Social Media

The New Alun-alun Kota Bandung

18 January 2015
Akhir Desember 2014 hingga awal bulan Januari 2015, timeline semua media sosial saya penuh dengan foto teman-teman. Lebih spesial karena fotonya seragam semua. Selfie di Alun-alun kota Bandung! 

Tidak di Facebook, Twitter, Instagram, tapi juga mengular sampai ke feeds di BBM. Wedew! Jarang-jarang kayak begini kejadian. Alun-alun kota Bandung menyedot perhatian orang Bandung. 

Emang kenapa sih kok heboh gitu dengan Alun-alun Bandung?

Well, melihat Alun-alun kota Bandung sekarang, rasanya pengen lempar cucian ke Dada Rosada. Gila. Pejabat-pejabat sebelumnya ngapain aja kerjanya. Ridwan Kamil menyulap Alun-alun kembali ke fitrahnya sebagai tempat warga berkumpul. Berkumpul ya: canda gurau, ngobrol, ajak anak bermain, dan foto-foto. Gitu aja kok ternyata 'gampang'. 

Sebelum kelahiran kembali Alun-alun kota Bandung yang sekarang, Alun-alun tuh kumuh banget! Semua pedagang tumplek tumblegh di sini. Kotor, gak sedap dipandang. Alun-alun adalah harta karun kota Bandung yang terlupakan. Warga lebih senang senang-senang ke mall dan taman-taman. 

Pemerintah kota sebelum periode Ridwan Kamil kok kayaknya keteteran ngurusin Alun-alun kota Bandung. Padahal rumah dinas walikota Bandung persis ada di selatan Alun-alun. Sehari-hari di situ kok kayak gak bisa ngurus Alun-alun sih. 

Lalu munculah Ridwan Kamil. Heueuuuu makaci, Emil! 



Begini semestinya Alun-alun kota berfungsi. Tidak kumuh dan bisa jadi kebanggaan. Ups sebentar, Alun-alun kota Bandung sekarang berhamparkan rumput hijau. Warga bebas guling-guling, berlarian, sampai tidur-tiduran di rumputnya. Kenapa kok bisa bebas gitu, gak takut kotor? tidak. Karena rumputnya S I N T E T I S. Alias plastik. 

Rumputnya masih jadi kontroversi sampai detik ini. Sebagai alumnus organisasi lingkungan YPBB, saya juga menyayangkan sih. Baiknya Pak Walikota gak menggunakan plastik dengan skala seluas itu. Dibikin perkerasan aja, paving block misalnya. Ini kayak arena plastik terluas di Bandung :D 

Tapi ya sudahlah. Whatever you do people will always say something. Begitu kata walikota saya. 

Saya mengacungkan jempol buat usaha mengembalikan Alun-alun ke fungsinya. Terlepas dari kontroversi rumput sintetisnya, warga kebanyakan senang tuh ada di Alun-alun. Saya udah lupa kapan terakhir warga kota bisa menikmati fasilitas kotanya sendiri, gratis. Bawa anak, bawa nenek, bawa pacar, bawa seluruh anggota keluarga menikmati waktu bersama-sama di Alun-alun kota Bandung. Udah gitu foto-fotonya tersebar di seluruh media sosial pula. Sodara saya yang di Bali aja nanyain Alun-alun Bandung. Well done, Emil! 

Kebanggaan juga ya. Wisatawan gak lagi melulu nanyain "di mana ya Trans Studio?." seperti taman kota Bandung, sekarang harta karun kota ini berada di sorotan semua orang. Bukan mall, bukan wahana wisata waterboom, bukan Lembang. Hahahaha :D

Kelihatannya kampungan banget warga kota berbondong-bondong ke Alun-alun. Rame banget di sini! Semua orang kayaknya pengen ke Alun-alun. Antara kasihan dan kagum bedanya tipis deh. Berapa tahun warga kota gak diberi fasilitas publik sebagus ini. Kayaknya maklum kalau ada 'kekagetan' yang buat orang lain rada kampring. Ih ngapain sih pada rame ke Alun-alun, kayak gak pernah aja. Lah memang! 12 tahun tinggal di Bandung, saya belum pernah lihat ada arena publik yang oke gini. Wajar kalau gelagapan hahaha :D

Sudah jadi watak kita bukan sih kalau ada yang baru-baru, bagus, dan gratis pasti digembrong orang? Begitulah watak kebanyakan penduduk dari negara dunia ketiga. Karakter warga negara berkembang. sehari-hari berkubang mencari penghasilan untuk hidup esok hari, wajar kalau hal-hal yang berhubungan dengan keindahan dan rekreasi tidak terpikirkan. Bukan hal yang salah karena ini harusnya jadi catatan pemerintah.

All we need is a good public space, yang bersih, yang bebas injak rumput tanpa dipentung satpol pp, yang bisa ramean gitu bawa keluarga, bagus juga untuk foto-foto dan profile picture di facebook. Etapi jangan lupa ya bapak-bapak, itu sistem BPJS perbaiki dan pendidikan gratisin dong :D *curhat*


8 comments on "The New Alun-alun Kota Bandung"
  1. Ahaay, hari Minggu sepulang dari KEBSauyunan lewat sana. Wiiiiw, rame banget. Sebenarnya pengen ikut hebring ke alun-alun tapi kok ngeri-ngeri gimana gitu liat lautan manusia.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sabtu minggu selalu rame to the max emang :D paling enak berkunjung di hari biasa sih

      Delete
  2. Ya ampun mak, bisa cantik gt ya alun alunnya. Sy mah betah di situ kalau alun2nya sekeren itu. Nginep nginep dah. Cantiiikkkkkkkk :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehehe dingin nginep di Alun-alun mah. Ntar disuruh pulang sama satpol pp juga :D iya Alun-alun jadi cantik emang ya hehe

      Delete
  3. ga sabar nunggu taman bungannya berbunga nih :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. mudah2an selamat tanamannya, gak ada tangan2 jahil. amin.

      Delete
  4. Gak sabar nih mau pulang kampung segera.. :D

    ReplyDelete
  5. Halo, mau tanya kalo ke alun2 caranya gimana ya? Dan di daerah mana? Thank you

    ReplyDelete