Social Media

Pertigaan Map, Peta Jalan Kaki di Surabaya

18 September 2016
Helow! Kumaha damang? Saya mau cerita tentang Pertigaan Map nih. Peta jalan kaki di Surabaya. Eh, sebentar dulu. Kok Surabaya? Ini kan Bandung Diary, ngapain bahas Surabaya?

Wah ketinggalan banyak ya, Bos :D Blog ini puya kategori Outside Bandung. Artinya perjalanan saya, Indra, dan Nabil di luar Bandung kami muat di sini. It's personal blog about food and travel, bukan portal tentang wisata Bandung saja. Yeah that's different :D

Well anyway, kembali ke Pertigaan Map.

Dua minggu lalu saya hadir di Spasial, Gudang Selatan, lokasi di mana kreator peta jalan kaki ini presentasi. Rupanya Anita Silvia dan Celcea Tifani roadshow presentasi tentang Pertigaan Map di beberapa kota. Yogyakarta, Bandung, dan Jakarta adalah kota yang mereka datangi.




Peta jalan kaki yang mereka buat ada tiga macam. Terbagi dalam tiga kawasan yang kental aroma sejarahnya, Pertigaan Map adalah peta jalan kaki di: kawasan pecinan, kawasan eropa, dan kawasan arab.

Saya cerita dulu sedikit. Setahun lalu saya ke Surabaya, tulisannya bisa dibaca dalam judul A Quick Trip to Surabaya. Saya udah niat banget mau jalan kaki di tempat-tempat bersejarahnya. Termasuk foto-foto dan lihat rumah tuanya. Saya searching di internet peta jalan kaki dan rutenya, termasuk itinerary. Sampai saya baca sejarah kota Surabaya segala. Hasilnya saya berlabuh di situs bernama C2Olibrary. Masalahnya saya butuh rute nama jalan juga, bukan cuma itinerary dari ke A lalu ke B. Saya butuh petunjuk arah, bukan cuma susunan kunjungan. 

Karena saya punya buku Jelajah Kota Pusaka karya Emile Leeshuis, saya pake peta dari buku ini untuk berjalan kaki menyusuri bangunan tua di Surabaya. Yes, 1 dari 9 kota yang ia bahas di bukunya adalah Surabaya. Peta jalan kakinya sangat detail dan runut. Sayang sekali bukunya gak praktis untuk saya tenteng selama perjalanan di Surabaya. Jadi saya fotokopi petanya dan bawa ke Surabaya sebagai panduan perjalanan. Hal yang sama saya lakukan juga waktu ke Yogyakarta. Tulisannya bisa dibaca di judul Kotagede

Berbekal informasi yang saya baca di situs CO2library dan peta dari bukunya Emile Lesshuis, saya-Indra-Nabil melenggang di kawasan bersejarah zaman kolonial di Surabaya. Sayang waktu berkunjung di Surabaya cuma 4 hari, itu juga kepotong harus lihat pameran dalam rangka kerjaan di sebuah gedung yang saya lupa namanya. 

Makanya saya pengen balik lagi ke Surabaya nih. Belum banyak rumah kuno yang saya lihat. Setelah tahu tentang peta jalan kaki buatan Peta Pertigaan Map ini, ya makin pengen saya ke Surabaya. Sudah jelas terbagi per kawasan pula petanya.

Menariknya lagi, Anita dan Celcea membagi rute ke dalam tiga tipe: short, medium, dan long. Berikut pilihan estimasi durasi dan itinerarynya. Wuah! Ini kok bagus banget sih heuheuheuheu....




Penjelasan sejarah per kawasan tercantum dalam peta, namun secara umum saja. Keterangan perbangunannya ada juga kok di daftar tempat. Sebenarnya kalau mau lihat dan memotret bangunan kuno aja sih gak masalah gak tahu latar cerita bangunannya apa. Saya juga sering begitu, sampai di rumah saya lihat lagi fotonya dan browsing tentang sejarahnya. Namun tahu nama gedungnya apa dan berdiri tahun berapa merupakan informasi perkenalan yang bagus juga sih. Paling enggak kebayang itu teh gedung apa dan setua apa.  

Dalam peta tercantum sapaan dalam bahasa Inggris dan Indonesia. Saya malah pengen banget ada bahasa lokal surabaya di situ, pasti kepake kalau saya mau jajan atau nanya arah dan minta izin foto kan. Ucapan terima kasih, permisi, mau nanya, dan sejenisnya itu. Karena emang kerasa banget sih kalau sedang berkunjung ke kota lain yang bukan berbahasa sunda, saya agak canggung kalau mau nanya-nanya dan kesannya orang kota banget. Kesannya songong gimana gitu :D so yeah, belajar berbahasa lokal sedikit sebelum bertandang ke kotanya menurut saya mah perlu.

Lebih nyaman lagi kalau ada penduduk lokal yang mau menemani saya jalan-jalan sih :D 

Satu hal lain yang saya suka di peta ini adalah bagian kovernya. Kovernya bergambar teralis dan pagar dari rumah-rumah tiap kawasan. Saya baru ngeuh, di tiap kawasan, pagar dan teralisnya berbeda. Pecinan dengan gayanya sendiri, Arab juga, Eropa apalagi. Masing-masing kawasan ada signature style dan kita bisa lihat dari bentuk pagar dan teralis rumahnya. Yang lucu cover kawasan Pecinan gak persisi, miring-miring gitu dan beda ukuran. Ternyata emang begitu aslinya, kata Celcea, desainer peta ini.

Warna tiap peta juga beda-beda. Celcea cerita tiap warna di kover adalah ciri khas yang mereka tangkap dari tiap kawasan. Pecinan dengan warna merah, Eropa warna Oranye, dan Arab dengan warna hijaunya.

Dari desainnya, peta ini terlihat matang sih. Saya baru lihat peta jalan kaki yang se-hip ini. Covernya dipikirkan segitu matang. Isi petanya ringkas sih, gak terlalu detail, tapi ya cukup untuk bekal berjalan kaki. Peta dan daftar tempat ada di halaman yang sama, jadi gak ribet bolak-balik. Penggunaan petanya juga cukup efisien. Masuk ke kantong saku celana bagian belakang.

Oya satu lagi, Pertigaan Map mencantumkan informasi yang masa kini banget sih: SPOT WIFI. Gak itu aja, ada informasi rumah makan yang menyediakan makanan berdaging babi, dan toilet. Oya satu lagi yang menurut saya sebagai orang gunung nih perlu banget, informasi tempat yang ber-AC! Hihihih terus terang aja, Surabaya adalah tempat yang buat saya tuh kayaknya mataharinya ada sepuluh. Panas banget. Waktu di Surabaya, kami sering ngadem ke tempat-tempat minimarket demi nyari AC. Fasilitas sedetail ini ternyata ada di peta Pertigaan Map. Gak nyangka hohoho.




Anita dan Celcea juga naro ikon jari berbentuk huruf dua yang artinya 2-minutes-walking-distance. Saya masih belum ngerti cara menerapkan jari berangka dua saya ke dalam peta ini sih. Masih bingung :D hehehe.

Begitulah peta jalan kaki di Surabaya dari Pertigaan Map. Saya belum tahu kekurangannya apa hahaha harus praktek kali ya. Cuma saya gak tahu kapan ke Surabaya lagi. Semoga dalam waktu dekat ya :D

Masih lama adan sebentar lagi ke Surabayanya gak masalah. Mengetahui bahwa ada peta kayak gini aja saya sih udah senang. Kota-kota lain juga semestinya bikin juga peta jalan kaki kayak gini. Emang sih gak banyak wisatawan yang mau strolling di pinggir jalan dan keluar masuk gang. Eh tapi ada kok. Saya, Indra, Nabil pasti jadi deretan orang yang pertama beli peta jalan kaki di kota mana pun di Indonesia.

Kesadaran mau berjalan kaki saat berwisata menurut saya sih perlu juga. Kalau sepengalaman saya, mesti meluangkan paling enggak satu hari untuk eksplorasi kota dengan berjalan kaki. Memang merepotkan dibanding tinggal naik kendaraan dan berkunjung ke satu-dua tempat sekaligus.

Tapi entahlah, saya dan Indra suka bangunan tua. Kami suka melihat hal-hal kecil dan detail sewaktu berjalan kaki. Motret enak, ngobrol enak, lihatnya juga enak. Gak semua orang suka wisata sejarah yang ditempuh dengan berjalan kaki, tapi bukan berarti gak ada. Dan menurut saya sih jumlah turis yang segmented kayak gini makin bertambah saja. 

Seru ah. Kreatif nih wong suroboyo. Senangnya lagi mereka datang ke Bandung jadi saya bisa beli petanya langsung. Oiya, satu paket isi 3 peta, harganya Rp 50.000. Cek ke Instagram @pertigaanmap atau email ke pertigaanmap@gmail.com untuk pembelian petanya ya.




Teks dan foto : Ulu

6 comments on "Pertigaan Map, Peta Jalan Kaki di Surabaya "
  1. Alamat cantik amat petanyaaaaa! Suka euy sukaaaa jadi pengen beli deh :3 makasih infonya kak

    ReplyDelete
  2. Heritage walk di Pekalongan boleh lah ya dibikin gini

    ReplyDelete
  3. Wah, kudu punya nih petanya. Bakalan sangat berguna banget untuk eksplore Surabaya Kota Pahlawan. Sudah lama banget memendam keinginan jalan-jalan menelusuri jejak masa lalu Surabaya. Dulu bolak-balik ke sini tapi gak pernah dalam rangka wisata, hiks.

    ReplyDelete
  4. Saya pengen banget jalan-jalan ke kota lamanya Surabaya. Tapi suami yang nggak mau. Seringnya cuma lewat saja.

    ReplyDelete
  5. MAP ini coba bisa didonlot di google play ya.. bantu banget kayaknya.

    ReplyDelete
  6. ini idenya keren banget, Lu. Saya sekeluarga juga lagi seneng jalan-jalan ke suatu tempat dengan jalan kaki atau naik kendaraan umum. Tapi ya selama ini cuma bikin rencana sendiri. Coba semua kota punya peta kayak gitu pasti sangat membantu banget. Apalagi petanya juga lucu desainnya. Yakin gak bakal dibuang sama saya kalau petanya kayak gitu :D

    ReplyDelete