Social Media

Image Slider

Jalan-jalan ke Gunungan Festival Kota Baru Parahyangan 2014

27 May 2014
Nonton festival kecil tapi berkelas internasional dan gak bawa kamera? Mhuaaaa hiks sedih. Alhasil kamera hape mengemban tugas besar. 

Kota Baru Parahyangan (KBP) menyelenggarakan acara tahunannya lagi, nih. Namanya Gunungan International Mask and Puppets Festival. Kalau di Instagram dan Twitternya sih disingkat GununganFest2014


Baso Tahu Mang Ade, Rekomen Pisan!

26 May 2014
Traktiran baso tahu dari seorang teman baik, menciptakan takdir silaturahmi yang panjang buat saya dan pedagang baso tahu bernama Mang Ade.  Hampir lima tahun lalu makan bersama di sini, di tepi jalan Ternate, Bandung. Merayakan hari lahir teman saya itu. Kemarin lusa, saya masih balik lagi dan lagi dan lagi ke Baso Tahu Mang Ade.


C I L O K Bandung

25 May 2014
Zaman sekarang susah cari cilok yang rasanya mantap. Ngomong-ngomong cilok itu singkatan dari Aci Dicolok. Aci merujuk ke tepung sagu (aci). Colok maksudnya ditusuk sebatang lidi yang ukurannya agak tebal.

K U E B A L O K di Bandung

24 May 2014
Bicara tentang Kue Balok, saya ketemu lagi dengan lapak kue balok. Di daerah Sarijadi, dekat dengan kompleks perumahan Setra Duta. Waktu masih ngantor saya suka titip temen kerja sih buat beliin kue balok di sarijadi. Cari sendiri eh malah gak nemu-nemu. Lah akhirnya ketemu juga, setelah sekian lama. Ini ibaratnya chating tahunan, baru tatap muka kemarin lusa :))

Here in Bandung, We Called It: B A T A G O R

22 May 2014
Baso + tahu + minyak panas + goreng = batagor. Ini adalah makanan pertama yang kamu pengen coba kalau datang ke Bandung. Baso kayaknya bukan makanan asli Bandung. Seperti Tahu, dia berasal dari negeri kungfu panda. Well, asal usul makanan bukan yang mau saya bahas di sini :P

Instagram Bandung Diary

Hai, teman-teman.
Bandung Diary ada di Instagram sekarang. Follow dong :)
Ya gak juga gak apa-apa, sih. Tapi lumayan loh saya suka bikin kuis dadakan disitu.
Hadiahnya seperti biasa 'mungil' :D

Pasar Antik Cikapundung

More and More, The Beauty of Concordia Bumi Sangkuriang Bandung

21 May 2014
Masih nyambung dengan postingan sebelumnya ini. Kali ini beberapa foto Bumi Sangkuriang. Bangunan klasik ini didirikan tahun 1957 oleh arsitektur asal Belanda bernama Ir. Gmeilig Meyling. 

Tahu Museum Asia Afrika? Dahulu namanya Societet Concordia (SC). Nah di tahun 1950an gedung SC ini jadi milik pemerintah. Komunitas, klub, persatuan, member dari SC pindah ke gedung Bumi Sangkuriang. Sebelum namanya jadi Balai Pertemuan Bumi Sangkuriang, Concordia lah yang disematkan. Sekarang nama Concordia masih ada, kok. Jadi nama hotelnya. Kini pun klub Concordia masih rutin rendevu. 

Terbuka untuk umum, kita bisa juga loh jadi member di Concordia. Fasilitasnya ada ruang fitness, kolam renang, restoran, dan hotel. Kalau pertemuan rutin membernya sih saya gak tahu. Tapi jadi member di sini seru juga kayaknya ya. Bangunannya klasik dan anggun. Eropa tapi ada citarasa Indonesia. Soekarno dulu meminta ke arsiteknya untuk mendirikan bangunan yang tidak terlalu Eropa, sih. 

Meski gak ngerti tentang arsitektur, saya suka sama detil-detil bangunan seperti ini. Kadangkala saya pikir tukang kuli bangunan zaman dulu itu sesungguhnya bukan tukang. Melainkan seniman. Iya sih pasti arsiteknya, mandornya yang mengarahkan mereka membuat benda kayak begini. Tapi kan harus penuh perhatian ngerjainnya. Ah kalau merhatiin tukang-tukang bangunan zaman sekarang, mereka harus diospek, dikirim ke tahun 1890 - 1980. 

Beautiful Wedding at Bumi Sangkuriang Bandung

20 May 2014
Akhir pekan lalu kami diundang ke resepsi pernikahan teman baik. Acaranya di Bumi Sangkuriang, dekat dari rumah di Ledeng. Naik angkot dua kali, jalan kaki sedikit. Sampai deh :)

Beli Buku dan Majalah Bekas di Cikapundung

19 May 2014
Sore-sore di Bandung, pekerjaan sudah beres. Enaknya ngapain ya? Oh, jalan-jalan sore! Saya dan Gele putuskan jalan-jalan ke daerah Cikapundung. Sudah lama tidak belanja majalah bekas di sana. 

Pasar Seni dan Antik di Bandung, Ada di Cikapundung

18 May 2014
Ada Pasar Barang Antik di Cikapundung, kok saya baru tahuuuu! Ahmad Dhani aja tahu masa saya enggak!

Huehehehehe :D

Saya, Gele, dan Nabil udah niat banget mau lihat kayak apa sih Pasar Barang Antik di Bandung. Sebenernya ada sih toko antik di Bandung tuh ada banyak, tapi yang katanya ada di Pasar Cikapundung ini, saya baru tahu. 

Sayang banget, menuju Pasar Barang Antik ini tidak ada informasi petunjuk yang informatif. Cuma patung Cepot berdiri miring dengan poster kayak gini nih. Arah panah cuma 'nyuruh' masuk ke dalam. Dalam sebelah mana.... :D 

Berbekal informasi dari engkoh-engkoh yang kami tanya di toko-toko Pasar/Ruko Cikapundung, katanya saya tinggal naik tangga ke lantai tiga. Gak ada signboard lagi tuh selain si Cepot yang lihat di pinggir jalan tadi. Jadi tiap naik tangga sampai ke lantai tiga, saya nanya ke orang yang nongkrong di dekat tangganya. "Kang, bade ka pasar antik, di mananya?"



Akhirnya sampai juga di lantai tiga. Langsung lah itu toko-toko antiknya kelihatan dari mulut tangganya.

Satu lantai ini banyak tokonya. Kios kecil bentuknya. Kira-kira tiap kios ini 3 x 3 m kali ya. 


Ah pedagang di sana mengira saya mau belanja. Padahal tidak. Saya mau hunting foto dan lihat-lihat saja. Sempat ditawari juga barangkali saya mau jual barang. Berat hati menolak. Kalau saya punya uang banyak, saya belanja sesuka hati deh di Pasar Antik ini. Hiks... 



Gak jauh beda dengan lantai-lantai di bawahnya, lantai tiga ini lebih parah malah. Banyak bagian yang gelapnya. Banyak toko yang belum terisi. Pengap dan gelap jelas bukan kondisi ideal di bisnis perdagangan. Sayang juga sih. 

Sedikit berkeliling saya dan Gele akhirnya ketemu dengan satu toko yang mengingatkan kami pada tontonan favorit di rumah: The Pickers. Tokonya cantik, ditata apik, dan terlihat pemiliknya mengurus tokonya dengan baik (dan penuh cinta :D). 






Sering gak sih melihat hasil pekerjaan orang lain terus mikir "ah orang ini mah emang suka kerja beginian. Cinta dia sama pekerjaannya". Nah persis sama yang saya dan Gele pikirin waktu ada di depan toko yang namanya Gubug Galuh ini. 

Pemiliknya enak diajak ngobrol. Bukan hanya jawab iya-enggak saja. Dia banyak cerita tentang pengalaman berburu mencari barang antik dan keputusannya meninggalkan dunia kerja yang mapan demi barang-barang antik ini. Antara sedih, terharu, dan penuh semangat denger orangnya cerita. Hihihi. 

Kang Asep, pemilik Gubug Galuh, juga cerita mengenai siapa saja pelanggan tetapnya. Tahu Ahmad Dani gak? Suaminya Mulan Jameela. Nah! Orang ini kalau sekali belanja di Pasar Barang Antik Cikapundung bisa ratusan juta! Toko Gubuk Galuh ini termasuk yang rajin didatangi Ahmad Dani. Barangnya mungil-mungil sih. Bukan jualan lemari antik atau kursi jadul. Ada kaleng-kaleng bekas, poster tua, radio, termos, rantang, mesin tik, cermin, dan masih banyak lagi perintilannya.

Saya tunjuk-tunjuk tiga radio yang mengisi toko mungilnya. Kata Kang Asep radionya udah sold out! Sudah pada bayar, hanya belum diambil saja barangnya. 

Melihat kondisi Pasar Antik ini dan ada yang belanja banyak, puji syukur banget. Jadi pedagangnya bisa pulang  ke rumah bawa uang buat nafkahin anak istri. Hore!

Setahun lima bulan umur Pasar barang Antik Cikapundung. Kata penjual di sana, semenjak Ridwan Kamil jadi walikota memang mulai terasa ada peningkatan pengunjung. Baguslah. Cuma tetap deh kudu ada petunjuk arah yang informatif. Biar gak nyasar. 

Pasar Antik kalau bentuk tokonya rapi jali kayak mall jadi gak terasa antiknya. Tapi gak gelap juga kali. Pencahayaan di Pasar Barang Antik Cikapundung harus ditambah. Toko yang buka juga belum banyak. 

Kayaknya kalau bikin acara regular bakalan seru deh. Supaya pengunjung yang datang lebih banyak. Di bagus-bagusin lah, biar di expose lebih banyak. Sayang soalnya kalau cuma 'apa-adanya' begini. Iya tahu, willing to be little itu bagus. Tapi gak alakadarnya, terutama kalau sasarannya wisatawan.

Datang ya ke Pasar Seni dan Antik Cikapundung ini. Seru! Bagian gak bagusnya (kayak gelap dan nyasar) bisa jadi petualangan sih sebenarnya hohoho. Kata Kang Asep kalau hari minggu tutup euy.

Tempat ini bisa jadi surga buat desainer interior. Padahal 'sampah' semua ya isinya :)) temen-temen yang nyari pajangan buat rumah atau kafenya juga cocok nih datang ke Pasar Antik ini, bisa juga kalau mau kasih kado, ah seru deh pokoknya seneng lihat furniturnya. Jadi bertanya-tanya ke mana nenek kita menyimpan semua furnitur yang kita lihat dulu di rumahnya. 


Telepon 200 - 300K
Lemari 500K - 1000M
Koper 300 - 500K
Termos air 75K
Rantang 200 - 500K
Radio 400K - 1000M
Cermin 200K
Kaca 200  - 300K
Sepeda 400 - 800K
Dan masih banyak lagi...


Cara Menuju Pasar Seni dan Barang Antik Cikapundung
1. Ada angkot St. Hall - Gede Bage yang lewat di depan Ruko Cikapundung ini. 
2. Ada juga angkot yang lewat sekitar Braga dan Jalan Banceuy, jadi teman-teman kudu jalan kaki dulu untuk sampai ke Pasar Antik ini. Dekat laa :) 
  • Angkot Buah Batu - Pasar Sederhana
  • Angkot Cicadas - Elang
  • Kalapa - Dago
3. Kalau bawa kendaraan sendiri, langsung aja masuk ke parkiran Ruko Cikapundung. Gede kok parkirannya. Rukonya di sebelah kiri jalan, hati-hati ini one-way traffic. 

4. Cikapundung ada di dekat Braga. Masing di lingkungan yang sama malahan. Pada tahu Jalan Asia Afrika, tak? Nah! Tetangganya jalan Asia Afrika, belakangnya museum Asia Afrika. 

5. Kalau mau sholat atau cari kamar mandi sekitar daerah ini, rekomendasi saya masjid dan kamar mandi kantor PLN di yang lokasinya bersebrangan dengan Ruko Cikapundung. Jalan dikit sih, tapi dekat banget kok. Masuk dari pintu gerbang gede di dekat geng penjual buku-buku bekas Cikapundung. Izin dulu ke satpamnya. Biasanya suka dibolehin kok. Masjid dan kamar mandinya bersih, saya suka :) hehehe










Bis DAMRI Kota Bandung, Aku Padamu...

16 May 2014
Jalan-jalan di Bandung paling murah ya naik turun jenis angkutan ini: Bis Kota. Kami menyebutnya dengan nama Damri. Jauh dekat Rp 3.000. 
Duduk di dalam Damri, pinggir jendela, melihat Bandung dari ketinggian bis kota, banyak cerita, suka duka, kaki keinjek high-heel mba-mba, dompet kecopetan, tangan berpegangan dengan si aa, pura-pura ketiduran di pundak si akang, baca buku sampe kelewatan arah tujuan, blablabla. Kalau dipikir-pikir, seru juga ya, meskipun banyak gak enaknya :D

Tiga Orang yang Memperoleh Buku dari Bandung Diary adalah...

15 May 2014
1. Dini

Saya sudah mengirim pesan, menanyakan alamat ke masing-masing portal yang bisa saya hubungi ya. Dini di blog, Lani ke Google+, dan Indah ke email. Tapi kalau kalian belum menerima pesan saya, silakan kirim email ke bandungdiary@gmail.com. Kasih tahu saya alamat pengirimannya yak :) kalau bisa disertai nomor kontak yang bisa saya hubungi, untuk konfirmasi pengiriman. 

Hatur nuhun terima kasih buat teman-teman (teman lama dan yes, banyak teman baru! hehe) yang sudah berpartisipasi dalam April's Most Popular In Bandung Diary. Nantikan di bulan berikutnya pasti ada lagi hadiah-hadiah 'kecil' dari Bandung Diary ya hehehe :) 




-Ulu for Bandung Diary

Kambing Guling di Atas Cikapundung

12 May 2014
Waktu jalan-jalan ke Pasar Antik Cikapundung, ada semilir wangi makanan. Endus..endus.. di mana gerangan sumber wanginya.

Oalaaa ternyata.. mhuahahahahaha


Sudut Alkateri di Galeri Soemardja

09 May 2014
Adik si gadis yang baru lulus kuliah seni rupa masuk seleksi Mini Project 15 x 15 x15 ke #5 di Galeri Soemardja. Openingnya saya harus datang, pesen dari Ibu yang gak bisa datang :D
Semua karya yang dipamerkan di sini ukuran dimensi karyanya 15 x 15 x 15 CENTIMETER. Mungil-mungil. Tidak hanya karya seni lukis. Ada juga karya seni lain yang (mohon maaf) istilahnya saya tidak ketahui :D Karya seni yang saya tahu mentok di istilah lukisan, patung, musik. Heuheuheu.

Damai di Kedai Teko, Ciumbeuleuit Bandung

07 May 2014
Ciumbeuleuit (nah susah gak tuh pelafalannya haha :D) adalah nama jalan di kawasan Bandung utara. Di sini jalannya nanjak. Terus sampai mentok ke tempat yang namanya Punclut.
Di Ciumbeuleuit ada kampus swasta ternama. Universitas Parahyangan namanya. Berjajar juga rumah-rumah tua gaya arsitektur zaman Belanda juga langgam jengki. Rumah tahun 70an. Halaman rumahnya luas-luas. Seneng lihatnya.

Pengalaman (Pertama) Makan Hidangan Thailand dan Malaysia di Mamak Kitchen

06 May 2014
Jalan-jalan, makan-makan.
Belanja, makan-makan.
Baca buku, makan-makan.
Nongkrong, makan-makan.

Banyak kegiatan yang didalamnya tidak jauh dari mengisi perut. Terutama bagian pertama dan kedua di atas. Jalan-jalan, belanja, dan makan-makan di Bandung ibaratnya sedang berada di pulau wisata terpencil yang semuanya ada. Melangkah sejengkal langsung duduk di tempat tujuan.

Misalnya di jalan Riau ini. Jalan-jalan bisa, belanja apalagi, makan-makan...wah maunya apa? restoran dan kafe berjajar macam antrian tiap tanggal muda di bank. Ramainya bukan main, terutama akhir minggu. Sumber kemacetan tapi juga sumber pendapatan.

April's Most Popular In Bandung Diary

05 May 2014
Halow :)

Mau rekap apa saja tulisan di Bandung Diary yang jadi favorit selama bulan April.
Here goes:
Warung Salse jadi top of the top postingan. Banyak yang baca. Saya pengen balik lagi deh ke sana. Makan lagi Nasi Goreng Rendang dan Kwetiaw Telur Mata Sapinya. Minum lagi milkshake Vanila Kocoknya yang aduhai nikmat sekali. Tempatnya yang unik dan nyaman bikin saya betah. Makan enak, tempatnya nyaman dan indah. Klop!

Pasir Pawon di Bandung, Ada Terumbu Karangnya!

04 May 2014
Menulis tentang tempat ini artinya membicarakan masa muda saya :D Awal umur 20an hampir setahun tiga kali ke sini. Karena pekerjaan, lingkaran pertemanan, dan sederhananya ya saya suka jalan-jalan. Pasir Pawon.  
Pasir adalah bukit. Pawon itu dapur. Keduanya bahasa sunda. Penduduk yang menamainya Pasir Pawon. Pawon/dapur ini berhubungan dengan legenda Sangkuriang dan bentuk di dalam perut Pasir Pawon yang menyerupai cerobong/hawu. 

Dago Pakar di Bandung Utara, Jalan Kaki Olahraganya

03 May 2014
Tulisan sebelumnya menceritakan tentang Dago Pakar. 
Tahu gak saya ke sana dalam rangka olahraga sebenarnya :)

Indragele (yes, fotografer blog Bandung Diary :D) sakit tipes. Sebulan setelah kesembuhannya kami putuskan mulai mengolah raga. Kami memulainya dengan yang paling ringan: jalan kaki. Setelah mendaftar beberapa tempat, kami pilih Dago Pakar.
Ada banyak lapangan di Bandung, Gasibu dan Sabuga contohnya. Letaknya di pisat kota. Lalu kenapa kami memilih berjauh-jauh ria ke ujung Dago?

Hiking 'Kecil-kecilan' di Hutan Dago Pakar, Lihat Air Terjun dan Masuk Gua Belanda

02 May 2014
Kalau 1 kilometer = 2000 langkah kaki, maka jumlah total langkah kaki untuk mencapai air terjun ini adalah 10.000! Perjalanan jarak jauh ini akan memakan waktu sekitar satu - dua jam. Ini juga bisa jadi tergantung kegiatan selama proses kita berjalan kaki menuju ke sana. Beberapa titik di sini enaknya kita berhenti dan menikmati pemandangan, mendengar suara burung dan serangga hutan. Menyenangkan meski melelahkan.


Petunjuk Arah ke PMI kota Bandung

01 May 2014
1. Angkot yang lewat di depan PMI Kota Bandung: Cicaheum - Kalapa via (jalan) Aceh

2. Angkot yang lewat sekitar PMI Kota Bandung: Sadang Serang - Caringin, Kalapa - Ledeng

3. Lokasi PMI Kota Bandung berhadap-hadapan dengan gedung Graha Manggala Siliwangi, dari perempatan jalan Aceh tidak jauh. Jalan kaki tidak sampai satu menit dari perempatan tersebut.