Social Media

Image Slider

Satu Keluarga, Sama Hobinya: Jalan-jalan!

19 June 2014
Pernah gak menyadari kalau orang yang kita pilih jadi pasangan hidup punya hobi yang sama dengan kita? Memang gak mesti sama, sih. Law of attraction gak selalu tentang hobi. Tapi kalau buat saya dan suami, hobi yang sama adalah salah satu yang membuat kami saling tertarik.

Jalan-jalan nama hobinya. Kami bahkan pernah berada dalam organisasi yang sama yang pekerjaannya jalan-jalan. 

Dalam seminggu selalu ada jadwal jalan-jalan. Saya mencari infonya di media sosial dan surat kabar langganan. Hobi ini juga kami lakukan bahkan saat kami tidak punya duit. Cari tujuan jalan-jalan yang murah saja. Sekedar window-shopping atau nongkrong di taman kota dan membawa perbekalan sendiri. Biasanya sih air minum dan nasi. 


Sore-sore di Bandung Enaknya Ngapain

17 June 2014
Sore-sore di Bandung, lagi nyantai, gak ada kerjaan? atau lagi stres sama kerjaan?
Jalan-jalan dulu, yuk!

Bandung kalau sore cuacanya bikin enak deh ke badan. Kecuali kalau hujan sih :D Sore-sore yang saya maksud adalah matahari cerah dan angin sepoi-sepoi. 

Kalau Bandung cuaca sorenya lagi oke, saya dan Gele keluar rumah, gak ketinggalan kamera. Kadangkala naik motor, tapi seringnya naik angkot. Jalan-jalaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaan!

Ngapain aja biasanya?

Jalan-jalan nyari buku, majalah, atau baca-baca aja. Akang-akang yang jualan baik-baik kok selama kita sopan dan gak judes. Berangkat dari rumah dikira-kira saja supaya sampai di Cikapundung jam 3 sore. 

Oiya, Cikapundung adalah lokasi jualan buku bekas. Lokasinya ada di Jalan Cikapundung, persis di pelataran trotoarnya gedung PLN jalan Asia Afrika. Disini mayoritas yang dijual adalah majalah. Praktek tawar menawar harga sah dilakukan. Silakan pakai trik-trik menawarnya. Siapkan uang receh juga ya! 

Kalau lapar? ada Ceu Mar dan The Kiosk di Braga City Walk. Mau makan yang murah, tinggal berjalan kaki ke arah pusat belanja di King's. Banyak warteg di situ. Mau ngemil? Banyak pilihan! Mulai dari kue Ape yang ada dijual oleh para PKL, sampai ke foodcourtnya Yogya. Sstt...jangan ketinggalan Pisang Goreng Simanalagi ya! Ada di deket pintu masuk King's sampingnya McD. Cobain deh Batagornya. Mantap! Nah, ayo cobain jalan-jalan sore begini. Mau foto-foto, bisa. Baca-baca, ok. Makan juga banyak pilihan.


2. Berburu makanan!
Hunting makanan jalanan ini seru banget sih buat saya. Cobain deh sesekali. Keluar rumah, jajan, di makan di rumah atau pas nongkrong di coffeshop gak apa-apa kali :D Baso Tahu Mang Ade, batagor Ihsan, Kue Balok... ah senengnya. 


3. Nongkrong di Toko Buku Alternatif
Di Bandung ada Tobucil di Jl. Aceh, ada Reading Light di Jl. Siliwangi, ada juga Kineruku di Jl Hegarmanah. Semuanya cocok buat nongkrong, baca buku, ngerjain tugas, ngobrol santai, melamun, ngemil cantik, online. Saya belum review tiga tempat ini yak :D nantikan deh. hehehe. Browsing aja dulu, banyak banget yang nulis tentang toko buku itu.


4. Berburu matahari tenggelam
Melihat sunset di Bandung, memang bisa? Ih bisa banget! Beberapa tempat yang pernah saya sengajakan datangi untuk ngeceng pemandangan matahari terbenam adalah menara parkir mobil :D Dari jembatan penyebrangan juga bisa, jembatan penyebrangan Asia Afrika di depan kantor pos. Kalau datang ke Menara Masjid Agung di Alun-alun itu juga bisa loh. 

Oiya, tempat parkiran mobil yang saya maksud salah satunya adalah King's Shopping Center, lokasinya ada di jalan Kepatihan. Tempat parkirnya menghadap ke arah Timur, Barat, dan selatan. Di beberapa lantai ada yang menghadap ke utara. Jadi hampir bisa melihat Bandung 360 derajat. Datanglah pukul 5 sore, jangan lupa bawa bekal cemilan dan air minum. Siap-siap berdiri di sisi yang menghadap ke barat. Dan selamat menikmati. Semoga mendapatkan sunset yang indah. (Btw, Kings baru saja mengalami musibah kebakaran. Tempat parkir mobilnya selamat. Tapi saya gak tahu nih dibuka untuk umum gak. Katanya sih tempat parkir ini bakal dijadikan tempat sementara untuk berdagang untuk pedagang yang kiosnya terbakar). 


5. Jalan-jalan sepanjang Asia Afrika, Braga, dan ke Alun-alun.
Tadi di poin no 1 saya sudah menyebut tentang Jalan Asia Afrika yak :D Jalur kota tua di Bandung yang menyenangkan kalau disambangi sore-sore. Gedung tua, hiruk pikuk manusia yang lalu lalang, hunting foto buat instagram, angin sore sepoi-sepoi. Ah amboooi.


6. Villa Isola
Gedung tua selain enak buat jadi objek foto-foto, juga asyik buat kita tongkrongin dan kita lihat sekaligus. Nah spot paling super duper asyik adalah Villa Isola. Selain karena lokasinya yang dekat banget dari rumah saya sih. Hehehe. 

Suasananya hening meski diseling suara deru motor dan tawa mahasiswa yang lagi ngumpul di tamannya. Kalau saya suka duduk di tepi kolam ikan. 

Vila Isola ini bangunannya gabungan antara megah, cantik, dan unik. Arsitek menyebut kaya arsitekturnya Art Deco. Kalau saya sih bilangnya gedung bulet-bulet :D Villa Isola ini gedung yang didirikan tahun 1930an. Salah satu peninggalan Belanda. Gak hanya bentuk bangunannya yang legendaris, tapi juga sejarah penghuninya ;)


7. Kampus UPI (IKIP) dan ITB
Saya suka wara-wiri di dalam dan sekitar dua kampus ini. Betah euy, kalau kampus yang pertama itu memang kampus sendiri. Kalau ITB kampus suami. Jalan-jalan sore di kompleks kampus UPI dan ITB buat saya sudah jadi rutinitas. 

Pohonnya banyak, jalannya lebar, tempat duduknya ada, taman disediakan, dan hawa mahasiswa-mahasiswinya itu loh. Seru! Gak tahu ya saya dari dulu zaman masih kuliah suka banget sama pemandangan kampus di sore hari. Romantis :D gak tahu kalau di kampus lain, kalau kampus saya sih romantis banget. Hehehe. 


Kalau kalian sore-sore dan lagi lowong gitu, seliweran ke mana saja selain di kamar sendiri? :D

Kode Etik enumpang Angkot

14 June 2014
Saya bikin kode etik ini dari zaman masih ngeblog di Multiply. Itu tahun 2008. Sampai sekarang kode etik ini masih terpakai :D artinya: belum ada perubahan di sistem transportasi kota ini.

Kode etik ini saya buat sendiri. Berdasarkan pengalaman dan obrolan. Kalau kita mau simpati dan empati, pendek kata mah: peka, bisa lah sakit kepala, sakit hati, dan macet-macet di jalan berkurang.

Kode etiknya ada yang buat seru-seruan sih ini. Seriusnya juga ada ding :D hehehe

Here goes:

  • Siapkan duit receh buat bayar ongkos angkot.
  • Siapkan duit ongkosnya beberapa menit sebelum turun dari Angkot. Kalau kata Mba Marissa Anita achornya Net, menyiapkan uang ongkos sebelum turun dari angkot itu biar efektif dan efisien. Angkot gak usah nungguin kita ngerogoh dan sibuk cari duit buat bayar ongkos. 
  • Kalau sepi, sah saja duduk menyamping. Tapi kalau lagi penuh sesak, duduk rapat atuh. Lumayan memberi ruang untuk penumpang yang lain.
  • Naik dan turun angkot tidak di belokan jalan. Bikin macet!
  • Jangan memakai high heels. Sudah gak kehitung berapa kali saya keinjak sepatu model highheels. Sakit, mak :(( Desain angkotnya sih yang salah. Tapi ya bagaimana kalau sepatu lancipnya dipakai kalau sudah di lokasi tujuan saja? Di dalam angkot pakai sandal yang ramah-injak gitu. Heuheuheu
  • Dilarang merokok. Merokok di dalam Angkot, haduh ini kebiasaan zaman purba, Kakaaa :P
  • Jangan pura-pura gak lihat kalau ada orang lain yang naik angkot yang kita tumpangi juga. Geser dong duduknya! Mau jarak dekat atau jarak jauh, ya geser ajaaaaaa. 
  • Jangan membicarakan masalah pribadi di angkot, ketahuilah penumpang yang lain pasti menguping. Ya gak baik saja, sih. Kecuali kalau cuek sih kitanya :)) 
  • Jangan mempertontonkan kemesraan berlebihan di angkot, risih euy yang melihatnya. 
  • Ucapkan terima kasih (hatur nuhun) kepada sopir angkot pada saat kita membayar ongkos. 


Instagram Bandung Diary Vol. 4

13 June 2014
Random. Bandung. Filter. No filter. Bandung Diary. Instagram. 

Instagram Bandung Diary Vol.3

12 June 2014
Tinggal di Bandung kadangkala suka bikin saya penasaran. Bagaimana rasanya tinggal di kota lain ya? Cirebon dan Indramayu adalah dua kota yang pernah saya tinggali. Selain keluarga, kenangan masa muda dan kulinernya, saya gak terlalu betah tinggal di dua kota tersebut. Panas! Kelamaan tinggal di Bandung sih ini kayaknya :))

Kalau ada yang bilang Bandung kota kreatif, ada benarnya. Terkadang kreatifnya banyak yang berlebih. Zaman saya masih duduk di bangku kuliah, ada banyak sekali komunitas yang saya tahu ada di Bandung. Saya gak menemukan hal yang sama di kota lain. Apa mungkin saya aja yang gak tahu. Bisa jadi sih. 

Kemudahan akses internet juga jadi akar dari segalam macam komunitas yang ada di bumi pertiwi. Seolah-olah semua kesamaan pasti bertemunya di komunitas. Hihihi ya manusia cenderung berkumpul dengan yang sama kali ya. 

Di Bandung ini sejak tahun 2004 saya pernah bergabung dan ikutan banyak komunitas. Mulai dari komunitas sejarah, jalan-jalan, lingkungan, permainan anak-anak, sepeda, budaya, buku, handmade, kuliner, dan komunitasnya komunitas. Jangan tanya komunitas masak ya, saya gak doyan masak jadi gak bakalan merapat ke sana :)) Terakhir, saya bergabung di komunitas blogger yang saya ikuti. 

Seru sih saya suka. Banyak ilmunya, banyak pengalamannya. Banyak temen juga jadinya. Kalau kalian di kota sendiri sudah ngapain aja? pernah gabung di komunitas?

Instagram komunitas juga bukan sih? Mikroblog mah iya kali ya :D hehehe. 

Instagram Bandung Diary Vol. 2

11 June 2014
Tahu gak, rencana saya adalah membuat entry blog setiap hari. Terkadang saya secara literal ngeblog tiap hari. Pernah juga beberapa kali sukses sesuai jadwal. Satu hari duduk dan bikin tulisan dan saya publikasikan tiap hari sesuai jadwal. Jadi lima hari setelahnya saya tenang mikirin mau nulis apa lagi. 

Idealnnya pilih beberapa hari tertentu yang berbeda. Misalnya, senin untuk menulis, selasa cari ide dan brainstorming, rabu jalan-jalan cari inpirasi, kamis banyak tidur banyak makan, jumat, beres-beres rumah, sabtu minum kopi, minggu kita jadwalin tulisan yang mau tayang. 

Idealnya gitu sih. Kalau saya punya dana banyak sih saya mau cari orang buat ngisi blog ini. Sendirian mah agak-agak pontang-panting ya :)) ngeblog kan kudunya saya suka, buka dirurusuh. 

Instagram ini bisa jadi 'pelarian' sementara kalau suntuk di blog. Upload foto, kasih caption sedikit, jadi deh. Hahaha jalan pendek memang favorit. Eh, sampai ketemu di instagram ya. Saya ada di Bandung Diary. 

Cara Menghadapi (Sopir) Angkot di Bandung

10 June 2014
Kemacetan Bandung mulai mirip Jakarta. Kata siapa? Gak salah, belum tentu benar. Masing di tengah-tengah lah. Saya pernah ada di belantara kemacetan Jakarta. Bikin stresss! Kemacetan di Bandung masih manusiawi, kecuali musim libur anka sekolahan sih. 

Ah pasti bosen deh kalau dibilang kudu menggunakan transportasi umum. Ya kotor, ya ngetem, ya sopirnya rese, banyak tapinya lah. 

Berhubung saya masih jadi pengguna setia angkot, saya masih sering naik darah nih kalau pake angkutan umum di Bandung. Paling kesel sebenernya cuma dua hal aja: sopirnya ngebut dan seenaknya ngambil kembalian duit kita. 

Ah lama-lama emang harus siap mental nih naik angkot di Bandung. Nih tips hasil pengalaman saya biar sabar menghadapi kelakuan sopir angkot di Bandung:

1. Siapkan uang receh. Bayar seminimum mungkin. Daripada duit kembalian gak dibalikin, saya milih diminta atau bahkan disentak sopirnya yang bilang duit saya kurang. Kemungkinan sakit hati bisa kita hadang dengan cara ngasih duit pas ini. 

2. Jangan berharap angkot tidak akan ngetem karena mereka pasti ngetem. Sudah jadi SOP-nya begitu. Jadi persiapankan waktu sebaik-baiknya, apalagi kalau ada janji dengan orang lain. Iya deh tahu, biasanya pas lagi buru-buru adaaa saja hambatan, salah satunya sopir angkot. Sabar ya... 

3. Kalau angkot ngebut, sesuaikan dengan kebutuhan anda. Kalau sedang buru-buru, bersyukurlah soalnya angkot model gini bagaimanapun menyebalkannya, bikin kita cepet sampai tujuan. Tapi kalau lagi santai, saya biasanya milih turun dan ganti angkot. Males euy marahin sopirnya, ntar dia malah melampiaskan kekesalannya dengan tambah ngebut. Haaaah...

4. Ngebut atau gaknya angkot, bisa kita amati sebelum naik angkotnya. Kalau saya biasanya begitu. Perhatikan cara ngeremnya, caranya berbelok, caranya ngegas mobil. Iya agak susah sih memang, soalnya sepersekian menit saja kesempatan buat mengamati. Seringnya sih saya gagal :)) tapi, pernah juga kok berhasil ;)

Begitulah. Melihat cara kerja walikota yang baru sekarang, gede sih harapan saya beliau mau turun tangan benerin sistem transportasi di kota ini. Transportasi umum yang baik dan banyak digunakan warga kan jadi ukuran sehat atau engga kehidupan kotanya. 

Gak kayak sekarang. Mobil pribadi tumpah ruah di jalanan, semua orang di strata bawah dan menengah kredit motor, angkotnya ngetem dan ngebut... gak ada yang bener sih kata saya sampai ada pihak yang mau mengatur ini semua. Dengan baik dan benar tentu saja. 



Pesta Kebun di Halaman Galeri Nuart

09 June 2014
Saya jadi peserta acara ini karena urusan dagang. Sekali dayung mendarat di dua pulau. Urusan pekerjaan beres, untuk Bandung Diary juga dapat. Hihihi :D

Acara yang diselenggarakan oleh EO House the House (HTH Studio) ini dibuat sehari saja. Pukul 09.00 - 16.00. Karena harus bersiap dengan barang dagangan, saya sudah ada di lokasi dari pukul 08.00. 

Galeri Nuart  atau yang terkenal dengan nama NuArt Sculpture Park ini ada di Bandung bagian utara, kompleks perumahan elit Setra Duta. Halaman galerinya luas sekali. Saya sering dengar nama galerinya. Tapi baru pertama kali ini menyambanginya. Bisa dimengerti kenapa halamannya luas. Karyanya patung-patung kok. Ada yang besar ada yang kecil. Gak semua dipajang dalam ruangan. 

Pada tahu patung Garuda Wisnu Kencana? Nah Nyoman Nuarte lah pemilik dan orang yang mendirikan galeri Nuart ini. 

Gak hanya karyanya Nyoman Nuarta yang ada di sini. Kafe, butik, terkadang ada workshop dan acara-acara tertentu juga. Mau bikin pesta kayak misalnya nikah, halamannya disewakan juga kok :) Buka aja websitenya ya, saya udah kasih linknya tuh.

Oke. Kembali ke acara. 

Teduh dan adem. Sejuk dan indah. Ada meja terhampar panjang di tengah halaman. Matahari jam delapan pagi cocok banget dengan meja ini. Pesta kebun, pesta taman. Ya kira-kira begitu acaranya. Kayak di film-film bule pemandangannya. Gak bisa berhenti motret deh. Mau duduk, gak enak. Ya udah deh moto aja :))

Kalau acaranya dibuat oleh HTH Studio, saya merapat dengan mahasiswa-mahasiswi dari Agritektur. Mereka ini menjual tanaman dan sayuran. Katanya langsung dari petani lokal. Mereka yang bawa dan menjualkan, petaninya didatangkan dua orang. Sengaja sih petaninya juga diajak biar bisa ngobrol sama pembeli. 

Konten acaranya ada workshop dan pertunjukan tari India, tari Bali, Tari Topeng Cirebon, ada live music DJ juga sepanjang acara kecuali waktu pertunjukan tari daerah, ada workshop Edible Garden, terakhir ada Open Table. Acara makan-makan mulai dari appetizer, main course, dan dessert. Dresscode pengunjungnya putih. 

Kata panitia ini acara bakalan berkala. Tiga bulan sekali. So, tiga bulan dari tanggal 8 Juni, sampai ketemu di acara Open Table lagi ya :) 

Gorengan Ma' Iying di Lodaya, Combronya Juara!

08 June 2014
Iya tahu, makan gorengan gak baik buat kesehatan. Gak apa-apa deh sesekali ya. Gak tiap hari ini makan gorengan toh :D

Rekomendasi gorengan di Bandung, saya pasti nyebut Ma' Iying. Sudah langganan lama sekali. Tahunan. Mulanya dari gorengan tahu dan combro. Kalau di Bandung kami menyebutnya Gehu. Bukan gehu pedas yang ukurannya besar dan super pedas itu ya. Ini sih gorengan tahu sesuai fitrahnya lah. Emang begini bentuknya. Ngomong-ngomong, combro itu oncom dijero (oncom di bagian dalamnya). Combro tuh singkong diparut, campur garam atau penyedap rasa. Isinya oncom digerus/ulek dan bumbunya macam-macam, saya gak hapal :))