Social Media

Image Slider

Sehari di Solo: Tentang Tembok-Tembok Tinggi Laweyan

31 October 2018
Keputusan untuk menginap semalam di Solo dan berjalan-jalan sehari doang di sana adalah keputusan yang salah. Tapi ya sudahlah hahaha. Mudah-mudahan ada kesempatan lain saya bisa main ke Solo lagi lebih lama euy.

Sehari jalan-jalan di Solo, ke mana aja dan ngapain aja?

Kami teh belum pernah lihat keraton Surakarta. Maka ke sanalah tujuan pertama kami. Tempat wisata yang sudah umum tapi buat yang baru pertama kali, terasa mengasyikkan.



wisata indonesia


Tujuan ke dua, Pasar Gede! Indra, sebagai arsitek, bilang kalo Pasar Gede ada sejak tahun 1930 dan wajib saya datangi. Karena arsitektur pasarnya yang bagus dan masih lestari. "Ntar perhatiin sirkulasi udara dan cahaya di sana," begitu katanya. Sementara saya mah sejujurnya ke Pasar Gede pengen jajan aja. Heuuu. 

Nah lokasi ke tiga ini idaman banget. Sudah lama rasanya mau berkunjung ke Laweyan. Bukan untuk belanja batik. Tapi pengen lihat rumah-rumah antik juragan batik di sana.

Saya rinciin satu-satu tentang tempat yang kami sambangi ya. Here goes!


Keraton Surakarta

Di bawah panas hawa Solo yang luar binasa, kami gak langsung masuk ke bangunan keratonnya. Berfoto-foto dulu lah di sekitar keraton. Ada masjid dan bangunan yang kayaknya sih dulunya istal kuda. Pintunya besar-besar. Bagus sekali!

Ingin memotret Gapura Keraton namun banyak kendaraan berlalu lalang. Belum lagi beberapa motor parkir persis di pintu gapura. Rupanya dari halaman depan keraton berbelok ke kanan ini jalan umum ya? Waduh berisik sekali suasananya pagi itu. Kendaraan warga dan bis-bis wisata menumpuk seperti pasar di musim lebaran.

Ohiya, warna biru pada semua ornamen di keraton cantik sekali. Biru-biru itu apa artinya ya? Sementara di keraton Yogyakarta saya perhatikan warnanya dominan hijau.

Masuk ke museum, harga tiketnya murah saja. Tiket masuk keraton surakarta Rp10.000/orang. Bila membawa kamera (DSLR atau sejenisnya), ada biaya tambahan.

Pukul 09.00 keraton baru dibuka untuk pengunjung.



tempat wisata


Dan masuklah kami bertiga ke dalam keraton. Penuh sekali keraton pagi itu. Banyak turis! Keraton ini memang wisata Indonesia andalan banget. 

Ada dua area yang kami bisa sambangi. Area berbentuk persegi dengan taman luas di tengahnya. Pada bangunan tersebut terdapat banyak ruangan yang terhubung dengan ruangan lain.

Nah di situlah museum keraton berada. Dengan penerangan yang minim, agak susah mencermati koleksi museum. Entahlah ini ruangan dahulu berfungsi sebagai apa. Kami mengelilingi museum tanpa pemandu. Tak ada brosur juga. Haduh bingung memang ahahaha.

Area satunya lagi masuk ke dalam keratonnya. Alas kaki harus dilepas. Rupanya area outdoor tersebut beralaskan pasir pantai. Konon pasirnya diangkut dari pantai gunung kidul.

Di sekitar kami ada dua pendopo. Ada juga satu menara. Dahulu berfungsi sebagai menara berjaga atau memantau.Ada tali yang jadi pembatas area terlarang kami masuki. Memotret dari luar masih diperbolehkan.

Ohiya, ada banyak pohon juga. Pohon apa ya itu? sepertinya pohon sawo kecik. Betul gak? Karena pepohonan itu lah hawanya lebih sejuk dan adem. Mataharinya juga gak tembus ke tanah terlalu ganas. 

Bila membandingkan dengan keraton Yogyakarta, keraton Solo ini terasa lebih misterius. Lebih tertutup. Cuma dua area yang dibuka untuk umum.

Tapi yak gak apa-apa. Hanya penasaran saja kayak apa kehidupan keraton. Kalau keraton Yogyakarta kan bisa saya lihat di akun instagramnya. Juga ratu dan putrinya yang aktif di twitter :D 

Keraton Surakarta ini siapa saja tokoh-tokohnya ya? Yang saya ingat hanya orang pertama yang punya mobil di Hindia Belanda asalnya dari Keraton Surakarta, Pakubowono X namanya. 

Dari keraton kami menumpang becak menuju Pasar Gede.



Kuliner Pasar Gede Solo

Baru juga sampai, belum masuk ke pasarnya, kami sudah jajan. Es Gempol namanya. Dalam semangkuk itu ada kuah santan, es batu dan entah apalagi. Pokoknya segar sekali rasanya. Ada daging seperti ronde, warnanya putih, bentuknya seperti bakso. Rasanya manis. 

Habis dua mangkuk, kami beranjak ke dalam pasar. Jajan lagi. Kali ini penganan mirip lontong dicocol ke sirup gula merah. 

Masuk ke dalam pasar, makin liar jajannya hahaha. Makanan-makanan yang gak akan ada di minimarket ya adanya di Pasar Gede ini. 


wisata indonesia
Kiri: Cabuk Rambak
Kanan: Lupis mungkin ya, lupa nama ala Solonya apa

Cabuk Rambak, Brambang Asem, Lenjong, Es Dawet! Kuliner lokal ini memang kekuatan wisata Indonesia yang gak ada tandingan. Di Pasar Gede keunikan kuliner tersebut berada. Saya makan semua tuh. 

Favorit saya dari makanan-makanan lezat itu adalah Cabuk Rambak. Makanan super karbo ala Solo. Ketupas diiris tipis. Bumbunya saos wijen (btw, saosnya ENAK BANGET!). Kerupuknya terbuat dari nasi yang dikeringkan dan digoreng. Namanya Karak. Cabuk sendiri adalah istilah untuk bumbu kacangnya. Ah parah enak banget. Saya nambah 2x pun! 

Pasar Gede adalah tempat yang bakal saya datangi lagi bila saya ke Solo lagi. Janji!



Rumah-rumah Kuno di Laweyan

Ke Laweyan berbekal peta yang saya salin dari sebuah buku. Kami hanya berkeliling saja tidak beli apa-apa. Ada kejadian hampir dikejar anjing :D sepertinya kami masuk terlalu dalam ke Laweyan bagian bukan untuk pengunjung. Untunglah selamat :D

Laweyan ini bagi saya sudah layak masuk ke daftar tempat wisata di Solo. Namun untuk pengunjung newbie di Solo seperti saya, sulit juga jalan-jalan di Laweyan bila tanpa teman lokal.

Di hari minggu sentra batik legendaris ini terasa sepi sekali. Gang-gangnya senyap. Dinding antar rumah tinggi sekali. Sekitar 3 meter lebih tingginya. Di pintu-pintu masuknya ada pintu ukuran kecil, seperti pintu untuk kurcaci. Kita harus menunduk jongkok bila masuk melewati pintu kecil itu. 

Rasanya asing ada di Laweyan. Perasaan saya aja kali sebagai turis yang pertama kali ke sana. Tapi ada perasaan aneh yang dingin sewaktu menyusuri jalan-jalan kecil di kampung batik ini. Rasa yang gak nyaman.


wisata indonesia


Gak banyak rumah antik yang saya bisa saksikan. Dari artikel yang saya baca, rumah-rumah antik adanya di balik tembok nan tinggi. Ya pantas saja saya gak bisa lihat rumahnya. Cuma pintunya saja yang saya foto.


Dahulu, tembok tinggi ini dibangun dalam rangka menghalau orang-orang yang mau mengintip proses pembuatan batik. Takut motifnya diintip, teknik pembuatan batiknya khawatir dicuri pesaing. Begitu yang saya baca di blog teman saya, Aan. Termasuk untuk mencegah aksi kejahatan. 

Memang blognya Aan dan Halim jadi pegangan banget untuk jelajah Solo, khususnya Laweyan. 

Sekarang di dunia perbatikan peran Laweyan ini bagaimana ya? masih menyuplai banyak batik? ke mana saja? masih banyak pengusaha batik di sana? Konon di rumah-rumah pengusaha ini ada bunker, apa iya? Katanya juga tiap rumah punya satu pintu yang terhubung dengan pintu tetangganya. Untuk apa? 

Rupanya kembali ke Bandung, perut saya kenyang terpuaskan. Namun rasa penasaran akan Laweyan belum tuntas. Seperti kalimat awal tulisan ini. Saya bakal balik lagi ke Solo. Penjelajahan melongok sejarah bos-bos batik di balik tembok tinggi itu belum tandas. 

Ngomong-ngomong, bila jalan-jalan ke Solo, teman-teman menggunakan armada apa untuk menjangkaunya? 

Bila saya, dari Bandung menuju Solo bisa menumpang pesawat. Tercepat memang bila dibanding kereta api, bis, dan shuttle. Karena ingin cepat sampai saja lantas memilih burung besi. 



Booking Tiket Pesawat via Pegipegi

Booking tiket pesawat menuju Solo, saya mencari rutenya di aplikasi Pegipegi. Tinggi buka aplikasinya. Lalu:

Pilih tab Tiket Pesawat
Cari penerbangan
Pilih penerbangan
Isi data kontak penumpang
Pembayaran
Tinggal tunggu e-ticket dikirim ke email




Harga tiket menurut saya mah bersaing. Ditambah ada fitur poin bernama Pepepoin. Poinnya bisa ditukar dengan diskon hotel. Percayalah ngumpulin poin ini menyenangkan sekali memang. Hahaha. This is ibu-ibu speaking :D 

Lantas apalagi kelebihan booking via Pegipegi ini selain Pepepoin?

  • Pembayaran yang Mudah : udah banyak daftar bank sebagai sistem pembayaran. Jadi gampang banget bisa milih bank sesuai tempat kita naro uang :D gak kena potongan admin kalau transaksi. Mbanking bisa, atm apalagi. Fakta terbaru: bisa bayar dicicil! 

  • Banyak Diskon (dan Promo!)Selain ngumpulin poin, nyari promo juga penting banget. Lumayan naro kode untuk diskonan. Setahu saya promo adanya di aplikasi saja. 

Yak bagi teman-teman yang mau ke Solo, selamat jalan-jalan ya! Sebenernya mah cukup sehari juga. Cuma ya mana puas, pasti terasa kurangnya mah :D Manusia memang...wkwkwk.

Mulai hunting tiket pesawat di Pegipegi dari sekarang atuh. Eh ntar di Solo, jangan lupa ke Pasar Gede dengan perut kosong, sebab aneka macam makanan lokalnya yang unik itu siap masuk perut :D




Teks: Ulu
Foto: Ulu

Review Hotel Backpacker di Jalan Riau Bandung: SubWow Hostel

29 October 2018
Menarik ya ada hotel untuk backpacker di Jalan Riau. Hooh gak salah baca: di Jalan Riau! SubWow Hostel namanya.

Fyi, Jalan Riau ini termasuk wilayah jantung kota Bandung. Terkenal dengan barisan FO sih di sini sebagai tempat belanja di Bandung. Tapi menurut saya mah Jalan Riau gak cuma tempat belanja aja. Tapi juga surganya kuliner Bandung!

Minggu lalu kami nyicipin rasanya menginap di Subwow Hostel ini. Saya ceritain ya gimana pengalaman di sana. Kayak biasa saya bahas mulai dari kamar, lokasi, service, sarapan, dan harga.


hotel backpacker di Bandung


Bila ada dua hal yang menurut saya jadi keunggulan SubWow Hostel, maka itu adalah kamar mandinya di dalam kamar tidur dan lokasinya di jantung kota Bandung.

Here goes!

ROOM

Saya, Indra, dan Nabil menginap di kamar untuk empat orang. Ranjangnya bertingkat. Satu ranjang terdapat satu bantal dan satu selimut.

Ada lemari empat buah dengan kunci untuk masing-masing pintu.

Ada televisi di tiap kamar dengan channel yang menurut saya mah oke untuk penginapan sekelas hostel begini (kita ngomongin Fox Movies, History, dan National Geographic).

Penerangan cukup baik. Warnanya disetel untuk kita istirahat. Hanya saja di dua ranjang bawah kalau kamu mau tidur sambil baca buku gak bisa. Sebab gak ada lampu penerangannya. Beda dengan ranjang di atas karena dekat dengan langit-langit yang ada lampunya.

Ada dua colokan (karena kamarnya diperuntukkan untuk empat orang). Namun saran saya mah bawa colokan berkabel panjang ya. Sebab zaman sekarang sebelum dan bangun tidur pun kita pegang hp bukan? Hihihi. Colokannya ada di bawah televisi. Jauh dari posisi ranjang. Atau gak juga juga gak apa-apa sih, itung-itung istirahat lah dari hp yang dicharge.

Ada kaca. Posisinya tepat di belakang pintu alias nempel di pintunya.


hotel backpacker di Bandung


Amenities tentu saja gak ada, namanya juga nginap di hostel. Bawa perlengkapan mandi kamu sendiri. Mulai dari handuk sampai sikat gigi. Namun kalau itu semua gak kamu bawa dari rumah, hostelnya menyediakan perlengkapan mandi kok. Tapi dibeli ya :)

Pindah deh sekarang bahas kamar mandi. Menarik banget sih hostel ini ngerti kalo orang Indonesia kebanyakan -yang plesir di negaranya sendiri, tentu aja- gak cocok-cocok amat dengan konsep hostel backpacker yang tidur ramean dan kamar mandinya dipake gantian dengan orang lain.

Di sini ada lebih banyak kamar tidur dengan kamar mandi di dalam dibanding kamar tidurnya saja. Ini kalau kamu study tour atau travel trip ke Bandung bawa rombongan dan hanya butuh tempat untuk tidur saja, udah ada booking Subwow Hostel. Gila murah banget dan ada kamar mandinya di dalam kamar!

Kondisi kamar mandinya pun menurut saya mah oke. Gak mewah lah tentu aja namanya juga hostel. Tapi bersih lho.

Ada shower dan toilet. Air di shower bisa panas dan dingin. Emang kecil ukuran kamar mandinya tapi gak ganggu. Seenggak-enggaknya mah ada privasi di dalam kamar dengan kamar mandi di dalam. Iya gak? :D

Btw WIFINYA OKE BANGET!


LOCATION

Bagus banget lokasi hostelnya! Keluar penginapan udah Jalan Riau aja. Mau jalan-jalan bisa jalan kaki menyusuri trotoar menuju pusatnya kegiatan wisata di Jalan Riau. Atau biar cepet tinggal order ojek online.

Tergampang dijangkau dari lokasi SubWow Hostel adalah tempat makan enak di Bandung. Rekomendasi saya: Gang Nikmat, Sate Anggrek, dan Rumah Makan Padang Sari Bundo. Gang Nikmat ini malah deket banget, sebelah hostelnya banget. Wkwkwk.

Bahkan ya bagi yang males kena macet ke Lembang, jalan-jalan aja di sekitar Jalan Riau udah paling cocok. Biasanya backpacker begitu kan, pengennya cari tempat yang gak mainstream. Gak biasa. Pengen deket dengan warga lokal. Ingin merasakan hawa dan suasana kota Bandung yang gak disebut di web-web wisata sebab males sama dengan turis lainnya.


Subwow Hostel Bandung


Di Jalau Riau -selain belanja di FO- kamu tuh bisa banget terhubung dengan jalan-jalan lain yang gak jauh.

Di Taman Cibeunying misalnya, bisa sewa sepeda bike sharing kota Bandung yaitu Boseh. Pake aja bersepeda keliling taman. Di daerah Cihapit, wagggh ini mah surga kuliner kota Bandung! Bisa jajan surabi oncom yang lezat, kupat tahu yang nikmat, sampai dengan odading-cakue yang rasanya mantap. Jangan ketinggalan masuk ke dalam pasarnya dan makan gepuk di warung Mak Eha, tempat ini tuh bahkan direkomendasikan Pak Bondan Winarno.

Masih kurang jelajahnya? pergilah ke Roti Gempol dan Toko Bawean. Mau ke mall, datangi BIP dan Yogya yang harga lengkap produknya bagus-bagus.

Jalan Riau mah pokoknya lengkapkapkap!

SERVICE

Standar lah servicenya. Ramah dan helpful. Gak ada kesan berlebihan. Juga gak ada kesan cuek pada pelanggan. Kalau saya kasih nilai 1-10, maka service di sini nilainya 8.

FOOD

Hostel yang ngasih sarapan non-roti? baru ketemu di sini hahahaha. Makan paginya udah kayak lagi nginep di hotel bintang dua-tiga.

Ada nasi dan lauk pauk tiga macam. Sewaktu kami menginap di SubWow, menu sarapannya nasi+bihun goreng+tumis brokoli+ayam kecap. Belon lagi ada kerupuknya. Air minum ada air teh, kopi, dan air putih. Dikasih buah-buahan juga.


hotel backpacker di Bandung


Rasa makanannya pun gak buruk. Malah ayamnya enak banget!

Jadi paling cocok bawa rombongan ke sini lah udah. Tidur terbilang nyaman walo kasurnya menurut saya agak keras. Kamar mandi ada di dalam kamar. Terus pake ada sarapan segala.

PRICE

Harga kamar SubWow Hostel di hari kerja berbeda dengan harga di hari Sabtu dan Minggu. Untuk kamar yang saya tempati, harganya 150ribu di weekend dan 128ribu di weekday.

Oiya kalau di hostel begini diitungnya bukan per kamar sih tapi per-bed, per-orang. Harga tersebut bukan harga perkamar ya tapi per-orang.

Untuk kamar tidur yang tanpa kamar mandi alias tipenya shared bathroom, harganya 100ribu di weekday dan 128ribu di weekend.

Total kamar di sini ada 32 dengan rincian ranjang sebanyak 51.

Oiya SubWow Hostel udah bisa dibooking via OTA kayak booking.com, traveloka dan pegipegi.


hotel backpacker di Bandung
kamar dengan 1 bed untuk 1 orang

Jadi SubWow Hostel ini recommended gak? highly recommended banget menurut saya mah kalo kamu cari hotel murah di Bandung.

Nginep di sini menang banyak buat kamu yang jalan-jalannya super irit. Bagi teman-teman yang mau biztrip di Bandung dan budgetnya dihemat-hemat banget, nginep di sini udah paling enak sih.

Cocok gak untuk keluarga dengan anak? menurut saya lebih cocok untuk keluarga tanpa anak. Tapi juga cocok bagi yang anaknya masih balita, sepadan dengan harga menginapnya.

Atau kalau sekeluarga besar menginap ramai-ramai traveling tapi budgetnya tipis, bisa nginep di SubWow ini nih.

Subwow Hostel
Jalan Riau no 207 Bandung

Lokasi tepatnya SubWow ada di basement Hotel Grand Tebu. Jadi, kamu cari deh Grand Tebu ada di mana. Hostelnya satu bangunan dengan hotel tersebut. Nanti tanya ke bapak-bapak security pintu masuk SubWow di mana. Agak tricky juga soalnya pintu masuknya. Pokoknya patokannya hotel Grand Tebu ya!





Foto: Nurul Ulu
Tulisan: Nurul Ulu

Tanah Air yang Hilang, Resensi Buku

28 October 2018
Ternyata ada yang lebih berat dari beli buku dan membacanya. Yaitu mengembalikan buku yang saya pinjam. Sebelum bukunya saya kembalikan, saya mau nulis resensi Tanah Air yang Hilang.

Ehe iya ini bukunya temen saya bernama Gegep (tengkyu, Gep!). Ayo kita mulai. 

Judul : Tanah Air yang Hilang
Penulis : Martin Aleida
Penerbit : Kompas
Halaman : 325
Cetakan pertama : 2017

"Buku ini mengumpulkan cerita 19 orang Indonesia yang dipaksa/terpaksa kehilangan tanah air. Paspor mereka dicabut sehingga mereka harus mencari tanah air yang baru."

Begitulah bunyi halaman pembuka buku ini. Ini buku pertama bertema eksil yang saya baca. Oleh karena itu, saya gak punya buku pembanding sebagai referensi tambahan untuk menulis resensi ini. 




Martin Aleida mewawancarai eksil yang bermukim di Eropa. Ia wartawan Kompas yang pernah mendekam di penjara setahun lamanya karena peristiwa G30S. Nasibnya jauh lebih beruntung dari rekan yang lain yang mengalami penyiksaan dan ditawan lebih lama.

Bila kamu bertanya-tanya, kenapa Martin ditangkap? Baca aja di bukunya ya. Spoiler atuh saya ceritain di sini.

Di umurnya yang tak lagi cerkas dan muda, Martin punya proyek sendiri. Yaitu mendatangi eksil dan mendaras cerita dari mereka. Sejak tahun 2016 misi tersebut dilakukan, selama tiga bulan. 

Dia pergi ke Prancis. Datang ke Ceko. Pergi ke Belanda. Juga singgah di Jerman. Vietnam pun tak luput dari misinya.

Di sana Martin bertemu muka dengan para eksil. Mewawancarainya. 

Dari 19 tulisan di bukunya, ada satu tulisan yang Martin tumpahkan dalam bentuk cerpen. Sebab orang yang ia wawancara meminta nama suaminya tidak disebut. Nah cerpen bertajuk Tanah Air itulah karya Martin yang pertama saya baca, sebelum saya kenal buku Tanah Air yang Hilang ini. Menurut saya itulah bab terberat dalam bukunya. Karena melibatkan sebuah proses tragis bernama bunuh diri. Sedih...

Mungkin kamu pernah ingat, ada tulisan dari web Vice yang viral. Kira-kira judulnya tentang satu generasi intelektual yang hilang akibat G30S. Baca di sini. 

Di buku ini, saya mengetahui para intelektual tersebut. 

Tahun 1960an muda-mudi pintar nan cerdas ini dikirim pemerintahan Soekarno belajar ke negara blok Timur. Fyi, gak semua dari mereka pro Uni Soviet. Ada juga anak petani miskin niatnya hanya mau belajar lalu pulang ke Indonesia menerapkan ilmunya.

Gitu aja. Soeharto ini...saya gak ngerti lagi gimana hitung-hitungan Tuhan membalas semua kebiadaban dia...

Pada bab berjudul Saya Masih Bisa Hidup, saya mengenal Waruna Mahdi. Sarjana kimia lulusan Moskwa. Saat ini ia bekerja di lembaga penelitian terpandang di dunia, bertempat di Jerman. 

Di bab Penderitaan di Indonesia Menyemangati Hidup Saya, ada Sunarto sarjana teknik industri yang bekerja di Berlin menjadi sopir taksi. 

M. Djumaini Kartaprawira, lulusan S3 Hukum di Uni Soviet. Ia bekerja di institut forensik bidang hukum di bab Dari Rusia Untuk Cinta Paling Agung.

Gokil saya baca bukunya kayak...ya ampun! Kita harusnya udah jadi negara maju kali! Tapi mahasiswa-mahasiswa intelektual ini gak boleh pulang ke Indonesia. Terlunta-lunta tanpa identitas negara. 

Bayangkan saja. Umur masih 20an, otak sedang moncer-moncernya mendaras ilmu, dapat beasiswa sekolah di luar negeri, lalu tahun 1965 paspor dicabut. Gak bisa lagi pulang ke tanah air sendiri. Di era Soeharto mereka harus menutup diri sebab ada ketakutan keluarga di Indonesia tertimpa kesusahan akibat dikait-kaitkan dengan komunis. 

Meski berisi wawancara, tulisan Martin membuai seperti kita sedang baca cerita pendek. Dengan gaya tulisan yang antik, getir, dan romantis. Perhatikan saja judul tiap babnya: 

Kerut di Matanya Begitu Dalam
Sedih Sesedih-Sedihnya
Musim Gugur di Tiongkok, Musim Bunga di Eropa
Sengsara Tapi Ada Cahaya
Cinta Tak Mati-Mati di Daratan Jauh
Dari Rusia Untuk Cinta yang Paling Agung
Wanita Pala di Amsterdam

Martin mewawancarai bukan hanya eksil pro soekarno, tapi juga mereka yang menurut saya cenderung komunis. Gak banyak memang. Kisahnya pun diurai sedemikian implist sehingga gak kelihatan amat komunisnya. 

Secara rinci eksil-eksil ini cerita detik-detik setelah terjadi G30S di Indonesia. Proses screening di kedutaan bagaimana, cara mereka keluar dari Sovyet bagaimana, kerjanya apa, nikah dengan siapa, survivalnya macam bagaimana, opininya terhadap Soekarno dan Orde Baru.

Juga ada latar belakang mereka sebelum berangkat disekolahkan Soekarno. 

Bukan hanya mereka tercerai dari keluarganya di tanah air, sebab bila saling kontak atau memberitahu detail keluarganya bisa-bisa dihabisi antek Soeharto dan dibenci tetangga. Tapi juga ada yang keluarganya berpikir mereka gak pulang-pulang sebab lupa tanah air, keenakan hidup di luar negeri. Saya cuma yang...ya ampun kok bisa! Saking gak boleh kontak-kontakan sampai begitu kisahnya. 

Tanah Air yang Hilang masuk daftar buku favorit saya. Seperti biasa kalau cetakan Kompas (Gramedia), teknis rancangan bukunya bagus-bagus. Sedikit typonya, ukuran huruf yang nyaman untuk mata, dan rapi susunan bab dan organisasi tata letaknya. Rasanya gak lihat ada typo di buku ini. 

Begitulah. Resensi yang pendek dan gak cukup membantu kamu mengetahui apa buku ini cocok untuk kamu ya? :D

Namun bila kamu tertarik sejarah dan romantisme kisah sentimentil di antaranya, maka ini buku yang tepat.

Termasuk pula, setelah baca kita bisa dapet sudut pandang baru. Bukunya ditulis oleh ia yang pernah jadi korban kebengisan Orde Baru, tentang orang-orang yang juga jadi korban dari kezaliman Soeharto. 

Kalau kamu pernah nonton film Surat Dari Praha dan juga pernah menyaksikan pertunjukan teater boneka berjudul Secangkir Kopi Dari Playa, keduanya punya tema yang sama dengan buku Tanah Air yang Hilang. 

Sedih sih baca bukunya. Mereka tuh kayak...apa ya...sengsara? Namun mengutip kalimat I Ketut Putera, eksil yang bermukim di Sofia, Ceko, beliau bilang gini: "sengsara, tapi ada cahaya di dalamnya."

Iya, meski ngenes, tapi saya baca kisah hidup mereka, ada cahaya di sana.

Pemutaran film 30S/PKI tiap akhir bulan September itu menurut saya udah deh stop aja. PKI bukan hantu. Filmnya udah gak relevan. Karena dibuat oleh penguasa. Soeharto. Udah pasti ada agenda sendiri.

Sewaktu kecil, saya gak pernah tamat nonton filmnya. Bukan karena takut. Tapi durasi kepanjangan. Namun saya tumbuh dengan doktrin PKI adalah simbol kebiadaban.

Tapi...apa iya? Bagaimana jalan cerita sesungguhnya? Pernah bertanya-tanya gitu gak?



Di Tepi Jendela French Bakery, Menyantap Roti Granat

23 October 2018
Pernah denger atau baca atau jajan Roti Granat di Braga? Iya betul Jalan Braga yang di Bandung atuh di mana lagi, Portugis? :D

Roti Granat adalah kuliner terbaik di Braga, Bandung. Buatan Toko French Bakery. Signature dishnya mereka selain Sandwich French Bakery. 


Nih sepintas wajah tokonya. Bener-bener sekilas ya cuma moto jendelanya doang :D gak moto banyak pas di tokonya euy. Di seberang toko ini ada toko Sumber Hidangan yang legendaris. Tapi saya gak lagi bahas toko antik itu. Balik lagi ke French Bakery. 




Bentuk rotinya ya mirip granat memang. Tapi di zaman yang sensitif dengan kata b-o-m kok serem juga ya nama granat terbacanya. 
Tapi gimana dong emang namanya roti granat. Heuheu. Entah di kota lain apa namanya, sejak saya kecil ya ini namanya emang kayak gitu. 

Bila rotinya dipotong, nampak empat lapis pastry. Lapisan cokelat di bagian teratas, tipis tapi tunggu sampai ia lumer di mulut kamu. Eugh basah, manis, dan cokelatnya kelas medium mewah (apaan medium mewah heuheu). 

Di lapisan kedua kayak ada butter kekeju-kejuan yang awul-awulan. Pada lapisan ketiga rotinya bertekstur kaku seperti roti tawar agak kopong yang sudah lama tersimpan di ruang terbuka, di bagian ini ada kismis gendut di mana-mana. Lalu di bagian terbawah ada renyah kelapa yang nikmat. Jenis rasanya ya rasa kebarat-baratan. Ke-eropa-eropa-an gitu lah rasanya. Highly recommended.

Roti Granat gak ada di toko roti & kue yang lain. Cuma di French Bakery. Kurang tahu saya ini toko roti adanya sejak kapan. Tapi gak setua restoran dan toko roti Sumber Hidangan yang ada di seberangnya itu. Barusan browsing, toko French Bakery sudah ada sejak tahun 1977.

Ini roti terbaik di Bandung. Tekstur unik. Rasa endemik. Hanya aja sekarang French Bakery jarang bikin stok roti granat siap beli. Duh sayang banget. Kadang-kadang harus pesan dulu H-1. Harganya Rp20.000. Pertama kali saya beli roti ini harganya sebelas ribu saja.


Nah begini rotinya. 




Coba kita lihat kalo tampak samping bagaimana bentuknya. 





Maap foto rotinya setelah dibelah gak ada. Boro-boro kepikiran difoto, yang ada dimakan aja :D 

Kalian pada ke Braga beli roti ini di French Bakery. Yang banyak belinya ya biar tokonya semangat lagi bikin stok roti granat banyak juga. 

Signature dish mereka selain roti granat adalah Sandwich, namun menurut saya sandwichnya gak seenak dulu. Sederhana sih cuma roti setangkup isi salad, ham, dan keju. Tapi kayak ada saos yang beda gitu. Kejunya pun bukan keju yang biasa kita makan. Coba juga boleh lah sandwichnya French Bakery ini. 

Nah kalo Roti Granat mah masi sama enaknya dengan yang dulu saya makan. Emang gak ada kenangan paling indah selain rasa masakan dan makanan yang masi orisinil, masi sama kayak dulu.

Yok ayok kalo jalan-jalan di kawasan Asia Afrika dan Braga, mampir ke toko roti French Bakery ya. Ada di Jalan Braga no. 35. Gak jauh dari pengkolan Jalan Braga - Veteran. Deket dari Museum Konperensi Asia Afrika. Cari aja toko yang plangnya berbentuk menara Eiffel. 

Ntar makannya di di sudut toko. Ada sedikit meja dan bangku untuk nongkrong. Di tepi jendela sambil lihat kemacetan Jalan Braga. Mudah-mudahan mah pas kamu di sana ada gerimis sedikit di luar ya biar lebih dramatis, menyaksikan pemandangan jalan metropolis yang legendaris sambil makan roti granat. Biar gak keselek pesan minuman juga ya. Etapi keselek apa dulu nih...keselek masa lalu? #tergaring #mencobajayus


Aventree Malang: Pertama Kali Menginap di Hotel Syariah!

13 October 2018
Empat malam di kota Malang. Dua malam pertama di hotel Ubud Cottages. Abis itu saya dan Nabil pindah hotel. Dua malam terakhir kami menginap di penginapan berkonsep syariah di Aventree Malang.

Ini  nih -menginap di hotel syariah- pengalaman baru banget buat saya.

Bagi yang belum tahu apa itu hotel syariah, ya kira-kira ini hotelnya gak bakal nerima tamu berpasangan yang bukan muhrim/bukan suami istri. Juga di penginapannya menyajikan menu-menu halal. Mestinya sih ada peralatan sholat di kamar tapi saya gak nemu di Aventree ini. Alquran juga rasanya gak ada. Mungkin saya kelewat juga ya gak terlalu merhatiin sebab sudah bawa peralatan ibadah sendiri.

Ya intinya mah hotel syariah adalah hotel yang menerapkan syariat islam. Kalau gak berjilbab dan menginap di sini boleh gak? harusnya sih bisa-bisa aja. Gak ada masalah dengan penampilan fisik mah.


aventree malang


Anyway balik lagi ke cerita kami.

Kenapa saya pindah hotel? cari yang tarifnya cocok ama uang sendiri dan ganti suasana.
Kenapa hotel syariah? itu yang pas dengan budget saya ahahaha.

Enggak itu aja sih. Saya cek foto hotelnya, foto kamarnya, dan baca reviewnya. Sepertinya hotel itu yang sesuai untuk saya yang sedang traveling berdua aja sama anak. Sama Nabil.

Mungkin juga karena efek menginap di hotel sebelumnya (bukan hotel aneh2 & lebih fancy dr Aventree), kamar saya sebelahan dengan kamar yang di dalamnya ada pasangan cowok cewek jam 10 malam lagi making love dan suaranya kenceng banget! Hahahaha. Seru sih dengernya mah ahahaha. Gila suaranya nembus ke kamar sebelah gitu ya. Saya sih gak masalah. Tapi saya gak bisa bayangin si Nabil mendengar itu. Hahaha. Untung Nabilnya udah tidur.

Jadi efek tersebut membawa saya pada pilihan menginap di hotel syariah.  Gak sengaja nemu hotelnya juga di Agoda pas sekrol-sekrol gitu. Ah ya udah deh menginap di Aventree Syariah Homestay aja.


aventree malang
pinjem foto dari Agoda (source)

Pas check in, KTP saya beneran dibaca dan ditanya-tanya nginep sama siapa. Berdua aja, Mba? sama anaknya? itu anaknya? gak sama suami?

Kayak interogasi tapi gak mengganggu kok. Mungkin karena ada label 'syariah' sehingga saya udah siap dengan pertanyaan-pertanyaan bersifat pribadi kayak gitu. Lagian jawabnya juga gampang. Iya, iya, iya, enggak. Hahaha. Toh gak ditanyain juga suaminya mana. Kalo ditanya pun saya jawab aja lagi kerja di Bandung :D

Tiga hari dua malam ditotal-total kalo gak salah ingat 500ribu. Sudah include breakfast. Kamarnya tipe deluxe.

Bagian menyenangkannya adalah kamarnya gak sempit! Walo dalam kondisi gak seger-seger amat, tapi kamarnya gak banyak cingcong sih. Sederhana bercat putih dengan furnitur kayu semua. Manis juga. Terus jendelanya guedeeeee! Saya suka jendela gede.

Bagian yang gak nyenengin adalah pegawainya tidak ramah dan tidak sigap.

Saya rinciin deh satu-satu penginapannya kayak gimana. Ini dia review Aventree Malang.

ROOM

Ranjang ukuran queen. Oke banget gak ada keluhan.
Televisinya menghasilkan gambar yang rumek. Matikan saja sebab gak ada yang bisa ditonton.
Wifi bagus! berseluncur saja di youtube :D
AC oke gak ada keluhan.
Penerangan lampu ya standar saja gak ada keluhan.

Satu dinding di sini berupa jendela. Makin seneng aja saya suka kaca yang besaaaaaar! Ada balkonnya juga walo pemandangannya gak bagus-bagus amat karena mengarah ke kafe Aventree. Tapi saya suka sih ada jendela dan balkon karena ngasih kesan ruangan gak pengap.


aventree malang
bukan foto yang bagus sih, kepotong pula foto kepala kasurnya :D
tapi ya begini kamarnya

Aventree Malang ini kan Barbeque House gitu di lantai utamanya, ya kafe ya restoran. Penginapan ada di lantai yang sama (lantai 1) dan lantai dua. Kamar yang saya inapi ada di lantai 2. Saya pikir wangi asap makanan bakal ke kamar karena lokasinya menyatu kan. Tapi engga tuh, kamar bebas asap masakan.

Bising gak? enggak. Ada suara pengunjung restoran, tapi buat saya gak ganggu. Mungkin karena saya di lantai 2 ya. Entah yang di lantai 1.

Kamar mandinya cukup-cukup aja.
Wastafel yang oke.
Shower yang berfungsi dengan baik.
Air panas yang lancar.
Amenities yang standar juga.
Kebersihan yang baik.
Handuk yang bersih.
Nyaman sih kamar mandinya gak sempit.


FOOD

Standar dan enak. Bukan sarapan yang mewah namun mengenyangkan dan menyenangkan. Sarapannya ada ruangan sendiri bukan di restoran/kafe.

Saya lupa sarapannya apa waktu itu. Kalau gak salah nasi goreng dan mie goreng. Ada roti selai juga. Ya standar aja begitu. Tapi rasanya enak :)


SERVICE

Saya sih mendapat kesan pegawai penginapan menghindar dari interaksi dengan tamu hotel. Kayak 'dingin' begitu.

Masih ingat saya pergi ke toko oleh-oleh dan kembali ke penginapan membawa satu kardus dan plastik besar. Tangan saya sibuk semua. Begitu mau masuk ke hotel, gak ada yang bukain pintunya. Padahal ada security dan satu orang di meja resepsionis. Kami bahkan sempat berpandangan dari luar (pintunya kaca, btw). Dalam hati saya bilang "bukain pintunya, bukain pintunya, bukain pintunya". Tapi enggak hahahaha.

Gak apa-apa. Gak sulit kok kayak masuk Alfamart aja gitu tinggal dorong pake badan udah kebuka. Tapi gestur-gestur kecil seremeh dibukain pintu itu sangat berkesan buat tamu hotel yang sedang bawa barang banyak.

Kalo pegawai Aventree Malang baca tulisan ini, jangan tersinggung ya :D Kalian sudah bekerja dengan baik, hanya saja level kepekaannya ditambahin biar tamu seneng begitu :D heuheuheu.

aventree malang
pojok kafenya Aventree

LOCATION

Bukan di pusat kota banget tapinya BANYAK TEMPAT MAKAN! Ramai sekali bila malam. Jangan takut kelaparan hahaha. Aventreenya sendiri kan restoran jadi bisa pesan makanan di sana. Saya pun begitu. Namun harganya tidak murah :D ya sama aja kayak jajan di kafe-kafe di Bandung sih.

Tiap bepergian keluar hotelnya, saya pesan grab/gojek. Gak mahal untuk menjangkau kota. Gak nyampe 15ribu.

Hanya saja: MALANG MACET JUGA YA! Mirip Bandung banget euy!


PRICE

Gak ada masalah. Buat yang satu malam 250ribuan ya masih oke. Kamarnya oke, makanan enak, service cukup. Jarak ke tempat jalan-jalan masih terjangkau dalam waktu cepat.

Aventree Syariah Homestay bukan hotel mewah tapi saya rekomendasikan buat temen-temen yang mau plesir ke Malang. Bukan yang terbaik sih emang. Ya cari-cari yang di situs online booking mana yang cocok. Kalau budget nginepnya 250rebuan+++ ya bisa lah menginap di Aventree Malang.

Aventree Syariah Homestay Malang
Jl Soekarno Hatta Blok B no. 4A


Tentang Pertanyaan yang Muncul Ketika Ajak Anak Traveling

11 October 2018
Pertanyaan yang hinggap di pikiran saya tentang bawa anak traveling adalah: saya jahat gak sih ke dia...

Sebab pertanyaan teknis traveling bersama anak kecil udah terlewati. Pergi menumpang kendaraan apa. Bawa pakaian sebanyak apa. Nginep di mana. Berapa hari baiknya. Itinerarinya bagaimana. Sudah terjawab semuanya. Udah terlatihlah begitu.

Tapi muncul pertanyaan lain yang susah jawabnya.

Penyebabnya karena saya gak bawa nabil ke tempat-tempat berlibur ala keluarga pada umumnya. Saya ajak Nabil berjalan kaki lebih jauh. Kadang kehujanan (seperti waktu jalan-jalan di Cianjur). Seringnya ya kepanasan.



Mentok-mentok ajak Nabil jalan-jalan ke tampat khusus anak-anak tuh ke Gamesmaster atau Storyland. Kalau kota yang kami datangi ada kebun binatang (yang reviewnya) bagus, saya usahakan mampir dan main di sana. Namun kebanyakan waktu traveling yang saya rancang ya untuk memenuhi kesukaan saya saja. Bukan untuk Nabil.

Ada sih idealisme tentang mendidik anak traveling sejak dini. Melatihnya jadi anak yang tangguh terhadap perubahan cuaca, kuat mengalami perjalanan yang gak ramah-anak, gak segan dengan pertemuan orang-orang baru, santai saja dengan suasana yang beda dengan di rumah. Sudah pasti itu mah. Rasa-rasanya Nabil sudah lulus kelas traveling level intermediate dengan angka A.

Akan tetapi, sering tuh dalam hati saya ngebatin.

Saya salah gak sih ajak dia ke Blitar mengunjungi situs museum dan makam Soekarno.
Saya tega banget gak sih bawa dia jalan kaki menyusuri rumah-rumah tua di Cirebon.
Saya orangtua yang egois gak sih karena bikin dia ikut keliling Kauman di Yogyakarta...

Kalo ngelihat foto-foto teman di instagram yang berlibur dengan keluarganya, saya tuh suka bicara dengan diri sendiri. "Nah begitu ajak anak jalan-jalan tuh, Luuuu! bukan kayak kamu"

Pergilah ke themepark.
Main ke wahana permainan anak.

Ke mana kek gitu. Ke Rabbit Town, ke Floating Market, ke Taman Safari, ke Dufan! Ke sana harusnya anak kecil pergi jalan-jalan.

Baru di tahun 2017 saya menyisipkan agenda untuk Nabil. Kayak berkunjung ke Gembira Loka. Di tahun ini saya dan Nabil bersenang-senang di Jatim Park II.

Jadi ya lumayan perasaan bersalah agak terkikis hahahaha.

Apakah ada teman-teman yang merasakan hal yang sama dengan saya?

Ada aja sih di instagram saya lihat ibu yang bawa anaknya mendaki gunung sejak anaknya masih bayi! Pernah gak ya terlintas padanya pertanyaan yang sama dengan yang saya tanyakan pada sendiri ini.

Saya gak tahu apa Nabil ketika dewasa nanti bersyukur karena orang tuanya ajak dia traveling ala orang dewasa. Atau jangan-jangan dia kapok :D

Tapi saya berharap banget Nabil kelak ketika umurnya 20, 30, 40, 50, 60, 70 tahun melihat foto perjalanan kami dan membaca catatan perjalanan saya lalu hatinya menghangat. Hangat karena senang, karena bahagia.


Definisi Lagu Rohani dan Playlistnya

09 October 2018
Ya. Saya mendengar lagu rohani juga. Berhubung sudah lama tidak berbagi playlist di sini, saya sekalian saja buatkan playlist dengan tema lagu rohani ya.

Tentang postingan saya kategori playlist, baca di sini ya. Ini playlist ke-14.



Mari saya jelaskan dulu definisi lagu rohani bagi saya pribadi. Sebelum teman-teman membaca daftar lagunya dan berpikir "masa yang kayak gini lagu rohani!"

Jadi begini. Defisini 'rohani' apa sih?

KBBI Online menyebut Rohani sebagai roh, lawannya Jasmani (source). Saya terjemahkan sebagai jiwa, batin.

Terjemahan bebas tapi masi nyambungnya kira-kira begini: rohani adalah apa yang terasa oleh batin kita.

Seperti kamu menyaksikan peristiwa matahari terbit yang indaaaah sekali lalu terharu. Bisa karena kagum pada kebesaranNya atau jadi sentimentil karena ingat hal-hal yang dekat tapi sudah gak ada tapi kamu berharap mereka masih ada.

Seringkali istilah rohani dihubungkan dengan agama. Bagi saya sih rohani gak selalu tentang agama. Ya intinya mah tentang perasaan kita terhadap hal-hal yang tidak kasat mata. Perasaan kita terhadap Tuhan (bila percaya Tuhan ada) dan hal-hal kontemplatif lainnya.

Gak mesti menyebut Tuhan, surga, neraka, dan dosa dalam liriknya. Bagi saya lagu rohani tuh lirik-liriknya interpretatif alias bisa dirasakan banyak orang lintas agama dan lintas masalah. Ada sudut pandang yang bisa sama bisa beda. Lirik-lirik yang pintar dan membuat saya berpikir banyak tentang:
buat apa saya ada di dunia ini
masalah-masalah yang saya hadapi
almarhum ayah
definisi bahagia
kasih sayang
stop jadi manusia sombong
kelahiran
saya yang belum ngapa-ngapain dalam hidup ini
kasihan sama michael jackson dan membuat saya merasa beruntung
semangat tapi gak banal sok-sok motivasi ala motivator
kematian

Ini dia  playlistnya. Saya cantumkan sepenggal liriknya.

1. Ghost Story - Coldplay
Every time i try to walk thru walls
more walls appear

2. Berlari Tanpa Kaki - GAC
Perasaan mendalam yang taakan pernah reda

3. Rayakan Pemenang - Morfem
Esok dirimu kan terbang
memeluk mimpi yang akhirnya kesampaian

4. Manusia Kuat - Tulus
Kau bisa patahkan kakiku
tapi tidak mimpi-mimpiku

5. Both Sides of The Story - Phil Collins
We always need to hear both sides of the story

6. Usah Kau Lara Sendiri - Katon Bagaskara & Ruth Sahanaya
Tak hilang arah kita berjalan
menghadapinya

7. Tears in Heaven - Eric Clapton
Would you know my name
if i saw you in heaven

8. Putih - Efek Rumah Kaca
Tegang membuka jalan menuju tuhan
akhirnya aku usai juga

9. Sound of Silence - Simon & Garfunkel
And people bowed and prayed
to the neon god they made

10. Let It Be - The Beatles
There will be an answer
let it be
let it be

11. Will You Be There - Michael Jackson
Carry me
like you are my brother
love me like a mother
will you be there...


Alternatif Liburan di Bandung yang Bukan Lembang

07 October 2018
Lembang ini bakal bagaimana penampakannya kelak 5 tahun lagi, 10 tahun lagi, 20 tahun lagi? Selalu ada tempat wisata baru di sana. Macet mah sudah langganan. Infrastruktur begitu-begitu saja.

Udahlah gak usah ke Lembang gimana? Macetnya luar binasa.

Saya bikinin agenda jalan-jalan di Bandung yang gak ada Lembangnya nih. Anggap aja alternatif liburan di Bandung. Lembang melulu bosen ndak :D

Gak jaminan terhindar dari macet sih. Sebab Bandung ini entah kapan jalanannya bakal lengang lagi. Tapi bukan berarti juga kota ini gak bisa dinikmati oleh warga lokalnya maupun turis.

Jadi kita ke mana aja nih jalan-jalan di Bandungnya?

Wisata Berjalan Kaki di Bandung, Banyak Pohonnya, Sejuk Hawanya


Bandung Utara bagi saya bagian kota yang ternyaman. Ya wajar saja sebab wilayah ini dibangun tata kotanya oleh pemerintah kolonial Belanda. Beda dengan timur, selatan, dan barat yang ngawur banget dan tepi jalannya minim pepohonan.

Di utara juga ngaco sih tata kotanya setelah diurus orang kita. Tapi ya sisa-sisa warisan kerapihan kotanya masih ada.

Pergilah kalian ke daerah utara ini. Bila bawa kendaraan, parkir di Sabuga. Dan mulailah acara jalan-jalannya dengan berjalan kaki menuju...

1. Forest Walk Babakan Siliwangi - Teras Cikapundung

Tema jalan-jalannya lebih ke wisata alam sih ini. Di Babakan Siliwangi (Baksil, singkatannya) Forest Walk kita bakal jalan kaki sepanjang 2 km. Ada banyak pohon secara dia kan emang hutan mungil. Jadi ya sensasinya kayak berjalan di trek tengah hutan.

Bisa foto-foto sudah pasti. Bisa juga nongkrong karena ada beberapa bangku kayu di sana. Lebih lengkap tentang Forest Walk ini bisa teman-teman baca di tulisan Jalan-jalan di Forest Walk Babakan Siliwangi.



Abis itu ke Teras Cikapundung lihat sungai yang membelah kota Bandung. Cikapundung namanya. Istimewanya taman ini apa ya...gak ada sih :D hahaha.

Eh ada deng. Walo kemunculan tamannya kontroversial (sebab menggusur pemukiman padat dan diprotes aktivis-aktivis SJW), tapi konsep membangun taman di tepi sungai sebagus ini ya baru ada di Bandung.

Biasanya sungai kan jadi pemandangan buangan. Tempat buang kotoran. Menurut saya sih dengan Teras Cikapundung ini ada perspektif baru tentang menikmati pemandangan sungai. RK seolah-olah ngasitahu ke kita bahwa kayak gini harusnya sungai diperlakukan.

Tapi ngomongin sungai mah bakal panjang sih. Skip aja, intinya mah Teras Cikapundung menyenangkan juga untuk dikunjungi. Utamanya di musim hujan dan awal kemarau. Sebab di akhir kemarau mah sungainya kering heuheu.

Kamu bisa tambah juga jalan-jalannya ke kampus ITB dan kafe-kafe di Dago atau Dayang Sumbi.

Ngapain ke ITB? jalan-jalan aja ngintip kampus terbaik di negeri ini kayak gimana bentuknya :D kecuali kamu anak kampus kenamaan (UI misalnya lho ya, misalnya ini mah) yang apaan-sih-bagusan-kampus-gue-kemana-mana. LOL.

Gini deh. Kalo kamu penggemar jalan kaki santai di bawah pepohonan teduh dan cuaca sejuk, bisa menyusuri kampus ITB dari ujung depan sampai belakang bisa semenyenangkan itu.

Kalo kamu menyukai arsitektur kuno, maka perhatikan Aula Barat dan Aula Timur ITB. Syukur-syukur kalau bisa masuk ke dalamnya. Bisa menyaksikan kayu yang melengkung dan berlapis. Aneh banget lah itu arsitekturnya.

Terus kamu laper nih, pergi ke kafe-kafe yang ada di Dago atau Jl Dayang Sumbi. Kalau mau ngopi-ngopi pergilah ke Noah's Barn Coffee. Kafe Noah ini pelopor kedai kopi di Bandung dan kata temen-temen saya mah racikan kopinya terenak.

Forest Walk - Teras Cikapundung - ITB - dan kafe instagram itu ada dalam radius jalan kaki semua. Jadi, harusnya kamu gak kena macet sih. Pilih hotelnya yang sekitar situ juga biar bisa balik ke hotel jalan kaki. Bebas macet banget namanya :)

Menyusuri Bangunan Kuno di Asia Afrika dan Braga


Dua kawasan ini populer banget sih. Pasti tahu lah ya turis mah. Media online udah banyak yang bahas Asia Afrika dan Braga.

wefie setitik dengan latar Gedung Gas Negara :D

Walo udah mainstream, menurut saya sih gak masalah juga kalo kamu ke sana. Tapi supaya gak biasa banget, bisa dicoba nih jalan-jalan ala saya di Asia Afrika dan Braga:

1. Jajan di Toko Sumber Hidangan

Dine in, pesannya es krim dan roti kadet. Es krimnya minta yang ada topping kacang sesuatu, seperti nougat. Saya pikir gak ada topping kayak gitu di tempat lain. Kalo pun ada, rasanya beda. Ntar es krimnya dicocol ke roti, baru dimakan.

Rekomendasi roti lainnya:
Suikerbol
Keju bentuk rotinya kayak stik (lupa nama rotinya)
Risoles
Kroket
Sus
Bokkepoot
Pastry dari kacang, manis rasanya, saya lupa namanya :D

Bagi yang muslim, tanya dulu ke ibu-ibu wiraniaganya mana yang nonbabi dan nonalkohol.

Istimewanya toko roti ini adalah sejarah tokonya yang puanjaaaaang banget. Sudah ada sejak tahun 1929. Gak buka cabang, tokonya pun begitu-begitu aja. Pastry dan bakery yang mereka sediakan juga ya itu-itu aja.

Gak ada perubahan deh kayaknya ini toko. Oleh karenanya istimewa sekali bukan. Hehe.

2. Sebrangi jalan, masuk ke toko roti juga, French Bakery namanya. Di sini pesanlah:

Sandwichnya yang khas French Bakery
Roti Granat

Walo gak selezat dulu, sandwichnya masih enak kok. Kejunya sih yang khas rasanya. Juga ada lapisan yang entah pake apa. Rasanya beda aja gitu.

Roti Granatnya sih yang terunik. Bentuknya memang mirip granat. Rasa rotinya bule banget ala Prancis kali nih. Kalo dibedah, di dalam rotinya ada 4 lapis. Dari tekstur roti kering sampai dengan lapisan terbawah renyah-renyah rasa kelapa. Unik banget. Highly recommended.

3. Masuk ke Toko Kopi Djawa

Gak ada yang istimewa di sini selain tempatnya yang legendaris. Bukan kopinya. Tapi bangunannya. Dahulu dalah toko buku bernama Toko Buku Djawa.

Sekarang jadi kedai kopi populer. Rasa kopinya ya menurut saya begitu-begitu saja gak ada beda dengan kedai kopi lain. Entah kenapa saya merekomendasikan kedai ini :D tempatnya bagus sih macam kafe instagram masa kini.


Di Jalan Asia Afrika, Ngapain Aja


Di Asia Afrika hanya bisa menyaksikan berderet bangunan antik bergaya artdeco. Ohiya bisa juga masuk ke Museum Asia Afrika. Selebihnya ya hanya berfoto saja berlatar gedung-gedung antik.



Di sini banyak cosplay sih. Sejak Ridwan Kamil mempercantik jalan yang dibuat di zaman Daendels ini, buanyak banget cosplay yang cari uang di sini. Bisa lah berfoto dengan Bumblebee sampai dengan Kuntilanak. Hehe.

Bagi saya, bagian terbaik berada di Asia Afrika adalah duduk di bangku-bangku trotoar. Pilih yang menghadap Hotel Savoy Homann. Nikmati arsitektur bangunannya yang ayu. Jangan lupa perbekalan jajan di toko-toko roti di Braga, bisa dimakan di sini. Sembari ditiup angin sepoi-sepoi dan gas karbondioksida dari mobil dan motor. Haha.


Jalan-jalan ke Galeri Seni dan Toko Buku


Gak akan nulis ulang tentang yang ini, baca aja Bandung & Arsty Places: Berkunjung ke toko buku dan seni di Bandung.



Demikianlah rekomendasi jalan-jalan tanpa Lembang. Kalo mau tanya, drop di komen ya. Tapi sebelum bertanya, plisplisplis baca tulisan ini dengan seksama :D



Teks: Ulu
Foto: dokumen pribadi

Solusi Sakit Maag dan Cerita Aga yang Minum Kopi 16x Sehari

04 October 2018
Solusi Sakit Maag dan Cerita Aga yang Minum Kopi 16x Sehari - Pada tahu gak kalau 1 Oktober kemarin diperingati sebagai Hari Kopi Internasional? 

Tenang saja jika merasa kudet. Sebab saya juga baru tahu. Hahaha. Gimana bisa tahu? Saya menghadiri sebuah acara di Dago, tepatnya di Noah's Barn Coffeenery dan di sanalah disebut-sebut kalimat berbunyi 'selamat International Coffee Day!'

Di Hari Kopi Sedunia itu saya nongkrong di kafe Noah -yang terkenal dengan racikan kopinya yang mantap- dalam rangka mendengar ceritanya Muhammad Aga, barista yang mewakili Indonesia di ajang Barista Internasional Championship 2018. Cerita di Balik Barista, demikian tema acaranya. 

Aga bukan ada di kafe tersebut dan menceritakan kisahnya di dunia kopi tiba-tiba saja.


solusi atasi maag


Dalam kampanye produk dengan tema Solusi Sakit Maag, dengan cerdas Promag Ahlinya Lambung menggandeng barista profesional yang prestasinya lagi bagus-bagusnya nih. Muhammad Aga namanya. 

Menurut saya ini branding produk yang bagus sih. Kopi kan lagi seksi-seksinya ya. Kedai kopi bermunculan di kota dan kabupaten. Kopi bukan saja dikonsumsi karena pada doyan tapi juga gaya hidup.

Walo begitu hits, kopi dituding sebagai: penyebab sakit maag. 

Nah di sinilah Promag melibatkan Aga sebagai konten brandingnya dan menurut saya itu teh brilian! 

Jadi, mari kita kembali ke Muhammad Aga yang menang kejuaraan barista 5x, minum kopi 16x sehari, pernah nongol di film Filosofi Kopi, punya kedai kopi sendiri, bercita-cita punya kebon kopi, dan bagaimana caranya mengatasi sakit maag

Here goes.

Main Film atau Meracik Kopi?


Tahun 2012 Aga berkenalan dengan kopi. Mulanya tidak suka lama-lama jatuh cinta. Menekuni dunia perkopian butuh waktu panjang, begitu kata barista yang dalam sehari bisa minum 16 cangkir kopi itu. Menurutnya paling tidak dibutuhkan setahun untuk melatih lidah mengenal berbagai citarasa. 

Melatih kepekaan lidah bukan perkara mudah. Tidak hanya Aga mencicipi beragam jenis kopi, ia pun merasakan macam-macam aroma rasa buah dan rempah. "Eksplorasi rasa bahan baku adalah kunci," kata cowok berkacamata ini. 

Aga adalah barista yang juga memiliki kafe di Jakarta. Di tahun 2015, ia dan temannya membuka kedai kopi. Coffee Smith Coffeeshop & Roastery namanya, berlokasi di Jakarta. 

Sambil melatih skill meracik kopi dan membangun bisnis kopinya sendiri, Aga memenangkan kejuaraan barista nasional sebanyak 4x. Puncak prestasinya tingkat nasional itu di Indonesia Barista Championship 2018.

Pada bulan Juni 2018, Aga terbang ke Amsterdam dan membawa nama Indonesia di sana. Berkompetisi dengan 57 barista dunia, Aga mendarat di posisi ke 17. "Ikut kejuaraan kayak gini tuh investasinya mahal," tutur Aga. "Investasi kan bentuknya macam-macam ya, mulai dari latihannya, risetnya, sampai ongkos beli tiketnya ke sana," ia melanjutkan sambil tertawa. 

"Jadi barista sama kayak atlet, sama-sama bawa nama negara," katanya lagi. Untunglah Aga tidak berjuang sendiri sebab beberapa sponsor ikut mendukungnya sehingga 'investasi' yang ia maksud agak terasa ringan dipikul. 

Di waktu yang bersamaan dengan kompetisi internasional tersebut, Aga -yang wajahnya muncul di film hits Filosofi Kopi- diajak syuting di film yang sama jilid dua. Namun ia harus milih: ke Amsterdam atau melewatkan popularitas lewat layar lebar? Ia putuskan ke Amsterdam. 

Begitu memang kalau sudah cinta mah. Investasi adalah kerja keras, bukan angka. Fokus pada tujuan utama: kecintaan pada meracik kopi.


solusi atas maag
demo singkat dari Aga: meracik kopi

Lantas, sebegitu intensif hubungan Aga dengan kopi. Menenggak 16 cangkir kopi itu nasib lambung gimana? 

Maag merupakan penyakit yang rentan banget hinggap ke profesi barista kayak Aga. Bayangkan saja minum kopi udah kayak minum air putih. Gimana nih cara Aga mengatasi sakit maag?

Etapi maag adalah penyakit yang juga banyak kena ke orang Indonesia ya. Sering sakit maag karena telat makan sih banyaknya.

Cara Mengatasi Sakit Maag


Tapi gak sedikit juga yang mengeluhkan penyebab sakit maag adalah kopi (selain sakit lambung karena telat makan). Kamu termasuk gitu juga gak sih, mendadak kayak ada nyeri di lambung abis minum kopi? 

Nah ini menarik nih. Aga yang cita-citanya punya lahan perkebunan kopi sendiri ini membagi cara mengatasi sakit maag:


solusi atasi maag
Aga, lagi cerita solusi atasi maag

  1. Kalau bisa sih makan dulu sebelum minum kopi
  2. Dalam sehari minum kopi paling banyak 4 cangkir aja (kecuali kamu barista :D)
  3. Sesekali minum kopi tanpa gula boleh lah, bagus juga buat yang sedang diet 
  4. Bila sudah jam 20.00, stop minum kopi (kecuali kamu barista atau pekerja yang dicekik deadline dari klien :D)
  5. Nah ini nih menarik tipnya menurut saya mah: kopi yang baru disangrai mengandung karbondioksida yang tinggi. Hal tersebut memicu naiknya asam lambung. Jadi tanya-tanya lah ke barista pas pesen kopi, itu kopi kapan nyangrainya. Hahaha niat amat ya. Tapi ini tip yang oke banget gak sih. 
  6. Bagian ini saya capslock-in ya: BANYAK MINUM AIR PUTIH
  7. Terakhir nih tipnya : minum Promag. Gak hanya dalam bentuk pil, Promag juga tersedia dalam bentuk cair.

Ciri-ciri Sakit Maag Kambuh


Ngomong-ngomong teman-teman sudah tahu kan gejala sakit maag kayak gimana? 

Kalau pada saya, nyeri lambung ini biasanya muncul karena telat makan dan stres. Diawali dengan rasa sakit ngejelekit di bagian kiri perut. Cenut-cenut begitu. Sering bersendawa. Ditambah rasanya mual banget. Pengen muntah. 

Tapi ternyata ciri-ciri sakit maag kambuh bukan itu saja. Nih saya jembrengin satu-satu gejala nyeri lambung kayak gimana -selain yang biasa kita rasakan- berdasarkan uraian Haryanto Widjaya (brand executive Promag) yang ikut ngobrol bersama Aga di acara Cerita di Balik Barista kemaren :
  • Rasa panas di perut bagian atas
  • Cepat merasa kenyang ketika makan
  • Rasa kenyang berkepanjangan setelah makan
  • Refluks (kembalinya makanan atau cairan dari lambung ke kerongkongan)
  • Nyeri ulu hati atau rasa panas dan nyeri di tengah dada pas lagi makan atau setelah makan (terkadang terasa sampai ke punggung dan leher)
Banyak cara menangkal serangan sakit maag. Buat saya mah yang tercepat dan termudah adalah minum Promag. 

Namanya hidup ya, tambah tua tambah seru perjuangannya. Hahaha. Stresnya kapan datang ya mana tahu. Tiba-tiba pengen minum kopi, eh pas minum kopi malah eneg. Atau sebaliknya, lagi minum kopi dan beresin deadline kerjaan terus nunda-nunda makan, asam lambung naik. Ya udah minum Promag aja biar pantang sakit maag :D 

Ya udah demikian cerita dari Cerita di Balik Barista dan hingar bingar dunia sakit maag. Ini kalau kamu sedang merintis karir, jangan sampai sering sakit maag. Bukan kopinya yang salah, ini mah pinter-pinter cara kita seting tubuh aja supaya tetap sehat dan lancar beraktifitas. 

Selamat bekerja, jangan tunda makan, banyak minum air putih, dan pastikan deket-deket kamu ada Promag sebagai solusi atasi sakit maag mendadak.