Berkunjung
ke Providentia ini saya pergi bersama komunitas Heritage Lover. Acaranya
dimulai sedari pukul 9 pagi - 1 siang. FYI, acaranya gratis.
Asrama Providentia, Asrama Perempuan
Providentia
adalah asrama perempuan. Gedung yang termasuk cagar budaya ini dibangun tahun
1932 dan bagian dari kompleks Biara Ursulin. Gedungnya masih satu kompleks dengan
SMP Santa Ursula dan terdiri dari dua lantai.
Pintu
Providentia menghadap ke Jalan Supratman, pintu Santa Ursula berdiri ke arah
Jalan Anggrek (Taman Superhero). Bangunan
SMP Santa Ursula lebih tua dibanding Providentia, dibangun tahun 1928.
Pada
mulanya misi menyebarkan agama katolik oleh para suster menjadi dasar
keberadaan gedung ini. Misi ini dimulai dengan membuat penampungan yatim piatu.
Tempat tersebut berevolusi jadi asrama perempuan dan lembaga pendidikan.
Sejarah
kelam pernah jadi cerita pilu Providentia. Kala Jepang datang dan menduduki
Indonesia, gedung ini jadi kamp tawanan orang-orang belanda. Kompleks
Providentia ini bagian dari kamp Cihapit, kamp tawanan terbesar buatan Jepang.
Bersama
teman-teman, saya masuk ke gedungnya. Melihat-lihat ruang utama (untuk tamu)
sampai dengan ke ruang kamar (gak masuk ke kamar tiap orang, lihat dari luar
saja), dapur, ruang piano, dan kamar mandinya.
Langit-langitnya tinggi dan masih asli. Lantainya, terutama di lantai 2, sudah diganti dengan keramik. Banyak jendela, pintu yang tinggi, dan perabotan yang kuno.
Baca juga : Tips Ajak Anak Traveling Adalah Bersabar! Hahaha :D
Langit-langitnya tinggi dan masih asli. Lantainya, terutama di lantai 2, sudah diganti dengan keramik. Banyak jendela, pintu yang tinggi, dan perabotan yang kuno.
Baca juga : Tips Ajak Anak Traveling Adalah Bersabar! Hahaha :D
Satu
hal yang lekat dalam ingatan saat meilhat lebih dekat Providentia adalah:
BERSIH BANGET!
Saat kebersihan sebagian dari iman disebut-sebut dalam agama saya berulang-ulang sejak saya masih sekolah dasar, di tempat-tempat seperti ini saya melihat praktek nyatanya. Picontoeun, kata orang sunda mah.
Saat kebersihan sebagian dari iman disebut-sebut dalam agama saya berulang-ulang sejak saya masih sekolah dasar, di tempat-tempat seperti ini saya melihat praktek nyatanya. Picontoeun, kata orang sunda mah.
Terus
apalagi ya…
Oh
iya, saya juga merasakan suasana tamannya yang asri di belakang asrama. Yang
ada tempat duduknya dan tempat (sepertinya) berdoa. Sejuk terasa kala pagi hari
duduk di tempat kayak gitu. Tapi ya taman mungil ini gak ada apa-apanya.
Saya
beranjak ke bagian belakangnya lagi dan lihat tamannya yang LUAAAAASSSS banget!
Saking luasnya, pulang ke rumah saya cek di goggle map buat lihat skala luasnya.
Saking luasnya, pulang ke rumah saya cek di goggle map buat lihat skala luasnya.
Di
sisi kiri jalan masuk taman, ada makam. Saya gak lihat makamnya, saya berlalu saja. Bodoh emang gak lihat makam. Hhrrgghh.
Di taman itu tuh, ada sebuah kapel mungil yang indah, nampak seperti rumah-rumah tepi hutan dalam dongeng-dongeng eropa. Rumah Doa namanya. Cantik sekali bangunannya.
Di taman itu tuh, ada sebuah kapel mungil yang indah, nampak seperti rumah-rumah tepi hutan dalam dongeng-dongeng eropa. Rumah Doa namanya. Cantik sekali bangunannya.
Walau
tempat yang saya sedang lihat saat itu bukan tempat-tempat untuk penganut islam kayak
saya, terus saya ternyata bisa ada di situ, harus saya akui ada perasaan asing
di dalam hati. Perasaan aneh yang gak lazim.
![]() |
Rumah Doa |
Namun
tak bisa saya sangkal juga ada rasa sejuk dan damai melihat betapa damainya
semua kondisi di taman ini. Pepohonan yang permai, lingkungan yang bersih, dan
bangunan kuno yang aduhai menawan sekali bentuknya.
Idealnya
memang begini tempat ibadah. Membuat kita merasa damai meski baru melangkah
satu jejak di dalamnya.
Tapi ibadah di ruang-ruang kayak gini buat saya mah hanya fondasi saja, fondasi yang dipake saat berada di lokasi yang lebih ‘ramai’ dan bersinggungan dengan perbedaan. Di ruang-ruang yang menguji bekal agama yang kita pupuk di tempat kayak tamannya Providentia (kalau saya kasusnya ya tempat sholat) ini.
Tapi ibadah di ruang-ruang kayak gini buat saya mah hanya fondasi saja, fondasi yang dipake saat berada di lokasi yang lebih ‘ramai’ dan bersinggungan dengan perbedaan. Di ruang-ruang yang menguji bekal agama yang kita pupuk di tempat kayak tamannya Providentia (kalau saya kasusnya ya tempat sholat) ini.
Ngomong-ngomong masih di kompleks yang sama, terdapat kapel yang letaknya di ujung taman. Kapel ini bernama Mater Boni
Consili, memiliki lonceng yang masih berbunyi di jam tertentu, jam 05.00, jam
12.00 dan jam 18.00.
Kami
hanya melihatnya dari jauh. Tak boleh kami pandang dari dekat apalagi masuk ke
dalamnya. Ya gak apa-apa. Namanya juga tamu, kami mengikuti gimana nyamannya
pemilik bangunannya saja. Gak boleh motret pun saya nurut dengan senang hati.
Hehehe.
Kembali
ke asrama Providentia, kami berpamitan kepada Suster Pauline yang sejak awal menemani
kami (teman-teman, maksudnya. Saya gak ikut ngobrol, cuma denger ceritanya aja)
berbincang.
Sebelum
pulang, kami sekalian aja mampir ke SMP Santa Ursula!
Sebelum Pulang, Jelajah SMP Santa Ursula
Salah
seorang dari peserta tur ke Prova ini kan alumni SMP Santa Ursula, Hernadi Tanzil namanya.
Pak Tan (panggilan akrabnya) hendak napak tilas ke sekolahnya. Ah ya kami ikut saja lah membuntuti Pak Tan, ceritanya sambil menyelam dapat ikan. Hehehe.
Pak Tan (panggilan akrabnya) hendak napak tilas ke sekolahnya. Ah ya kami ikut saja lah membuntuti Pak Tan, ceritanya sambil menyelam dapat ikan. Hehehe.
Gak
terlalu lama jelajah SMP Santa Ursula. Waktu masuk dan lihat-lihat gedungnya,
entah kenapa buat saya gedung Providentia terasa lebih antik dibanding SMP
Santa Ursula. Kenapa ya…
Apa
karena warna cat dinding yang berbeda, benda-benda masa kini yang memenuhi
sudut SMP-nya, aura SMP yang lebih bergairah (asrama lebih terasa sunyi), atau
apa ya.
Dahulu
sekolah ini khusus sekolah perempuan. Sekolah Maria namanya. Bahasa
pengantarnya bahasa belanda.
Pada bagian gedung yang lama terdiri satu lantai saja, di bagian belakang ada bangunan baru, nah itu baru berlantai dua. Sekolah ini bentuknya melingkar, lapangan ada di tengahnya. Nampak ada dua pepohonan besar yang dipangkas di sisi kiri dan kanan kantor guru.
Di bangunan lama kita bisa lihat kolom-kolom gedung yang artdeco banget, banyak ukirannya. Cantik sekali. Di dinding juga menempel ukiran. FYI ukiran ini bukan hiasan ditaplok ke dinding, melainkan mengukir dindingnya. Bayangin mencongkel-congkel tembok hingga membentuk pola berulang-ulang. Aheeuuu kebayang ya craftmanship tukang-tukang bangunan tempo dulu. Andai kemampuan tersebut sanggup dipertahankan, mungkin sekarang ada sekolah khususnya kali ya. Fakultas teknik sipil, jurusan mengukir dinding 😁
Pada bagian gedung yang lama terdiri satu lantai saja, di bagian belakang ada bangunan baru, nah itu baru berlantai dua. Sekolah ini bentuknya melingkar, lapangan ada di tengahnya. Nampak ada dua pepohonan besar yang dipangkas di sisi kiri dan kanan kantor guru.
Di bangunan lama kita bisa lihat kolom-kolom gedung yang artdeco banget, banyak ukirannya. Cantik sekali. Di dinding juga menempel ukiran. FYI ukiran ini bukan hiasan ditaplok ke dinding, melainkan mengukir dindingnya. Bayangin mencongkel-congkel tembok hingga membentuk pola berulang-ulang. Aheeuuu kebayang ya craftmanship tukang-tukang bangunan tempo dulu. Andai kemampuan tersebut sanggup dipertahankan, mungkin sekarang ada sekolah khususnya kali ya. Fakultas teknik sipil, jurusan mengukir dinding 😁
![]() |
koridor SMP Santa Ursula |
Walo
aura gedung Providentia dan SMP Santa Ursula terasa beda, ada yang samanya:
KEBERSIHANNYA.
Duh
ya ampun ini sekolahnya bersih sekali adududududuuuhhhhhh. Pulang ke rumah saya
cerita ke Indra, spontan aja saya bilang ‘apa kita sekolahin nabil di smp santa ursula aja ya?’ 😆 hahahaha gak
mungkin, walo kami sangat sekasual itu, tapi ibu saya bakal bikin pagar betis
deh kayaknya😁 . Tapi ya beneran deh ini sekolah-sekolah lain yang mau studi
banding kebersihan datanglah ke SMP Santa Ursula!
Udah gitu di mana-mana ada tanaman hijau-hijau. Asri dan sejuk dipandang.
Udah gitu di mana-mana ada tanaman hijau-hijau. Asri dan sejuk dipandang.
Berkat
Pak Tan kami bisa masuk ke ruangan paling tua di SMP Santa Ursula. Ruangan ini terdiri dari banyak kursi sepaket
dengan mejanya. Seperti ruang tamu. Di pinggir-pinggirnya ada beberapa ruangan,
di antaranya ruang kepala sekolah. Ini nih yang ada di ruangan ini perabotannya
tua-tua semua.
Keliling SMP Santa Ursula gak lama. Udah
deh abis itu salam perpisahan, foto penyerahan suvenir, dan pamitan. Pulang.
Rencananya
saya gak akan nulis banyak-banyak, karena fotonya aja udah bejibun😅 tapi ya
begitulah kalau punya jari yang lebih bawel dari mulut. Aheuheuheuheu.
Berikut ini foto-foto dari canon saya.
Berikut ini foto-foto dari canon saya.
![]() |
Ibu Sita, alumni asrama Providentia yang membantu perizinan masuk gedung Providentia |
![]() |
Malia, koordinator Heritage Lover dan Lembang Heritage |
![]() |
Suster Pauline, pengurus asrama Providentia |
![]() |
SMP Santa Ursula |
Belum selesai 😁
Karena keterbatasan kamera saya yang lensanya cuma 50mm, saya juga moto pake hape. Sori kalau kebanyakan foto hohohoho. Saya bermaksud memperlihatkan detail-detailnya, karena emang banyak detailnya hohoho. Siapa tau membantu teman-teman yang pengen masuk gedung-gedung ini tapi belum ada kesempatannya. Tapi kalo males lihat fotonya, tulisannya aja dibaca di bagian atas yak. Hehehehe.
Berikut ini foto-fotonya.
Karena keterbatasan kamera saya yang lensanya cuma 50mm, saya juga moto pake hape. Sori kalau kebanyakan foto hohohoho. Saya bermaksud memperlihatkan detail-detailnya, karena emang banyak detailnya hohoho. Siapa tau membantu teman-teman yang pengen masuk gedung-gedung ini tapi belum ada kesempatannya. Tapi kalo males lihat fotonya, tulisannya aja dibaca di bagian atas yak. Hehehehe.
Berikut ini foto-fotonya.
![]() |
ruang tamu asrama Providentia |
![]() |
ruang baca asrama |
![]() |
ruang piano |
![]() |
SMP Santa Ursula |
![]() |
ruang menerima tamu, ruang tertua di SMP Santa Ursula |
Teks : Ulu
Foto : Ulu
wowowwww...puas lihat foto2 dan baca ceritanya, ngebayangin dulu disini gimana orang lalau lalang
ReplyDeleteiya ini kayaknya postingan dengan jumlah foto terbanyak hohohohoho :D
DeleteWah masih terawat dengan baik meski sudah berumur puluhan tahun.
ReplyDeleteBener sih memang bangunan2 tua gitu kalo cuma diliat dr luar kayaknya ada yg kurang hehe
Paling tidak, ada cerita2 mesku sedikit biar bangunan tsb keliatan hidup.
masih terawat karena emang dirawat. di bawah yayasan gitu & rapi organisasinya jadi secara finansial bangunan ini tersokong dengan baik :)
Deletewouw..seruuuuu
ReplyDeletekalo mau tahu info soal tur heritage di Bandung kayak gini, lewat mana ya mbak? :-?
kalo saya lewat komunitas, mba. di instagram komunitas sejarah udah ada akunnya. mbanya tinggal di mana? bisa dibrowsing. kalo di bandung ada komunitas: Aleut, Lembang Heritage, Heritage Lover, Ulin Jarambah, dll. Instagramnya ada, Facebook Fanpagenya juga ada. Mereka selalu share info acara di akun-akun media sosialnya.
Deletewah senang sekali membaca cerita dan melihat foto-fotonya, membuat saya alumni SMP Providentia dulu (SMP Santa Ursula sekarang )bernostalgia lagi di SMP dan Biara yang tidak akan saya lupakan ke asriannya... trimakasih telah mengunggahnya.. mengobati kekangenan masa dulu...
ReplyDeleteWah sama-sama :) Terima kasih sudah memberi apresiasinya terhadap tulisan dan foto-foto saya :)
DeleteWaktu tk dan sd saya sekolah disitu juga.Dahulu tk nya bwrnama santo yohanes,SD nya Santa Maria (kelas b) dan Santo yusuf ( kelas b).Dahulu smp santa ursula terkenalnya smp prova.waktu sekolah sd,setiap kelas punya wc sendiri- sendiri tidak campur.jadinya kebersihan selalu terjaga.Waktu tk kami sering di ajak jalan oleh ibu guru (murid dan guru semuanya perempuan),ke taman,dan di dekat makam itu ada lorong yang panjang yang pemandanganya ke jln.Supratman.Sejak tk kami di ajarkan kebersihan yang sampai sekarangpun kebiasaan bersih tetap terbawa.Dahulu sekolah sd lain belum ada pelajaran bahasa inggris,tapi kami di kelas 3 sd sudah mldi ajarkan.Setiap hari kami selalu di beri minum susu murni.Dan anak - anak yang sekolah disitu semuanya taat pada disiplin.
ReplyDeleteWah bagus ya sekolahnya visioner. Ngajarin kebersihan dari kecil, emang kerasa & terlihat banget bersihnya dari ujung ke ujung. Mantap!
DeleteTerima kasih sudah memposting gedung ini, membuat saya mengingat kembali masa2 tinggal di asrama providentia, awalnya memang sangat menyeramkan tinggal disana, namun setelah lama sangat nyaman tinggal disana. Tempat yang sangat dirindukan :). Kalau dilihat lebih detail lagi taman belakang di asrama tersebut memiliki pintu untuk ke SMP Santa Ursula, SMA Santa Maria 1, dan SD Santa Ursula.
ReplyDeleteUntuk info tambahan, hampir setiap ruangan asrama providentia punya nama tersendiri seperti ruang piano bernama ruang goreti, lorong kamar dekat perpustakaan bernama lorong Maria, ruang antara 2 lorong kamar adalah ruang saraswati, lorong kamar berikutnya adalah lorong Angela, tempat cuci yg kami sebut wasre dan masih banyak lagi :)
Wah terima kasih sudah berkunjung ke blog ini :) Terima kasih juga untuk tambahan informasinya :) Saya berkunjung ke taman belakangnya dan sempat nongkrong di SMP Santa Ursula dan melihat pintunya. Hatur nuhun ya :)
Deletesaya menyesal dulu ga sekolah disana, padahal ditawari bapak, akhirnya saya pilih SMP Negeri, dulu saya khawatir saya yang hindu sulit diterima kawan yang katholik ah ternyata pikiran saya pendek sekali, sekarang saya menebus kesalahan itu dengan menyekolahkan anak anak saya di sekolah katholik ^-^
ReplyDeleteAlhamdulillah,,, rasa penasaran saya terobati setelah baca+lihat foto2 di blog ini, sama seperti cerita diatas,, sebelumnya saya sll penasaran tiap lewat jl. Supratman, Sy pikir itu gereja, tp ko sepi,, kesannya angker (mungkin karena bangunan tua) hmpir g pernah Sy liat kegiatan di area luar gedung selain security yg jaga,,, haah,, jd pengen masuk kesana😄
ReplyDelete