Social Media

Image Slider

Di Sukabumi Beberapa Malam

06 February 2025

Dari Stasiun Sukabumi ke hotel di Jalan Siliwangi jaraknya hanya 1,4 km. Kita jalan kaki? tanya saya pada Indra. Iya, jalan kaki, katanya semangat. 




Otw Hotel


Yang tidak kami ketahui adalah kontur jalanan di kota tersebut nanjak (tanpa mudun). Bila di Bandung bayangkan berjalan kaki dari Gandok ke Siliwangi dan teruskan ke kampus Unpar di Ciumbuleuit. Sambil gendong ransel bekal nginap dua malam tiga hari. 


Keluar stasiun kereta api kami bertemu dengan Jalan Stasiun Timur yang astaganaga tanjakannya! Masih belum cukup kami berjodoh dengan Jalan Gudang yang masih nanjak juga. Hwarakadah! 


Napas mau putus rasanya tapi kami seperti kerasukan semangat pasukan galia jadi maju terus pantang pesan taksi online. 


Tiba di kamar hotel kami langsung terjun ke kasur. Semaput. 


Kalau kamu berpikir anjirlah segitu doang kayak mau mati, maka katakan hal yang sama pada dirimu sendiri saat kamu berusia paruh baya nanti yang baru aja selesai melakukan perjalanan dari pukul 8 pagi sampai 5 sore: naik bis, naik kereta, naik angkot, naik kereta, jalan kaki pake nanjak. Modyar.



Makan Malamnya


Makan-makan di sukabumi kami mampirnya ke restoran makanan chinese sebelah hotel. Rumah Makan Haroemsari namanya. Halal jadi kami sikat ayolah. 


Kami pilih menu ayam jahe, ifumi, dan kwetiaw. Hamdalah enak-enak semua khas masakan tionghoa yang beraroma bawang putih dan citarasa saos tiramnya. Hehe. 





Jajan Oleh-Oleh


Buat oleh-oleh kami belanja penganan tersohor ala sukabumi: mochi. 


Tentang kenapa mochi jadi kuliner khasnya saya pun tidak tahu. Yang pasti orang-orang keturunan tionghoa yang meracik makanan ini, begitupun tokonya milik mereka juga. Mulanya saya pergi ke toko mochi 39 yang cenah toko tua permochian di sukabumi. 


Sayang stok mochi mereka habis. Belum jam 12 siang loh padahal. Ternyata kita harus order dulu pagi harinya, gokil sih mochi limited judulnya. 


Jadi kami belanja ke toko Mochi A Yani. Bungkus mochi kacang aja seperti biasa. Enak gak? Enaaakkkk! hehe



Sekitar Stasiun Sukabumi


Setelah membungkus dua kotak mochi di Toko Mochi A Yani saya hanya perlu berjalan lima menit menuju Toko Nyonya. Menuju ke sana saya harus sebrangi satu perempatan jalan yang sibuk, angkot-angkot warna merah muda seliweran. Kota Sukabumi agak panas siang itu. 




Awalnya saya kira Toko Nyonya adalah toko kelontong, semacam toko serba ada. Saya akan masuk ke tokonya dan beli minuman botol di sana! Demikian rencananya. 


Sampailah saya di lokasi tujuan. Kulihat-lihat dan terbengong. Toko Nyonya bukan toko kelontong melainkan toko yang menjual pakaian dalam perempuan. 


Membeli pakaian dalam menurutku tidak bisa dilakukan secara spontan. Harus ada persiapan. Harus ada niat dari rumah. Jadi siang itu saya putuskan melihat tokonya dari luar saja. Besok-besok jika ada kesempatan ke Sukabumi lagi saya pasti sudah persiapkan diri belanja kutang atau celana dalam di Toko Nyonya.


Tahun 2025 dan seterusnya kami akan lebih sering jalan-jalan di Sukabumi. Ya sepertinya bakal begitu. 




Tulisan lainnya tentang Sukabumi

Menginap di Tanakita 

Menumpang kereta api dari Cipatat Bandung ke Sukabumi

Geotrek Dua Hari Tiga Malam di Ciletuh