas stasiun kreta api parakan
bekas biskop parakan


Ingin kulakukan semuanya sekaligus, seperti memotret sambil menyimak cerita Mas Bayu pemandu trip dari PIPPA (Pusat Informasi Pariwisata Parakan). Sayangnya itu gak mungkin. Akhirnya saya lebih banyak motret daripada menyimaknya. Sering kali saya ketinggalan di belakang rombongan karena ingin moto tanpa seliweran teman-teman masuk ke frame.

Sayang sekali tapi ya sudah, akan ada waktu lainnya saya kembali ke kota yang resmi berstatus kota pusaka di tahun 2015 ini. Belum sempat saya cobain dawetnya Parakan yang dijual siang mentrang tapi semangkoknya hangat itu. Aneh kan dawet tapi hangat. 

 

Sekarang saya bersyukur aja dulu atas keistimewaan waktu dan rezeki yang membuatku bisa berada di Parakan hari minggu 12 Maret 2023.

I left my heart in Parakan sebagai manifestasi agar keinginan saya kembali ke sana dapat terwujud. Aminkan tolong!

rumah-rumah tua di parakan


Modern Life Is Rubbish

13 March 2023

Sejak memelihara akun @bandungdiary di TikTok saya sering merekam video. Pertengahan tahun 2022 awal bikin konten masih kuraba-raba mesti gimana. Apakah saya harus menampilkan wajah, apa pake narasi suara, mood backsound lagunya mau kayak gimana. Bingung banget.  

 

tiktok bandungdiary


Beberapa konten saya ambil dari blog sendiri, jadi kontennya lama karena itu-itu aja. Hanya medianya baru (video). Mana hasil video masih sering buram dan goyang karena tangan belum bisa memegang hape dengan anteng. Toolsnya pun hape android dua jutaan (tahu kan maksudnya). Hehe. Sampai hari ini pun masih goyang-goyang videonya yasudahlah gimana lagi percaya diri aja dulu. Wk!

Yah dengan serba kekurangan dan penuh kebingungan saya bikin konten terus. Di awal tahun 2023 saya udah ketemu formula kontennya. Saya bahkan tahu mau kasih identitas gimana buat video-video @bandungdiary di TikTok. Sampai ke standar ngasih judul dan backsound musik aja saya menetapkannya sendiri. Seperti, kayaknya gini aja, kayaknya gitu aja. Begitulah hehe. Ada misleuknya sih tapi yaaah begitulah. 

Kalo gak dikerjakan secara terus-menerus kayaknya saya gak bakal ketemu dengan formula tersebut. Syukurlah saya gak berhenti melakukan ini semua meski ada bingungnya. Saya sendiri gak tahu monetasinya gimana hahaha. Yah urusan itu gak apa saya pikir belakangan. Sejauh ini sih kegiatan kayak gini masih hiburan buat saya sendiri.

Cuma ada repotnya sih. Sekarang saya harus ngumpulin konten dalam bentuk video. Sebelumnya kan hanya foto size stories dan size buat blog. Kerjaan bertambah.

Betul sekali membuat konten gak sesederhana dulu. Sekarang saya sampai bikin yang namanya:

  • pra produksi
  • produksi
  • pasca produksi


Pra produksi: mencari bahan konten, menyortirnya dari segi ukuran, bentuk, tema, memisahkan foto dan video ke album foto sesuai tema. Sortirnya buat ke blog, IG feed, IG stories, dan TikTok. Udah kayak photo library.

Lalu saya bikin teksnya. Teks buat blog, IG stories, caption, dan video TikTok.  Bagian tersulit adalah menulis untuk blog. Karena saya harus kumpulkan data dulu, tidak seperti menulis caption saya tuh merasa menulis untuk blog seenggaknya harus komprehensif. Gak ada yang atur-atur saya begini sih padahal hahaha. Ya sudahlah.

Udah rapi nih semua file, saya kirim filenya ke email sendiri. Nanti bila leluasa waktu, saya buka laptop dan dowload filenya lalu posting ke blog. Kalo buat IG dan TikTok sih tinggal bikin album aja di galeri hape. Teksnya di notes hape.

Lalu masuk ke tahap produksi, saya tinggal posting-posting aja. Teksnya copy-paste aja.

Pasca produksinya adalah ngebagiin link dan share lintas media sosial. 

 

tiktok bandungdiary


Betapa ini pekerjaan sendiri yang seharusnya berbayar hahaha. Sejauh ini sih saya gak merasa kerepotan mengerjakannya karena gak sekaligus saya kerjain juga. Semuanya serba dicicil. Saat duduk dalam bangku bis, waktu nunggu angkot ngetem, waktu nunggu kerjaan anak-anak Fish Express beres.

Kekurangannya adalah waktu membaca buku saya gak ada. Habis aja udah. Menyedihkan juga. Baik! saya kayaknya harus atur waktu lagi biar bisa baca buku seperti sebelum saya kenal TikTok. Wkwkwk kayak yang bisa aja!

Ya dibisa-bisain aja semoga bisa. 

 

TikTok Bandungdiary


Paling terasa olehku sekarang adalah ini pekerjaan gak bisa digabung-gabung. Seharusnya ada tugas sendiri tuh yang namanya fotografer, videografer, copywriter, dan mereka yang tugasnya posting ke media sosial. Bila dikerjakan oleh satu orang maka itu adalah saya karena basisnya hobi. Namun bila ini pekerjaan berbayar alangkah kejinya kalo satu orang mengerjakan berbagai macam tugas ini sekaligus. Lintas jobdesc namanya.

Cuma emang saru sih, semuanya seperti sama karena media postingnya sama yaitu media sosial, jadi banyak yang berpikir kalo videografer bisa jadi copywriternya. Padahal enggak efektif karena urusannya sama eksposure konten yang UUD kan (ujung-ujungnya duit). IMO sih.


*judul diambil dari nama albumnya Blur yang kedua, rilis tahun 1993

Rumah Baso yang Thoughtful dan Yamin Manisnya yang Enak!

11 March 2023

Hari itu kerjaan saya agak santai dan kupikir kayaknya bisa nih makan siang di luar. Kubuka koleksi saved post di instagram dan ketemu Rumah Baso. Letaknya di Taman Cibeunying. Ah ini nih! Ayo!

 

rumah baso taman cibeunying


Meluncur saya ke sana sendirian. Kubil sekolah. Indra kerja. Sementara saya bersikap seolah-olah seperti pengangguran dan hendak menghabiskan uang yang seharusnya kami tabung untuk pensiun nanti.

Becanda. Hehe.

Rumah Baso gak sulit dicari. Stories instagramnya lincah jadi saya bisa ketahui bentukan mereka gimana. Kucari kios yang warna merah. Ah itu dia. Gampil!

Waktu makan di sana, akang-akang Rumah Basonya menyambutku ramah. Secara sopan ia bertanya padaku nama akun instagramku apa. Ia minta izin memotretku, posting fotonya di stories. Gak lama kulihat notifikasi di IG.

Selesai makan basonya dan sambil transaksi pembayaran, kami ngobrol sebentar dan saya menceritakannya tentang Fish Express.

Saya merasa harus jelasin ke orang-orang yang belum tahu tentang Fish Express tapi mengetahui saya di Bandungdiary. Saya ceritakan tentang bisnis perikanan dan ia mendengarku, belakangan saya baru menyadari ia menyimak ceritaku dengan serius.

Saat kubilang produk Fish Express dibeli oleh ibu-ibu yang anaknya sedang fase MPASI (makanan pendamping asi), akang Rumah Basonya berkata antusias “oh cocok nih nanti saya kasitau adik saya, anaknya sedang mpasi juga!”.

Keesokan harinya akang Rumah Baso mengontakku di DM Instagram. Katanya ia memberitahu adiknya tentang produk filet ikan punyaku dan ternyata adiknya adalah pelanggan Fish Express.

Wah senang sekali saya. Gak sangka obrolan kecil itu ditindaklanjuti oleh akang Rumah Baso. Kutanya lagi siapakah nama adiknya. Kucari namanya di database dan kutemukan adiknya pernah membeli ikan di bulan November 2022.

Selang beberapa hari kemudian, adiknya mengontak kami dan memesan ikan. Wah bukan main. Saya terkesan sekali. Bukan karena ada pembelian di Fish Express, tapi karena akang Rumah Basonya merhatiin saya bicara dan berusaha menindaklanjutinya. Saya sendiri gak ngarep dia akan memberitahu adiknya tapi gak sangka ia melakukannya. Bener-bener mengharukan.

Dia bisa memilih gak melakukannya tapi dia melakukannya.

Saya gak akan lupa pengalaman ini. Makasih banget ya akang Rumah Baso yang thoughtful. 

Waktu makan siang di sana saya memesan yamin manis. Ada semangkok kecil berisi baso dua butir, dan satu pisin berisi pangsit. Kupikir gak dapat pangsit jadi saya sudah pesan pangsit juga. Lumayan dapat pangsit dua!

 

rumah baso taman cibeunying


Yamin, baso, dan kuah di sini terlihat dan terasa bersih semua. Makanan sehat yang kinclong dan baik. Mienya bertekstur halus dan sizenya kecil. Yaminnya bertabur cincangan suwir daging ayam. Saya suka taburan daging ayam begini. Namun yaminnya kurang manis, kayaknya saya harus tambah kecap sendiri tapi tidak. Lapar soalnya keburu kumakan semua.

Basonya segar dan kenyal. Tidak sulit dikunyah. Menurut saya rasa terbaik ada di pangsitnya. Gurih dan renyahnya bagus banget. Secara keseluruhan satu porsi yamin manis itu mendarat masuk perut dengan bahagia dan tentram. Karena rasanya demikian: menentramkan.

Makasih ya, Rumah Baso yang baik!


rumah baso taman cibeunying


Dek Atap Baja di Toko Besi Bandung Baja Sakti Utama

09 March 2023

Dek Atap Baja & Dek Atap Logam

Rumah Menjadi Impian Semua Masyarakat , tidak hanya di Bandung tapi juga seluruh indonesia dan dunia, untuk menunjang pembuatan rumah nayak hal harus dilakukan , termasuk diantaranya mengenai atap rumah.

Mengutip dari Baja Sakti Utama , sebagai supplier dan distributor serta toko besi bandung yang sudah berdiri sejak 1986 ini, maka ada beberapa tips terkait dengan atap baja.

 

Dek Atap Baja

 

Apa yang dimaksud dengan dek atap? Dek atap baja tersedia dalam berbagai jenis termasuk rusuk sempit, rusuk menengah, rusuk lebar, dan rusuk dalam, dan digunakan untuk menopang insulasi atau beton ringan dan membran kedap air pada atap.

Dek atap baja kami digunakan sebagai fondasi untuk sistem atap baja datar, bernada, dan melengkung karena rasio kekuatan terhadap beratnya yang tinggi dari rasio baja. Produk metal roof deck bekerja sendiri dalam mentransfer beban horizontal dan vertikal ke dalam rangka bangunan. Dek atap baja ini dapat dibiarkan terbuka untuk desain langit-langit terbuka atau dibuat dengan tambahan perforasi akustik. Selain itu, dek atap baja dikenal sebagai permukaan kerja yang kokoh untuk pemasangan insulasi, tahan cuaca, dan bahan atap.

Seiring dengan dukungan pelanggan yang unggul, Toko Besi Bandung Baja Sakti Utama dengan bangga memasok empat jenis dek atap baja yang paling umum digunakan untuk arsitek, fabrikator baja, kontraktor atap, kontraktor umum, dan pembangun di Bandung. Dengan bantuan dari Toko Besi Bandung Baja Sakti Utama, Anda akan mendapatkan bahan dek metal yang dikirim dengan cepat, sehingga proyek Anda dapat menghemat waktu dan meminimalkan pengeluaran anggaran. Pelajari lebih lanjut tentang jenis dek atap baja yang kami sediakan, kemampuan dek baja kami, dan banyak lagi, di bawah ini. Hubungi kami hari ini untuk mendapatkan penawaran harga dek atap baja yang cepat dan mudah.

 

Dek Atap Baja Tipe A (Rusuk Sempit)

Toko Besi Bandung Baja Sakti Utama menyediakan dek atap baja Tipe A, dek atap Narrow Rib. Dek atap tipe A adalah dek atap baja struktural sedalam 1 ½" yang mendukung berbagai jenis bahan atap. Tipe khusus ini paling baik digunakan bersama dengan insulasi kaku yang lebih tipis.

Dek Atap Baja Tipe A jarang digunakan untuk proyek konstruksi baru. Sebaliknya, dek atap baja Tipe A sering digunakan dalam proyek perbaikan dan atap ulang. Dibandingkan dengan tipe lain dari dek atap baja, Tipe A memiliki rasio kekuatan terhadap berat yang paling rendah.

Tipe ini memiliki pitch 6" dan tersedia dalam ukuran 22, 20, atau 18. Meskipun dek atap baja dapat diproduksi dengan ketebalan material antara 16 dan 22, pengukuran khusus akan membuat dek jauh lebih sulit untuk didapatkan. Jenis dek atap baja ini tersedia dalam lapisan cat prima atau galvanis.

 

Tipe B Metal Roof Deck 80 KSI (Wide Rib)

Dek atap tipe B, juga dikenal sebagai Wide Rib Roof Deck, adalah salah satu dek atap metal yang paling umum digunakan untuk proyek konstruksi baru, terutama karena dek atap baja sedalam 1,5" yang paling efisien. Tipe B memiliki rasio kekuatan-terhadap-berat tertinggi dan dapat membawa beban yang lebih tinggi dan bentang yang lebih panjang daripada dek atap Tipe A dan Tipe F. 

Toko Besi Bandung Baja Sakti Utama  menyediakan lembaran dek atap baja Tipe B dan dapat memotongnya sesuai dengan panjang yang diinginkan. Dek atap baja tipe B tersedia dalam berbagai ukuran termasuk 16, 18, 20, dan 22, dan tersedia dalam lapisan cat atau galvanis.

 

toko besi bandung

 

Dek Atap Baja Tipe F 80 KSI (Tulang Rusuk Menengah)

Dikenal sebagai Intermediate Rib Roof Deck, dek atap baja Tipe F sering kali dibutuhkan untuk proyek perbaikan dan atap ulang. Sebagai perbandingan, dek atap Tipe F kurang efisien dibandingkan dengan dek atap Wide Rib Tipe B dan memiliki kapasitas beban yang lebih rendah dibandingkan dengan dek atap Tipe B.

Anda akan menemukan dek atap baja Tipe F yang tersedia dalam ukuran 18, 20, atau 22, dan tersedia dalam warna abu-abu yang dicat di atas baja polos, serta lapisan galvanis, yang ideal untuk proyek-proyek pemerintah dan lingkungan yang korosif.

 

Dek Atap Logam Tipe N (Rusuk Dalam)

Dek atap Tipe N (Deep Wide Rib) adalah dek atap baja sedalam 3" yang cocok untuk aplikasi yang menginginkan jarak antar komponen penyangga sejauh mungkin. Sering digunakan di gimnasium dan area luas lainnya, dek atap baja Tipe N sangat cocok untuk meminimalkan jumlah member struktural bentang panjang. Toko Besi Bandung Baja Sakti Utama memasok dek atap baja rusuk dalam berkualitas tinggi dengan ukuran 16, 18, 20, dan 22. Jika Anda tidak yakin dek atap baja mana yang sesuai dengan kebutuhan Anda, salah satu anggota tim kami yang berpengalaman akan dengan senang hati membantu Anda.

 

Mengapa Memilih Toko Besi Bandung Baja Sakti Utama  untuk Dek Atap Baja

Toko Besi Bandung Baja Sakti Utama memiliki pengalaman yang luas dalam industri dek atap baja, menyediakan layanan yang tidak ada duanya dan produk berkualitas tinggi. Sebagai penyedia dek atap baja terkemuka, kami bangga menyediakan desain yang hemat biaya dan pengetahuan industri yang tak tertandingi - yang semuanya telah membantu kami membangun reputasi yang luar biasa selama bertahun-tahun.

Yang membedakan kami dari distributor lain adalah staf kami yang berpengalaman dan berdedikasi, serta pengiriman di hari yang sama. Dengan layanan penghiasan baja pada hari yang sama, Anda dapat memenuhi tenggat waktu dan menghindari penundaan pekerjaan yang merugikan. Faktanya, 90% pesanan kami diambil atau dikirim pada hari yang sama! Dengankami Anda akan menikmati mendapatkan produk yang Anda butuhkan saat Anda sangat membutuhkannya.

Untuk membantu Anda dengan semua aspek proyek Anda, kami memiliki inventaris yang luas untuk aksesori dek atap baja seperti pour stop, pelat punggungan dan lembah, pengisi dek atap, dan penutup ujung. Hubungi kami hari ini dan biarkan tim kami membantu Anda menemukan aksesori dek atap baja yang Anda butuhkan untuk menyelesaikan proyek apa pun.

 

toko besi bandung

 

Menemukan Dek Atap Baja di Dekat Saya

Toko Besi Bandung Baja Sakti Utama  memiliki 30 lokasi dek baja di hari yang sama untuk melayani Anda dengan lebih baik! Dengan lokasi pasokan di seluruh Amerika Serikat, Anda pasti akan menemukan gudang di dekat proyek Anda berikutnya. kami telah memperluas jejak kami untuk membantu semua pelanggan kami mendapatkan dek atap baja yang dikirim pada hari yang sama ke lokasi kerja Anda. Lihat lokasi kami untuk mengetahui apakah kami memiliki gudang di dekat Anda - kemungkinan besar kami punya!

 

Dek Atap Baja Mana yang Tepat untuk Proyek Saya?

Mencoba mencocokkan dek atap baja yang sudah ada? Dengan alat pengenal dek baja Anda dapat menemukan dek atap baja yang tepat untuk proyek apa pun! Cukup sesuaikan panduan ini dengan dek atap baja yang sudah ada untuk melihat produk mana yang tepat untuk proyek Anda. Jika suatu saat Anda membutuhkan bantuan untuk mengidentifikasi dak atap baja mana yang tepat untuk proyek Anda, tim kami akan dengan senang hati membantu. Kami memiliki pengalaman yang luas dalam memandu pelanggan kami melalui proyek penghiasan apa pun, dan dapat membuat rekomendasi dek atap yang disesuaikan secara khusus dengan kebutuhan Anda.

 

toko besi bandung

 

Hubungi Baja Sakti Utama untuk Memesan Dek Atap Baja yang Dikirim dengan Cepat

Jika Anda membutuhkan dek atap baja yang dikirim dengan cepat, hubungi para ahli kami memastikan bahwa Anda mendapatkan bahan yang dibutuhkan untuk pekerjaan Anda dalam waktu 24 jam. Kami menawarkan pengiriman yang cepat dan dapat diandalkan pada hari yang sama dan layanan pelanggan yang luar biasa. Hubungi kami hari ini dengan mengobrol online, atau hubungi kami untuk penawaran harga segera. Lihat lokasi kami di google maps.