Hari itu kerjaan saya agak santai dan kupikir kayaknya bisa nih makan siang di luar. Kubuka koleksi saved post di instagram dan ketemu Rumah Baso. Letaknya di Taman Cibeunying. Ah ini nih! Ayo!
Meluncur saya ke sana sendirian. Kubil sekolah. Indra kerja. Sementara saya bersikap seolah-olah seperti pengangguran dan hendak menghabiskan uang yang seharusnya kami tabung untuk pensiun nanti.
Becanda. Hehe.
Rumah Baso gak sulit dicari. Stories instagramnya lincah jadi saya bisa ketahui bentukan mereka gimana. Kucari kios yang warna merah. Ah itu dia. Gampil!
Waktu makan di sana, akang-akang Rumah Basonya menyambutku ramah. Secara sopan ia bertanya padaku nama akun instagramku apa. Ia minta izin memotretku, posting fotonya di stories. Gak lama kulihat notifikasi di IG.
Selesai makan basonya dan sambil transaksi pembayaran, kami ngobrol sebentar dan saya menceritakannya tentang Fish Express.
Saya merasa harus jelasin ke orang-orang yang belum tahu tentang Fish Express tapi mengetahui saya di Bandungdiary. Saya ceritakan tentang bisnis perikanan dan ia mendengarku, belakangan saya baru menyadari ia menyimak ceritaku dengan serius.
Saat kubilang produk Fish Express dibeli oleh ibu-ibu yang anaknya sedang fase MPASI (makanan pendamping asi), akang Rumah Basonya berkata antusias “oh cocok nih nanti saya kasitau adik saya, dia baru punya anak!”.
Keesokan harinya akang Rumah Baso mengontakku di DM Instagram. Katanya ia memberitahu adiknya tentang produk filet ikan punyaku dan ternyata adiknya adalah pelanggan Fish Express.
Wah senang sekali saya. Gak sangka obrolan kecil itu ditindaklanjuti oleh akang Rumah Baso. Kutanya lagi siapakah nama adiknya. Kucari namanya di database dan kutemukan adiknya pernah membeli ikan di bulan November 2022.
Selang beberapa hari kemudian, adiknya mengontak kami dan memesan ikan. Wah bukan main. Saya terkesan sekali. Bukan karena ada pembelian di Fish Express, tapi karena akang Rumah Basonya merhatiin saya bicara dan berusaha menindaklanjutinya. Saya sendiri gak ngarep dia akan memberitahu adiknya tapi gak sangka ia melakukannya. Bener-bener mengharukan.
Dia bisa memilih gak melakukannya tapi dia melakukannya.
Saya gak akan lupa pengalaman ini. Makasih ya akang Rumah Baso yang thoughtful. Rasanya saya gak pernah bersikap seperti itu saat berdagang, saya akan menirunya karena kesan yang tertinggal jadinya dalam banget. Rasanya saya mau ajak ibu saya, adik saya, ponakan saya, dan satu rukun tetangga saya jaja di Rumah Baso. Tapi ada tabungan pensiun, jadi kuajak indra dan kubil aja makan di sana. Hehe.
Waktu di sana saya memesan yamin manis. Ada semangkok kecil berisi baso dua butir, dan satu pisin berisi pangsit. Kupikir gak dapat pangsit jadi saya sudah pesan pangsit juga. Lumayan dapat pangsit dua!
Yamin, baso, dan kuah di sini terlihat dan terasa bersih semua. Makanan sehat yang kinclong. Nampak suci dan mulia. Mienya bertestur halus dan sizenya kecil. Yaminnya bertabur ayam. Saya suka taburan daging ayam begini. Namun yaminnya kurang manis, kayaknya saya harus tambah kecap sendiri tapi tidak. Lapar soalnya keburu kumakan semua.
Basonya segar dan kenyal. Tidak sulit dikunyah. Menurut saya rasa terbaik ada di pangsitnya. Gurih dan renyahnya bagus banget. Secara keseluruhan satu porsi yamin manis itu mendarat masuk perut dengan bahagia dan tentram. Karena rasanya demikian: menentramkan.
Makasih ya, Rumah Baso!
Post Comment
Post a Comment