Social Media

A Museum Visit: Museum Konperensi Asia Afrika

14 January 2015
Gak ada bosen-bosennya berkunjung ke museum Konperensi Asia afrika (KAA). Museum yang mudah didatangi, lokasinya strategis, kemasannya baik, dan koleksinya terjaga. Ya menurut saya sih tur didalamnya cenderung membosankan :D Berhubung saya menyukai bangunan bersejarah maka saya betah ada didalamnya. 

Kalau belum pernah sowan ke museum di Bandung, datang dong ke museum KAA. Perkenalan yang baik antara kalian dengan sejarah Bandung bisa bermula dari tempat ini. Karena diantara semua museum di Bandung ya yang paling oke kondisinya museum KAA :D sebagai bonus, Indonesia pernah berada di titik puncak politik dunia terbaiknya. Bandung termasuk ada didalamnya. Buktinya: Konferensi Asia Afrika! 

Bisa lihat apa di sini?

Segala hal yang berhubungan dengan sejarah Konferensi Asia Afrika. Dari mulai partisipannya sampai jurnalis yang terlibat. Dari mesin ketik sampai kamera, dari meja podium sampai meja tamu. Di dalam museum KAA banyak koleksi foto liputan. Beberapa dapat kita lihat di internet sih. Tapi melihat di gedung tempat KAA berlangsung kan lebih serius rasanya. Seolah-olah kita ada di sana menyaksikan Soekarno sedang membaca deklarasi KAA.










Kenapa Konperensi, bukannya kata yang tepat Konferensi?

Karena orang Sunda tidak mengenal huruf F. Kami tahunya P. Ketika konferensi internasional ini berlangsung, lafalnya Konperensi. Keterusan sampai sekarang. Entah kenapa diresmikan dengan lafal tersebut. Mungkin otentik dan unik. 

Gratis gak masuk ke KAA?

Gratis. Gak usah bayar. Mereka buka tiap hari senin - jumat. Pukul 08.00 - 16.00. Kalau mau datang di akhir minggu, biasanya by appointment. 

Museum KAA ini punya beberapa kegiatan khusus loh. Kelas-kelas bedah buku dan film. Kelas menulis juga pernah. Kalau museum KAA berencana menggelar acara yang skalanya nasional dan internasional, mereka buka lowongan relawan. Kalau mau bergabung, coba klik website mereka di sini.

Museum ini berada dalam jaringan departemen Luar Negeri. Menjelaskan kenapa koleksi di sana dan bangunannya itu sendiri terbilang apik dan terjaga, plus jaringan ke luar negerinya juga bagus.

Dahulu waktu saya masih anak sekolahan, lantai museum KAA masih jadul. Yang 20 x 20 cm itu loh. Sekarang sih marmer lantainya. Lebih terasa mewahnya. Sejujurnya saya menyukai kondisinya yang dulu. Terkadang yang tua-tua lebih bercerita sementara yang baru-baru lebih 'dingin' dan kosong.





Dari dulunya museum ya?

Bukan. Jadi museum setelah konferensi KAA. Sebelumnya sih tempat ini tempat gaulnya bule-bule belanda. Semacam tempat kongkow. Kalau sekarang mah Starbucksnya lah, walau saya gak bisa menyamakan kemegahan tempat ini dengan tempat kayak starbucks juga sih ya tapi kira-kira gitu deh fungsinya. 

Gedung Merdeka dan museum Konperensi Asia Afrika ini nempel. Beda tapi sama gitu deh. Jadi kalau orang Bandung ngajak kalian "hei, ke Gedung Merdeka yuk!" itu artinya sama saja dengan ngajak kalian ke museum KAA. Gedung Merdeka, benih pertamanya, dibangun tahun 1921 oleh arsitek bernama C.P Wolff Schoemaker. Ah nyeritain arsiteknya juga panjang sekali. Satu dari banyak arsitek Belanda jaman dulu yang saya kagumi!

Sekali lagi, kalau belum pernah ke museum Konperensi Asia Afrika, saya saranin berkunjung ke sini. Deket lah dari Alun-alun Bandung yang lagi hits banget itu :) Ditunggu cerita kalian tentang Museum Konperensi Asia Afrika. 
5 comments on "A Museum Visit: Museum Konperensi Asia Afrika"
  1. Tempatnya keren ya, bagus nih kalau liburan aja anak-anak, biar mereka belajar sejarah.
    Nice share Mak

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya tempatnya memang terawat. kalo liburan rame pengunjung anak2, mba. dan iya bagus kalau mau ajak anak2 ke sana :)

      Delete
  2. Makasih infonya mbak... dari foto2nya aja udah kelihatan kalau museum KAA-nya nyaman dan terawat ya... Aku juga tipe yang suka liburan ke museum.. semoga bisa ke Bandung kapan2. :)

    ReplyDelete
  3. Aku jg udah berkali-kali main ke Museum KAA. Pengelolaannya sudah semakin bagus ya... Recommended buat dikunjungi. Kalo aku sih suka merinding sendiri berada disini. Bukan karena seram (kalo malam ya tetep ada rasa seram sih, wong bangunan udh tua), tapi rasanya berjuta gitu, mbayangin gimana hebatnya para pejuang dulu, termasuk Bapak2 pencetak sejarah bangsa kita yang keren2 itu. Spirit mereka yg suka ngangenin & bikin merenung gitu... *Btw, foto2nya bagus, jelas bgt :)

    ReplyDelete