Social Media

Image Slider

Showing posts with label Food. Show all posts
Showing posts with label Food. Show all posts

Obrolan Makan Siang Bersama Tante Wiwin di Gang Kimto

18 October 2024

Pengalaman paling berkesan di Tegal adalah makan siang di kantin Lima Sari yang berlokasi di Gang Kimto. Kami berkenalan dengan pemilik sekaligus koki yang memasakkan kami nasi goreng yancho dan mie ayam: Tante Wiwin. Ia juga menaruh kipas angin tambahan supaya kami tidak kepanasan. 



 

kantin lima sari tegal

 

Mulanya saya dan Retna hendak menuju Nasi Lengko Lumayan di Gang Kimto. Dari stasiun kereta googlemap menuntun kami ke sana. Namun yang tidak kami ketahui, kami berjalan memutar masuk ke belakang jalan utama dan membelah pasar. 


Saat mulai mempertanyakan apakah kami ini kesasar, ketemulah gang yang dimaksud dan saya langsung kalap bersukacita.



 

Karena sepanjang gang tersebut ada banyak rumah tua. Kira-kira mirip di Kauman Jogjakarta. Rupanya kami masuk ke Gang Kimto dari arah belakang. Bukan mulut gang bagian depan.

 

Saya foto jendela tua. Retna memotret pintunya. Kami berusaha tidak berisik dan tidak mengganggu. Gangnya sempit. Sesekali motor dan pejalan kaki lewat. 

 

kantin lima sari tegal


Kami bertemu sebuah rumah tua yang juga kantin bernama Lima Sari. Saya putuskan makan siang di situ saja. Retna setuju. Suasana yang hening dan dikelilingi rumah tua menambah kesan makan siang yang istimewa.


Tante Wiwin menyambut ramah turis-turis basah kuyup ini, maksudnya saya dan Retna yang berkeringat banyak. "Darimana?" tanyanya. Kami menyebut nama Bandung dan ia menyambar "ohhh Bandung! Bandung tuh enak tapi sayang jalannya sempit! macet!" kami tertawa. Tanda perkenalan yang baik. 


Saat menyantap mie ayam, suara ‘dug—dug-dug’ dari tembok sebelah terdengar keras, rapi, bertempo, dan gagah. Suaranya berlangsung agak lama, bertalu-talu sepanjang kami berada di sana 1,5 jam. Suara apakah itu, tanya saya pada Tante Wiwin. 

 

kantin lima sari tegal
kantin lima sari tegal
kantin lima sari tegal


Ibu-ibu bersuara lembut ini cerita bahwa ibunya pedagang bakso sejak tahun 1969. Produksi baksonya rumahan dan ia lakukan sendiri. Tante Wiwin dan ibunya masih tinggal serumah. Kantin dan produksi baksonya bersebelahan. Suara yang kami dengar adalah suara pisau golok mencincang daging sapi dan ikan dari balik dinding. 



 

“Maksudnya ibunya Tante Wiwin yang cincang daging? sendiri?” tanya saya memastikan. 



 

"Iya, ibu saya masih cincang daging sapinya sendiri," katanya lagi. "Umurnya 84 tahun, tangannya kuat wong kalau nonton tv sambil olahraga barbel,” Tante Wiwin cerita sambil memperagakan adegan angkat barbel ke atas kepala dan bawah. 



 

kantin lima sari tegal

 

“Gak pake mesin aja, Tante? kayak blender kan ada yang khusus buat daging," tanya saya sambil elus-elus lengan saya yang berlemak itu. 

 

Ibunya Tante Wiwin tidak mau mencincang dengan blender/chopper karena dagingnya nanti akan berair. “Gak bagus buat adonan bakso,” ucapnya. 



 

Saya bertanya lagi. Kalau boleh tahu berapa berat barbel yang digunakan ibunya Tante Wiwin. “Ah paling sekiloan aja,” jawabnya. Ia menambahkan “jualan baksonya juga sehari sekarang paling banyak lima kilo.” 


 

Saya dan Retna berpandangan. Sepertinya di Bandung nanti kita harus rajin olahraga barbel, Na. Retna setuju. Mungkin angkat barbelnya sambil nonton drakor atau skroling reels. 



 

kantin lima sari tegal
kantin lima sari tegal


Berarti sudah 55 tahun mereka berdagang bakso. Sudah puluhan tahun juga ibunya Tante Wiwin olahraga angkat beban -sambil nonton tv- agar kekuatan otot tangannya terbangun dan sanggup mencincang daging sapi sendiri. Walah betapa ini fakta yang menakjubkan. 



 

Saat pamit pada Tante Wiwin, kami mengintip-ngintip ke jendela sebelah. Di sanalah ada sosok perempuan sedang berjalan perlahan, agak bungkuk, tersenyum pada kami, dan sedang siap-siap mau mencincang daging sapi entah batch cincangan yang ke berapa. 



Tiba-tiba saya berpikir ulang tentang konsep pensiun dini.

Soto Bu Pujo yang Kutemukan di Twitter

10 May 2023

Begitulah media sosial. Tidak sengaja saya temukan postingan tentang Soto Bu Pujo di timeline twitter. Itu terjadi beberapa bulan lalu. Saat benar-benar berada di Jogja, saya telusuri kembali postingan tentang kuliner jogja, wah itu dia, soto terenak yang ada di Pasar Beringharjo lantai dua! 

 

soto bu pudjo di pasar beringharjo

 

Sehabis ikutan tur jalan kaki dengan Jogja Good Guide, saya menumpang ojeg online ke arah Malioboro. Syukurlah masih kebagian satu porsi soto karena pembeli berikutnya beberapa orang setelah saya malah kehabisan. Kulihat jam tangan, kira-kira belum pukul satu. Hebat betul sudah habis sotonya. 


"Bukanya jam berapa, Bu?" kutanyakan sambil nunggu sotonya datang. Jam 8 pagi jawabnya. Wah kupikir buka sejak jam 6 pagi atau lebih subuh lagi. Berapakah stok porsi soto yang mereka siap jual ataukah sudah dipatok tidak bawa banyak-banyak, ataukah pembelinya sebanyak itu? 


Soto datang, kumakan saja. Kuahnya panas membara. Menyantap soto sepanas ini di tengah pasar dan cuaca Jogja yang menggelora rasanya nikmat sekali. Meski saya kepanasan dan keringatan saat makan, tapi setelah selesai dan menutup sesi dengan segelas es teh manis rasanya agak dingin ke tubuh. 

 

Sebetulnya tidak ada beda santap siang di Pasar Beringharjo dengan Pasar Cihapit. Namun namanya orang liburan, saya merasa ada aura petualangan yang berbeda saja. Semua gerak-gerik awak masak Bu Pujo, semangkok soto, segelas teh manis dingin, suara dangdut koplo entah darimana sumbernya, sudut-sudut pasar yang terasa antik. Wah suasana makan siang (yang basah karena keringatan!) yang menyenangkan. 

 

soto bu pudjo di pasar beringharjo

Dagingnya made in Soto Bu Pujo empuk dan sedikit beraroma. Potongannya tidak terlalu besar. Hanya menyediakan daging sapi saja. Ada bihun, potongan daun kucai, toge, kol, dan bawang goreng. Sejujurnya satu porsi terasa kurang buat saya. Namun mau nambah pun tidak bisa karena mahal. Harga turis. Seporsinya Rp19.000. Menurut pendapat saya ini masih mahal bila dibandingkan (ukuran) satu mangkoknya yang mungil untuk perut saya yang seluas Siberia.

 

Namun tidak ada keluhan berarti. Saya menikmati soto bening ala Bu Pujo ini dengan tentram dan khidmat saja.  

 

Agar rasa kenyang tertancap damai di perut saya beli jeruk setengah kilo. Kembali ke hotel, saya makan jeruk dan tidur siang. Memanglah setelan orang liburan dan jalan-jalan itu damai rasanya. Ada uang yang terpakai tapi ada pekerjaan yang sejenak bisa ditinggalkan bukan? Hehe.


Walo inginnya mencari kuliner lain, tapi bisa jadi saya akan kembali makan di soto yang sama kapan-kapan. Rasanya memang enak. Cobain! Makasih mas-mas yang rekomendasiin Soto Bu Pujo di Twitter! 

 

soto bu pudjo di pasar beringharjo

Berkunjung ke Dapur Bolu Cukil Cap Tomat di Parakan

18 March 2023

Bolu cukil kering bentuknya imut seperti tomat cheryy. Terbuatnya dari gula, telur, dan terigu. Tambahan rasanya vanila atau gula aren. Bolu Cukil Cap Tomat asalnya dari kota Parakan, Jawa Tengah, 373 km dari Bandung dan saya beruntung sekali bisa melongok dapurnya si bolu cukil the OG.


 

bolu cukil cap tomat parakan

Iya saya berkunjung ke Parakan mengikuti turnya Alon Mlampah. Di kota tersebut saya diboyong ke sebuah rumah antik di Jalan Demangan 16. Rumah di sini ada nama-namanya. Yang kudatangi namanya Omah Tjandie atau Omah Gotong Royong.

Masuk ke rumahnya saya akan melewati sebuah pintu gerbang beratap genting. Lalu dari pintu tersebut menuju rumah ada halaman luas berumput hijau dan ada beberapa pohon. Sebuah jalan setapak cantik mengarah ke teras rumah. Masyallah cantik sekali rumahnya.

Usia rumahnya 173 tahun. Cat rumah dominan putih. Ada dua pilar besar dan super tebal di terasnya yang super luas itu. Beberapa lukisan terpajang di sana, di terasnya. Bila duduk di kursi-kursi teras kita akan menghadap Gunung Sumbing. 

 

bolu cukil cap tomat parakan


Sayangnya di seberang Omah Tjandie ada rumah tingkat dua yang menghalangi pandangan. Kubayangkan betapa nikmatnya nongkrong di teras Omah Tjandie, entah pagi atau sore, memandangi Gunung Sumbing. Gunungnya dekat sekali!

Dapur bolu cukil berada di bagian belakang rumah. Sebelum menuju dapurnya kami bertemu Dani, pemilik rumah tersebut. Dani adalah generasi keenam Omah Tjandie.

Rumah ini juga dikenal dengan nama Rumah Kungfu atau Rumah Pendekar. Maklum saja dahulunya di sini tinggal seorang ahli kungfu Lauw Djeng Tie. Ia mendirikan perguruan bernama Garuda Mas. Di sinilah ia mengajarkan ilmu bela diri, tenaga dalam, dan merintis usaha pengobatan obat gosok dan parem. Racikannya berhenti di tahun 2015.  

Garuda Mas sudah tutup. Dani sendiri menguasai kungfu tapi ia tidak melanjutkan perguruan tersebut. Produk pengobatan yang ada di sini hanya 8 ml minyak gosok untuk mengobati memar dan pegal linu. Saya membelinya satu botol, harganya Rp15.000 saja.

Beberapa peninggalan guru kungfu Lauw Djeng Tie dapat kulihat. Ada tombak, golok, dan benda-benda alat bela diri dan senjata lainnya. Mereka terpajang di rumah bagian depan sebagai dekorasi. Kurasa rumah ini jadi museum kecilnya Garuda Mas.

Di dapurnya ada enam orang sibuk mengurus bolu cukil. Empat orang di depan kompor dan oven, dua lainnya di bagian pengemasan. Satu dari mereka adalah laki-laki. 

 

bolu cukil cap tomat parakan


Saya meminta izin rekam video. Mereka memperbolehkannya. Saya juga permisi mencicipi satu potong bolu cukil kering, mereka memberiku izin.

Rasanya manis. Varian rasa gula aren tidak lebih manis dari vanila. Sedap semua kuenya. Namun bagiku ini bukan kue baru, maksudku di Bandung maupun kota lainnya ada kue-kue yang rasanya seperti ini. Namun saya sedang berada di Parakan dan kupikir istimewa sekali bisa membeli langsung di dapurnya begini. Semacam bolu cukil The OG alias mbahnya, yang orisinil, yang legendaris.

Saat bolu matang ia dicukil dari wajan pemanggangnya. Karenanya bernama Bolu Cukil. Dan menurutku menyematkan nama Cap Tomat sangatlah menggemaskan.

Bolunya ada dua, varian basah yang tahan satu minggu dan kering yang ketahanannya hingga enam bulan. Rasanya manis dan cocok disantap sebagai camilan. Teman minumnya kopi pahit atau teh hangat yang tawar. Beuh nikmatnya!

Tersedia dalam kemasan 250 gram. Harga perbungkusnya kira-kira dua puluh ribuan. 

bolu cukil cap tomat parakan


Distribusi bolu cukil sampai ke kota Semarang, Magelang, dan Jogjakarta. Mereka tidak melayani pembelian online, saat kutanyakan mereka menjawab demikian. Namun bila kamu ingin membelinya mungkin bisa mengontak instagram PIPPA (Pusat Informasi Pariwisata Parakan).

Bagiku melongok dapur Bolu Cukil Cap Tomat adalah highlight pejalanan tur ini. Ny. Go Kiem Tong pendiri dan perintis bolu cukil wafat tahun 2015. Anak-anaknya yang meneruskan usaha tersebut.

Mereka bekerja hampir tiap hari pukul 07.30 hingga 4 sore. Mengetahui isi rumahnya masih produktif adalah hal yang membuatku lega dan senang. Biasanya rumah kuno isinya muram dan sepi, tapi Omah Tjandie milik keluarga Hoo Djien ini agak ramai dan ada kegiatan usaha yang berjalan terus-menerus. Hamdalah.


bolu cukil cap tomat parakan




jendela toko kue Orion yang menjual bolu cukil cap tomat

Rumah Baso yang Thoughtful dan Yamin Manisnya yang Enak!

11 March 2023

Hari itu kerjaan saya agak santai dan kupikir kayaknya bisa nih makan siang di luar. Kubuka koleksi saved post di instagram dan ketemu Rumah Baso. Letaknya di Taman Cibeunying. Ah ini nih! Ayo!

 

rumah baso taman cibeunying


Meluncur saya ke sana sendirian. Kubil sekolah. Indra kerja. Sementara saya bersikap seolah-olah seperti pengangguran dan hendak menghabiskan uang yang seharusnya kami tabung untuk pensiun nanti.

Becanda. Hehe.

Rumah Baso gak sulit dicari. Stories instagramnya lincah jadi saya bisa ketahui bentukan mereka gimana. Kucari kios yang warna merah. Ah itu dia. Gampil!

Waktu makan di sana, akang-akang Rumah Basonya menyambutku ramah. Secara sopan ia bertanya padaku nama akun instagramku apa. Ia minta izin memotretku, posting fotonya di stories. Gak lama kulihat notifikasi di IG.

Selesai makan basonya dan sambil transaksi pembayaran, kami ngobrol sebentar dan saya menceritakannya tentang Fish Express.

Saya merasa harus jelasin ke orang-orang yang belum tahu tentang Fish Express tapi mengetahui saya di Bandungdiary. Saya ceritakan tentang bisnis perikanan dan ia mendengarku, belakangan saya baru menyadari ia menyimak ceritaku dengan serius.

Saat kubilang produk Fish Express dibeli oleh ibu-ibu yang anaknya sedang fase MPASI (makanan pendamping asi), akang Rumah Basonya berkata antusias “oh cocok nih nanti saya kasitau adik saya, anaknya sedang mpasi juga!”.

Keesokan harinya akang Rumah Baso mengontakku di DM Instagram. Katanya ia memberitahu adiknya tentang produk filet ikan punyaku dan ternyata adiknya adalah pelanggan Fish Express.

Wah senang sekali saya. Gak sangka obrolan kecil itu ditindaklanjuti oleh akang Rumah Baso. Kutanya lagi siapakah nama adiknya. Kucari namanya di database dan kutemukan adiknya pernah membeli ikan di bulan November 2022.

Selang beberapa hari kemudian, adiknya mengontak kami dan memesan ikan. Wah bukan main. Saya terkesan sekali. Bukan karena ada pembelian di Fish Express, tapi karena akang Rumah Basonya merhatiin saya bicara dan berusaha menindaklanjutinya. Saya sendiri gak ngarep dia akan memberitahu adiknya tapi gak sangka ia melakukannya. Bener-bener mengharukan.

Dia bisa memilih gak melakukannya tapi dia melakukannya.

Saya gak akan lupa pengalaman ini. Makasih banget ya akang Rumah Baso yang thoughtful. 

Waktu makan siang di sana saya memesan yamin manis. Ada semangkok kecil berisi baso dua butir, dan satu pisin berisi pangsit. Kupikir gak dapat pangsit jadi saya sudah pesan pangsit juga. Lumayan dapat pangsit dua!

 

rumah baso taman cibeunying


Yamin, baso, dan kuah di sini terlihat dan terasa bersih semua. Makanan sehat yang kinclong dan baik. Mienya bertekstur halus dan sizenya kecil. Yaminnya bertabur cincangan suwir daging ayam. Saya suka taburan daging ayam begini. Namun yaminnya kurang manis, kayaknya saya harus tambah kecap sendiri tapi tidak. Lapar soalnya keburu kumakan semua.

Basonya segar dan kenyal. Tidak sulit dikunyah. Menurut saya rasa terbaik ada di pangsitnya. Gurih dan renyahnya bagus banget. Secara keseluruhan satu porsi yamin manis itu mendarat masuk perut dengan bahagia dan tentram. Karena rasanya demikian: menentramkan.

Makasih ya, Rumah Baso yang baik!


rumah baso taman cibeunying


Makan Bakmoy di Kedai Rukun

24 November 2022

Waktu kapan itu saya baca buku judulnya Jogja Bawah Tanah, ada satu artikel tentang Kedai Rukun berjudul Cita-Cita Bapak, Resep Ibu, dan Janji Anak. Ibunya jago meracik masakan. Almarhum ayahnya mengajak buka kedai. Si anak inilah, bernama Muhammad Bagus Panutun, yang membuat Kedai Rukun.

Karena membaca artikel tersebut saya ancang-ancang akan mampir ke Rukun (begitu orang Jogja menyebutnya) kalo sedang berada di Jogjakarta. 

 

kedai rukun jogja


Hamdalah nyampe juga saya di Rukun. Kupesan Bakmoy dan segelas teh di sana. Menurut artikelnya, Bakmoy dan Brongkos merupakan dua menu yang pertama hadir, buatan ibunya Bagus. Dan Bakmoy favorit almarhum ayahnya.

Bakmoy adalah makanan berkuah. Ada potongan tahu, daging ayam, dan telor pindang dalam kuah kaldu. Nasinya tenggelam di dalam kuah.

Sebelum wafat, si ayah mengatakan pada Bagus, bagaimana kalau ia keluar saja dari tempatnya bekerja dan menyarankannya membuat kedai sendiri. Meski gak banyak ayahnya juga memberi sejumlah uang untuk mewujudkan cita-cita kedai tersebut.

Bila kedainya tutup, ibunya Bagus bakal protes karena ibu kepingin ada kegiatan, kegiatan masak dan ngurusin pelanggan itulah sekarang yang dikerjakan ibunya. 

 

bakmoy kedai rukun


Begitulah ceritanya mengapa saya datang ke Rukun dan memilih menu Bakmoy. Gara-gara baca buku itu. 


Saat saya bersambang ke Rukun, saya baru saja selesai mengikuti tur di Taru Martani. Kedua kakiku capek, badan capek, dan inginnya langsung ke penginapan saja. Namun Kang Farhan dari Cerita Bandung meyakinkan saya agar mampir dulu ke Rukun. Iya, saya bertemu Kang Farhan di turnya Alon Mlampah - Taru Martani padahal gak janjian. 


Wah syukurlah saya mengikuti sarannya. Hehe. Suapan pertama bakmoy terasa merontokkan rasa capeknya. Hangat kuahnya itu loh. Belon lagi seporsi bikin waregregreg!

Google aja Kedai Rukun lokasinya di mana. Selama di Jogja saya ke sana ke sini pake gojek aja, arah lokasinya gak tau-tau acan.

Artikel yang bagus tentang Kedai Rukun  itu dapat kalian baca pada buku berjudul Jogja Bawah Tanah. Beli saja di Tokopedia, nih saya cantumkan linknya: beli di sini.


buku jogja bawah tanah
kedai rukun jogja

kedai rukun jogja

kedai rukun jogja

Sabondoroyot Main ke Keuken Bandung

10 October 2022

Keuken ada lagi dan kami sekeluarga janjian main ke sana! Ibu, adik, sepupu. Gak ngerti mengapa kalo ada event kuliner di tengah kota Bandung kami sekeluarga sangatlah cekatan. Mudah dikontak dan cepat konfirmasi saat ditanya “jadi gak?”. Sebab biasanya chat diread doang & replynya dua hari kemudian.

 

keuken bandung

Sedikit info bagi yang belum tahu, Keuken adalah festival kuliner penuh gaya di Bandung. Acaranya setahun sekali. Lokasinya selalu berpindah-pindah. Prinsipnya kota adalah playground sehingga mereka menggunakan ruang publik yang berbeda-beda tiap tahunnya sebagai venue. Acaranya hanya sattu hari.

Kusebut sebagai festival kuliner penuh gaya karena emang makanannya gaya-gaya, ngota, dan pengunjungnya pun garaya alias cakep-cakep. Kalo kami sekeluarga cakep selera makannya sudah pasti. Namun secara look sih entahlah hauhauhau.

Di mana lagi festival kuliner yang ada musik disko ajeb-ajeb jam sembilan pagi. Malamnya? ya tambah meriah. Makanan, musik, gaya hidup yang urban banget tumplek tumbleg di sini. 

 

Cuma itu gimana ya festival kayak gini kan menghasilkan sampah yang buanyak...

 

keuken bandung


Keuken pasca pandemi berlangsung 27 Agustus 2022 tajuknya Keuken Sunday Funday. Berlokasi di Kiara Artha Park, Kiaracondong. 

 

Saya datang pukul delapan pagi. Bila main ke Keuken prinsipku adalah datang pagi hari. Saat ticket box belum buka, waktu jalanan kota masih lengang, dan jam makan belum berkuasa.

Saya dan para sepupu berjalan kaki ke lokasi Keuken 2022 di Kiara Artha Park dari Masjid PUSDAI di Jl. Diponegoro. Gak jauh ternyata. Malah agak kaget kok udah nyampe lagi, makasih nih sepupuku aa tasdik yang survey rute jalan kaki tercepat. Hehe.

Dia pula yang bawa samak (tikar/picnic mat). Alhasil meski panitia menyediakan meja bangku untuk pengunjung, kami duduk lesehan di bawah pepohonan beralas samak. Nikmatnya! 

 

keuken bandung

Pagi itu tenan-tenan udah pada buka. Mantep gesit-gesit yang dagangnya. Ada booth khusus minuman tropiis: cold pressed juice semangka, nanas, jeruk. Menurutku yang paling edan adalah jus lemon. Enak banget segarnya nagih banget mana Bandung hari minggu ini panasnya rada jahanam.  

 

Saya, Ibu, adik-adik, dan para sepupu duduk bersama dan berbagi makanan. Udah kayak botram aja. Apalagi ada adik-adikku yang tukang trakteerrrr! Hehe. 

Tenan yang saya highlight karena makanannya enak:
GIGA
Sate Djempol
Gabriel Braga


keuken bandung

keuken bandung

Sejauh ini Keuken selalu sih berhasil kurasi makanannya. Ataukah Bandung aja yang selalu always makanannya enak-enak mau itu makanan lokal kayak lotek ataukah makanan impor kayak Vietnam ala-ala bahn mi bahkan fusionnya pun sedap!

Bandung dan tangan-tangan peracik masakannya emang, jago banget! 


Keuken di tahun-tahun sebelumnya yang pernah saya datangi pernah saya tuliskan acaranya, search aja di blog pake kata kunci: keuken. 



Beli Es Krim Ridwan Kamil di Cantina Braga

03 September 2022

Hari minggu waktu itu, kami sekeluarga makan pagi bersama di Kumari. Ibuku ikut serta, begitu juga adik-adik. Kupikir langsung pulang nih abis makan, ternyata enggak. Ibu minta diantar ke Braga. Katanya mau jajan es krim ridwan kamil. Eh, es krim apa? kutanya lagi. 

 

es krim cantina braga


Es krim Ridwan Kamil, gak salah baca. Di Braga kulihat ramai betul suasananya pukul 10 pagi. Maklum sih hari minggu juga. Ada antrean panjang, nah itulah es krim si ridwan kamil.

Beneran itu es krimnya? yang antre itu?

Adikku mengiyakan. Kami antre sekitar 15 menit. Lama ya! Ibuku duduk di bangku seberang kios es krim.

Es krim yang dimaksud bernama toko Sweet Cantina. Saya mengingatnya sebagai toko es krim yang biasa aja, maksudku tidak seramai itu. Mengapa sekarang bahkan ada antreannya segala?

Mengapa dalam tulisan ini banyak tanda tanyanya? Hahaha

Gara-gara viral di TikTok dan muncul beberapa detik dalam video reels RIdwan Kamil, es krim Cantina meledak penjualannya. Ibuku melihat es krim ini di video RK. Ibu-ibu kolot jawa barat mana yang gak jadi penggemarnya RK, ibuku nih salah satu fansnya dia. Haha.

Tahu tidak saking banyaknya yang nanya es krim ridwan kamil di Cantina, salah satu varian di sana es krimnya dinamakan es krim ridwan kamil! udah gila ahahah.

Es krim itu varian es krim biskuit marie regal. Kata pedagangnya itulah es krim yang dipilih RK waktu ia jajan es krim di sini bersama anaknya.

Tentu saja ibuku memilih es krim marie regal. Es krim cone dan cup, keduanya!  


es krim cantina braga

 

Saya mencoba juga es krimnya dong dan memang enak. Es krim menak gitulah yang rasanya agak mewah. Begitupunn penampilannya.

Harga 12.000-18.000. Lokasi di braga utara dekat pengkolan veteran.

Ada tiga kios es krim di sepanjang jalan braga ini, bila kamu gak mau antre di Cantina maka bisa cari es krim di kios lainnya saja yang berdekatan.

Ada beberapa kios es krim di Braga kok. Rasanya gak jauh beda deh perasaan. Wkwkw apa coba makan es krim pake perasaan. 

Kutanya ibuku kan, "enak, Mah, es krimnya?" Ibuku mengacungkan jempol, pertanda enak cenah! 

Sate Pelana di Astana Anyar Satu Tusuknya Rp1.900

01 September 2022

Pagi itu kami belanja di pasar loak di Tegalega. Kami melihat ada asap mengepul. Bau sate. Jam 8.30 pagi udah ada yang jual sate? Oke kami lihat dulu satenya. Lihat dulu aja pokoknya.

Hoo oke sate sapi. Kami bungkus satenya 10 tusuk. Keputusan yang sangat baik. Enak soalnya. Hehe. 

 

sate pelana astana anyar


Sate Pelana. Kuingat ada nasi kuning beken namanya naskun pelana di sini, tapi gak kulihat ada naskunnya. Sepanjang jalan pelana yang super pendek itu hanya ada pedagang makanan sate pelana.

Gokil sih sate ini.

Satu gerobak kecil ini yang kerjanya lima orang bapak-bapak semua. Kalo pernah nonton serial Preman Pensiun, nah dalam bayangan saya bapak-bapak ini adalah sekumpulan preman pensiun kayak kang mus dan duo pipit murad, yang jadi pedagang sate sapi.

Ataukah mereka intel? Ah intel modusnya dagang nasi goreng bukan sate, ya gak sih?

Kembali ke sate sapi pelana yang satenya ya tuhaaaannnn tolong! Kalo dine in ku kasih bintang sembilan, bila take away rasa satenya jadi bintang delapan.

Makan di sini piringnya kita pegang sendiri. Kita duduk melingkar saling berhadapan dengan pembeli lain, asap sate mengepul-ngepul sangar.

Ada satu meja di tengah-tengah sepetak kecil kiosnya, tapi si meja berfungsi menyimpan gelas dan aneka macam barang entah apa.

Bila dine in si sate tersaji tanpa tusuknya, sudah dilepas dari tusuknya. Jadi kita tinggal menyendoknya saja ke mulut.

Pembeli di sini tipikal old customer. Bukan old tua aja tapi juga pelanggan setia dan bedegong alias gak pada inget kolesterol apa yak. Hehe. 

 

sate pelana astana anyar


Mungkin terkesan biasa ajalah makan sate pagi-pagi emang kenapa. Iya memang. Namun di Bandung dalam kesehariannya, menyantap sate pukul 9 pagi bisa dibilang makanan mewah. Menu sarapan orang bandung tuh bukan sate melainkan nasi kuning, gorengan, nasi uduk, bubur, dan kupat tahu. Ringan dan santai.

Sate terbilang makanan berat dari segi terkstur dan harga. Jadi kusebut ini makanan pemberani karena emang bukan makanan pagi dalam keseharian orang Bandung sih. Gak mungkin kan kamu makan beginian terus tiap pagi? tapi mungkin banget kamu makan nasi kuning dan bala-bala tiap hari.

Entah bagaimana kebiasaan di Purwakarta (dengan sate marangginya) bahkan kota lainnya. Kalo ingin memulai hari yang istimewa dengan sarapan istimewa, bila meluncur ke Jalan Pelana. Ada Sate Pelana di sana. 

 

sate pelana astana anyar

sate pelana astana anyar

 

Harga terjangkau, satu tusuknya 1.900. Rasa? Bintang lima! Beneran bintang lima.

Lalu di sini air minumnya tersaji dalam gelas kaca. Air teh, cienteh yang dikucurin dari ketel beneran. Beuh! Air minum dalam kemasan? Apa itu air minum dalam kemasan?!

Sate Pelana alamatnya googling aja tinggal buka googlemap. Terima kasih kembali.

Ngagabrug Teman Lama di Mie Ayam Goyang Lidah

01 August 2022

Saya dari Bandung. Intan dari Bogor. Kami bertemu di Garut berkat mie ayam. Berkat takdir kehidupan, maksudku, dibantu rasa lapar dan warung Mie Ayam Goyang Lidah. 


Mie Ayam Goyang Lidah di Jalan Veteran Garut


Aneh banget bisa ketemu teman lama di sini, di warung kecil di kota yang sama-sama bukan domisili kami. 


Sayang saya hanya bisa ngobrol sebentar karena Intan, yang udah beres makan mie ayamnya, harus cabut duluan. 


Saya makan buru-buru supaya bisa berfoto bareng sebelum ia pergi. Saya paham banget gak bisa berlamban-lamban dengan ibu yang anaknya dua balita. 


Kumakan baso cepat-cepat. Nelan mie ayamnya ngebut. Minum air satu botol glekglekglek. Kami berfoto dengan mulut saya mingkem, khawatir ada daun seledri yang nyangkut di gigi.


Mie Ayam Goyang Lidah di Jalan Veteran Garut


Bagian teranehnya adalah saya memikirkan Intan beberapa hari itu dan berencana mengirimnya pesan di dm instagram. 


Lebih aneh lagi, saat saya utarakan itu padanya, Intan menimpali "aku tuh kepikiran loh mau ngontak teteh nanya tempat makan di garut."


Ada-ada aja. Saling memikirkan dan akhirnya tatap muka tanpa sengaja. 


Intan sedang menjalani masa-masa istimewa bersama anak sulungnya. Karena itulah saya memikirkan dia. Jadi saya senang bisa bertemu dengannya secara langsung dan tentu saja ku memeluknya. Ngagabrug caritana mah. Take care, Intan!


Mie Ayam Goyang Lidah

Jl Veteran, Garut

Ongkos makan 45.000 (dua mangkok, dua teh botol)

Waroeng Djahe: Kembang Tahu di Cibadak Yang Menyembuhkan

19 July 2022

Kami habis buka puasa dan energi di badan terasa seperti habis dikuras. Belum lagi saya dan Indra harus bermotor di jalanan Bandung yang basah sehabis hujan, pukul delapan malam. Jadi tambahkan: kedinginan. Indra menghentikan motornya di depan warung bernuansa oriental, kami sedang di Cibadak. "Kembang Tahu dulu yuk biar enakeun badannya," ajaknya. 

 

Kembang Tahu di Waroeng Djahe

Kembang Tahu cocok buat kondisi kami yang jompo digigit pekerjaan, usia, dan cuaca. Kok Indra kepikiran aja ya makan di sini, hehe.  Pas aja gitu. Kami lepas jaket dan langsung ambil posisi kursi di pojok, yang ada alas bantalnya. Di Waroeng Djahe kami nongkrong sejenak meredakan letih. 


Kembang Tahu dua

Roti bakar satu

Teh tawar anget dua

 

Begitulah pesanan kami dan semuanya tandas dalam waktu...10 menit? wkwkwkwk aduh kami ini kalau makan seperti tentara. Sat set sat set. Kebiasaan buruk. Padahal magribnya sudah buka puasa dengan makanan berat nih! 

 

Waroeng Djahe berada di jantung kota. Bila kamu berada di Alun-Alun, kamu bisa mencapai warung ini dengan berjalan kaki saja. Kalo gak mau ribet bisa sih naik ojek online aja. Lokasinya persis di perempatan Jalan Astana Anyar dan Jalan Cibadak

 

Tempat ini menurutku suaka dari hiruk pikuk jalanan yang super sibuk itu. Masuk ke dalam Waroeng Djahe terasa hawanya kalem. Mungkin karena efek lampu juga sih. 


Penganan di sini gak ada yang berat-berat. Semuanya makanan pendamping. Mulai dari Kembang Tahu, Wedang Ronde, Bubur Ketan Hitam, dan aneka Dimsum. Jadi menunya menu santai semua. 


Kembang Tahu di Waroeng Djahe


Kalau mampir ke Waroeng Djahe saya selalu pesan Kembang Tahu. Setiap menghabiskan semangkuk makanan (atau minuman?) ini, tenaga di tubuh saya terasa pulih lagi. Seperti habis dicharge. Jahenya itu lho menjalar ke seluruh otot dan tulang. Rasanya ironman siap tempur lagi. Hehe apa sih.

 

Gak ngerti lagi bagaimana dunia tanpa Kembang Tahu ya. Dia punya efek yang menyembuhkan. Sesuatu yang sembuh dalam diri kita itu entah apa namanya. Apakah letih, capek, stres, apa atuh ya. Keruwetan kali ya namanya? Semacam kekacauan yang membuat kepala puyeng dan tubuh pegal-pegal, Kembang Tahu dapat menyembuhkan rasa kacau itu. 

 

Meski begitu sejujurnya Kembang Tahu di sini bukan yang terbaik. Selain jahenya kurang nendang, panas kuahnya kurang gahar. Kembang Tahunya pun tipis saja hanya beberapa lembar. 

 

Kembang Tahu ala mamang-mamang yang gerobaknya dipikul itulah rasa yang terbaik, karena panas kuahnya pas, jahenya nyolot, dan Kembang Tahunya berlembar-lembar. 

 

Namun yaudahlah segitu juga cukuplah. Soalnya susah nangkep mamang-mamang Kembang Tahu di mana coba, seringnya saya temukan gak sengaja. Sulit nyari warung Kembang Tahu yang menetap seperti Waroeng Djahe. 

 

Kuliner Cibadak tanpa babi pasti gak afdol. Tanpa Kembang Tahu apalagi. Hehe. 

 

Kembang Tahu di Waroeng Djahe

Bila ke sini saya selalu duduk di pojok. Alas duduknya berbantal jadi enakeun duduknya. Bisa nyenderin punggung pula. Hehe. Gitu aja sih. 

 

Kembang Tahu ini harganya 18.000. Gak tahu nih udah naik belum harganya secara abis Lebaran harga-harga naiknya gila semua.

Makan Ramen di Pasar Cihapit

31 May 2022

Berdua dengan Indra, saya pergi ke Cihapit. Mau makan ramen di sana. Gara-gara apa ya saya tahu ramen ini, instagram deh kayaknya. 

 

Kami parkir motor di Jalan Cihapit, kira-kira abis sholat isya waktu itu. Lalu berjalan ke dalam pasar via jalan belakang. Indra meragukan, beneran jam segini masih buka? tanyanya. Ayo aja, jawabku. Kita ke Rama Ramen!

 

rama ramen pasar cihapit
 

Pasarnya sih rada gelap ya. Remang-remang gitu. Sepertinya bila datang sendiri saya sudah mundur duluan balik ke tempat parkir. Hehe. 

 

Tidak sulit mencari Rama Ramen tujuanku itu. Sat set sat set aja ikuti labirin kios. Nah ketemu. 

 

Sayangnya wiraniaga bilang stok ramennya habis bila untuk dua porsi. "Gimana kalo satu porsi dibagi dua?" katanya. Saya dan Indra berpandangan saling mengucap setuju tanpa bicara. 

 

Langsung aja kami ambil posisi duduk. Indra sih udah nancap duduknya, saya berdiri lagi dan berfoto untuk instagramnya @bandungdiary. Gak lama-lama, dua porsi mini Rama Ramen terhidang di depan hidung kami. 

 

rama ramen
 

Saya pesan curry ramen dan miso ramen. Keduanya enak. Ramen kan gitu yah kuahnya halus aja. Saya suka, Indra juga. Namun menurut saya, si kuahnya baru terasa meledak rasanya setelah saya santap bersamaan dengan tambahan sambal yang baru dibuat oleh wiraniaganya. Semacam acar sambal (?) terdiri dari potongan bawang, cabe rawit, dan minyak. 

 

Lalu menurut  kami jagoannya adalah baso goreng. Menu add on di sana. Bila berkunjung ke Rama Ramen, pesanlah baso gorengnya dan minta sambal cabe rawitnya ya. Kurasa memang alaminya kuah ramen itu tidak meledak-ledak rasanya, jadi bukannya tidak enak, justru enak. Cuma lidah saya aja yang condong ke cabe dan bawang yang ikut dikunyah. Hehe. 

 

Suasana pasar tradisional sangat berpengaruh dalam menambah pengalaman santap di Rama Ramen. Beda kerasanya memang. Meski saya datang malam hari saat kebanyakan kios pasar sudah tutup, tetap aja terasa beda. Karena bulan Ramadan aja sih bukanya malam hari. Saya lihat jadwal regulernya buka sampai magrib aja. 


rama ramen pasar cihapit

 

Saya akan balik lagi ke sana, saat terang hari biar kerasa nih bedanya bagaimana. Hehe. 

 

Harganya rada mahal menurut saya mah. Seporsi mini itu 32.000. Porsi reguler 55.000. Bolehlah buat jajan buat pleasure. 

 

Rame Ramen (ig @rama.ramen)

Buka Selasa - Minggu

10.00-18.00 di Pasar Cihapit

Makan Siang di Kumari, Dalam Rangka

27 March 2022

Pernah kan kamu juga mengalami hari-hari aneh. Hari itu saya ngalamin double attack: kesal dan sedih. Makanan, bagaimanapun juga, adalah pelarian dari masalah-masalah yang tidak bisa kita selesaikan langsung. Begitu ceritanya saya hinggap di Kumari yang dari luarnya saja terlihat mahal ini. Saya pikir saat itu gilaaaa saya kesel banget sekaligus pengen nangis! Okelah makan-makan mewah sekali aja gak apa-apa!

 

review kumari bake and brew bandung

 

Pergilah saya makan siang di Kumari Bake & Brew.

Kumari berada di markas besarnya anak-anak UNPAD. Di Jl Bagus Rangin. Ini tahun 2022, mungkin gak tepat lagi menyebut kawasan ini sebagai markasnya mereka. Secara kampus-kampus lain juga berada di episentrum kegaulan muda mudi bandung ini. Ada Unikom, belon lagi ITB. Namun entahlah saya ingatnya UNPAD mulu kalo masalah gaul-gaulan dan nongkrong-nongkrongan tuh! anak lama emang!

Kembali ke Kumari yang wow ternyata ramai pengunjung, bahkan itu bukan harinya akhir pekan. Saya memilih tempat duduk yang sering saya lihat di instagram. Oke ini dia, ini meja instagram!

 

Seorang wiraniaga cekatan menghampiri dan memandu saya memilih menu yang tersaji online. 

 

review kumari bake and brew bandung


Oke baik. Sat set sat set saya memilih dua menu makanan dan satu minuman. Di meja kasir saat hendak membayar, teteh kasir yang sangat manis dan nyeni itu berkata. Apakah dessertnya mau sekalian dihidangkan sekaligus dengan main coursenya?

Oke boleh, kubilang. Ia lanjut mengatakan kalo jam makan siang di Kumari selalu penuh. Beberapa menu bisa sold out di waktu tersebut jadi bagus juga kalo saya ngecup duluan. Gitu katanya.

Oke baik, kubilang. Wah tempat dengan menu-menu yang tidak murah begini banyak pembelinya? di hari kerja? mengapa lahan bisnis orang lain selalu terlihat lebih moncer di mataku ya.

Ini dia menu makanan saya yang semuanya cantik-cantik. Mantes sama harganya. Piring, gelas, plating, semuanya cakep dan impresif. 

 

Makan siang saya hari ini berdua dengan adik di Kumari. Udah lama mau makan di sini, kata temen sih harganya lumayan. Lumayan mahal. Jadi ya saya mikir dulu nih rada lamaan. Hehehe apa sih.


Spageti yang saya lupa nama lengkapnya
Strawberry Cheesecake
Berry Breeze yang kurang banyak

Selalu deh masalahnya di kafe-kafe ini minumnya dalam porsi kecil. Sementara rasa ingin minumku masih banyak. Kalo makanannya paslah porsinya. 


Anw, all is well alias enak semua di sini, paling gak menu yang saya pilh. Gak ada komplen. Semuanya oke. Bukan yang terbaik rasanya but oke.

Adik saya memesan dessert dan kopi. Katanya biasa aja makanannya bukan yang enak banget sih.

Sepadan harganya? iya. Oke. Ditotal-total habisnya sekitar 300+++

 

review kumari bake and brew bandung


Saya agaknya akan eksplor tempat makan lain di Bandung dan sulit kembali lagi ke Kumari. Bila saya makan lagi di Kumari itu karena saya ingin traktir ibu, sepertinya.

 

Walo begitu ini kafe yang menurut saya cocoknya buat yang muda-muda. Atau dewasa muda lah macam saya. Bangku yang saya duduki di sana tidak nyaman. Saya tidak menyukainya bangkunya, ibuku pun pasti sama. Namun adik saya mengatakan hal yang berbeda. Mungkin karena dia lebih muda? entahlah wkwk.


Oke baik. Cerita makan-makan yang ringkas dan agaknya tidak berguna ini saya sudahi dulu. Perasaan kesal dan sedih yang saya bahas di atas itu gak hilang, tapi ada perasaan membaik dan sedikit lega sehabis makan siang di Kumari. Makasih ya, Kumari!

Menyantap Sosis Merguez The Good Life di Dago

27 February 2022

Udah saya rencanakan nih mau makan siang di Good Life. Jadi dari arah Ledeng saya tancap motor, sopir grab sih yang ngegas saya duduk aja diboncengnya, hehe. Dari bukit satu ke bukit lainnya, kira-kira itu penggambaran lokasi dari Ledeng ke Dago. 

 

The Good Life Bandung


Saya pesan dua menu makan siang di sini. Pertama: Beef merguez sausage and pesto sauce. Saya pernah satu kali makan di Good Life dan rasanya memang makanan mereka itu aneh. Bukan aneh jelek ya tapi aneh yang tidak biasa. Bukan rasa mecin maupun rasa asin yang umum. Rasanya tuh...hambar dan enak. Hahaha gimana coba hambar tapi enak. 


Rasanya clean, bersih gitu. Sosisnya homamade, mereka membuatnya sendiri. Daging sosisnya gak halus, masih ada gerinjel. Justru enak banget sensasi mengunyahnya bagai mengigit daging steak tapi kan bukan. 


Saosnya pesto parsley, segar nih saosnya! Lalu karbonya baby potato yang dipanggang/bakar. Saladnya ada potongan timun, salada, serutan kecombrang (?), dan kacang merah.


The Good Life Bandung


Menu kedua adalah pizza mushroom cajun. Ya betul saya santap semuanya sendirian. What? 


Hehehe. Pizzanya kayak pizza rumahan aja, tipis, crunchy, dan rasa jamur sedikit asam. Bukan asam basi ya tapi asam ala jamur kebayang gak. Bumbunya rempah-rempah. Rasanya seperti sedang santap pizza buatan teman di rumah teman yang sedang bereksperimen bikin pizza. 

 

Pokoknya mah makanan di sini beda rasanya dengan yang kita santap di rumah. Bukan bumbu yang umum kita pake juga di rumah. Gak ada yang begini di Bandung selain di The Good Life kayaknya. Kafe lain ada kali tapi gimana tangan chefnya kan. Kalo ibu saya bilang, makanan yang rasanya seperti ini adalah makanan menak. Hehe.


Ohiya minuman yang saya pilih adalah es lemon kecombrang yang gila enak banget pengen beli versi satu liter! 

 

The Good Life Bandung
 

Makanan enak dan bersih, suasana sejuk dan dingin. Udahlah Bukit Dago Pakar juara buat suasana sejuknya Bandung. 


Sori saya lupa harga masing-masing menunya, bila ditotal sekitar 120-140K. Cocok ajak pasangan ke sini bedua aja ngobrol ngalor ngidul, tapi bawa jaket ya soalnya dingin. Hehe.


The Good Life (ig @thegoodlife_bdg)

Dago Pakar dekat banget sama Dago Tea House (googlemap aja tulis nama tempatnya)

Buka hari selasa-minggu

10.00-20.00