Social Media

Indonesia Kirana di Bandung!

29 April 2016
Jumat 22 April pukul 19.00 saya berada di XXI CiWalk. Bersama Indra dan Unis, kami menyaksikan pemutaran perdana film dokumenter bertajuk Indonesia Kirana. Kalau tiga tahun lalu kamu pernah mendengar atau menonton Epic Java, nah kreator film Indonesia Kirana adalah orang-orang yang sama, Embara Films

Indonesia Kirana merupakan film yang menceritakan perjalanan mahasiswa-mahasiswi Universitas Padjadjaran yang tergabung dalam unit paduan suara (PSM Unpad) di festival paduan suara tingkat dunia tahun 2015.

Trailer film ini dapat dilihat sejak dua tahun lalu pada akun Embara Films di Youtube. Menonton trailernya, saya tidak bisa tidak menyaksikan film Indonesia Kirana secara keseluruhan. Video teasernya saja sudah memukau, bagaimana dengan filmnya?

Sejak nonton trailer Indonesia Kirana Official Trailer #2 Anging Mamiri, saya sekarang suka lagu Anging Mamiri itu dan lagunya bertengger di playlist music player di smartphone saya :D 




Narasi film diisi oleh beberapa orang dari PSM Unpad. Mereka bicara monolog di depan layar kamera. Lucu banget karena mereka ngomongnya spontan dan polos. Juga mengharukan dan sedih saat mereka harus berjuang tertatih-tatih memenangkan kompetisi. 

Film yang akan diputar di beberapa kota besar Indonesia ini diproduseri Embara Films yang terdiri dari Galih Mulya Nugraha dan Febian Nurrahman Saktinegara, dengan Febian berperan sekaligus sebagai sutradaranya. Untuk mewujudkan Indonesia Kirana, Embara Films bekerja sama dengan Pontpic. 

Sewaktu saya menonton filmnya, saya kira ujung film ini adalah tentang kompetisi paduan suara bergengsi, 13th International Choral Competition Maribor 2015 di Slovenia dan Hungaria. Berulang kali menonton latihan PSM Unpad dalam filmnya di Tanah Air dan di Eropa yang keras dan tanpa henti, jadi penasaran ketika kompetisi yang ditunggu-tunggu tiba. Usaha telah dikerahkan sekuat-kuatnya. Apakah PSM Unpad pada akhirnya memenangkan grand prix paduan suara tersebut? 

Jika film Epic Java adalah film eksperimental yang menyajikan gambar tanpa narasi, Indonesia Kirana justru sebaliknya.  Film ini jenisnya dokumenter, musikal pula. Entah apa Febian dan Galih keluar dari zona nyamannya, tapi jelas di beberapa adegan saya agak terganggu.




Banyak detail keterangan film yang tak muncul di filmnya. Semacam informasi 5W +1H yang tidak lengkap. 

Saat PSM Unpad berlatih di penginapan, apa nama penginapannya, pukul berapa. Sewaktu mereka bernyanyi Lisoi di restoran, apa nama restorannya. Juga temasuk ketika PSM Unpad itu berlatih, saya ingin tahu lagu apa yang mereka nyanyikan, siapa composernya. Saya menunggu-nunggu caption itu muncul di sudut layar, tapi tak ada. Informasi kecil tersebut dapat membantu saya menghubungkan keseharian saya dengan mereka. 

Detail-detail sederhana itu menurut saya membangun keintiman penonton dengan filmnya, terutama penonton dengan latar belakang yang bukan anggota paduan suara. Potongan gambar dari dalam pesawat yang berulang-ulang dan terlalu lama juga agak mengganggu yak, saya hitung lebih dari 3 detik durasinya. Terutama potongan gambar yang memperlihatkan ekor pesawat :D 

Sewaktu PSM Unpad berlatih, dalam film sesi tersebut diselingi potongan gambar sudut-sudut kota. Febian menayangkan pemandangan tersebut secara brutal. Shoot pemandangan ke arah langit-langit bangunan Eropa yang klasik yang diputar-putar itu membuat kepala pening. Indah pada awalnya, tapi kalau diulang-ulang, jadi pusing juga lihatnya :D

Arvin Zeinullah adalah pelatih PSM Unpad yang saya tunggu-tunggu kemunculannya sebagai narator film. Sepanjang film saya menonton kesengitannya melatih PSM Unpad juga kekesalan anggota PSM Unpad padanya, rasanya ada yang tak lengkap jika Arvin tidak muncul seperti beberapa anggota PSM Unpad pasca kompetisi di Eropa tersebut.

Adegan di mana Arvin memerintahkan anggota PSM untuk berjalan kaki dari penginapan ke taman, saat anggota PSM dilarang untuk bicara satu huruf pun, adalah bagian paling berbekas di film ini untuk saya. Arvin menyuruh anak didiknya menutup mulut dan membuka telinga, mendengar suara alam di sekitar mereka, berjalan menuju taman dalam keheningan. Itu bagian terbaik dari filmnya untuk saya. Rasanya ucapan Arvin itu berbalik pada saya. Bukannya itu yang harus kita lakukan, sejenak hening. Diam, berhenti sibuk dengan smartphone dan stop selfie-selfie. Mendengar alam. 




Terlepas dari kekurangan secara teknis, time-lapse yang indah masih menjadi ciri khas Embara Films. Kita bisa menyaksikan hal tersebut di Indonesia Kirana. Terdiri dari banyak orang yang mengisi ruang di filmnya, Embara Films membagi ruang-ruang itu dengan time-lapse yang berulang-ulang namun tetap nyaman untuk ditonton. Penasaran saya mereka-reka apakah Febian dan Galih tidur lebih lambat dan bangun lebih pagi untuk merekam kemegahan sunrise, sunset, awan yang beriringan dan langit bersih berbintang. 

Pada intinya film Indonesia Kirana berkisah tentang perjuangan. Mengharukan sekaligus membanggakan. Jika saya boleh usul, satu orang wakil rakyat kita di MPR DPR itu seharusnya masing-masing menggendong satu anggota PSM Unpad di punggungnya, membawanya ke Eropa, menyiapkan makan, mencuci pakaian, tergopoh-gopoh menyiapkan tempat berlatih di Eropa, dan menyaksikan perjuangannya membawa harum nama Indonesia di sana. 

Indonesia Kirana adalah film yang bagus! Contoh terbaik dalam menjalani hal-hal yang kita sukai, sebuah dedikasi pada bidang yang jelas-jelas bukan melulu tentang memperbanyak nominal di rekening bank. Dedikasi terbaik yang datang bukan hanya dari PSM Unpad tapi juga Embara Films. Karena itu saya menghadiri screening filmnya di Bandung, 'membayar' dedikasi mereka tanpa diminta, tunai!  

Film Indonesia Kirana akan ditayangkan di Jakarta, Surabaya, dan Yogyakarta. Tonton trailernya dan segera pesan tiketnya sekarang! Sementara itu di Jakarta pemutaran filmnya akan berlangsung hari Sabtu 6 Mei 2016 di Epicentrum. Keterangan pemesanan tiket filmnya dapat dilihat di Instagram @indonesiakirana.





Photo courtesy : Instagram Indonesia Kirana
2 comments on "Indonesia Kirana di Bandung! "
  1. makasihhhh reviewnya, jadi tahu akan ada film ini di jkt 6 mei mendatang :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama-sama. Gimana nonton gak filmnya 6 Mei kemarin? :D

      Delete